02. HAH?!

3.3K 68 0
                                    

Happy Reading
________

"Puffffff" Manda menyemprotkan minuman yang harusnya ia telan. Bagian minumannya sampai mengenai wajah sang papah.

"N-nikah,pah?" Sampai tidak bisa berkata-kata karena terlalu syok. Untuk Beberapa saat, otaknya sampai tidak bisa bekerja.

Beda Amanda sampai kembas dan rasanya sungguh sakit melebihi ketika ia terkena tinju,tendangan, atau malah lemparan batu oleh lawan saat sedang tawuran. "Enggak salah? Hanya karena papah sudah enggak mau urus aku,papah ingin hidup damai dengan istri dan anak tiri kesayangan papah, papah mau nikahin aku sama orang yang bahkan enggak aku kenal? Gitu ?

Mata Amanda sudah langsung basah seiring hatinya yang tercabik pedih.
"Kenapa harus nikah,owh?"ucapnya nyaris tak terdengar karena suaranya tertahan di tenggorokan.

"Biar kamu lebih mikir nggak sibuk bolos buat balapan apalagi tawuran terus!. Hobi kok nyumbang nyawa bikin susah orang saja." Tegas pak Edo yang tak lain papah dari Amanda.

Mendengarnya Amanda tersenyum miris, mengangguk-angguk di tengah tatapannya yang masih fokus pada kedua mata sang papa. "Iya maksud aku, kenapa papa mau nikahin aku? kenapa papa nggak jual aku saja sekalian biar papa sama keluarga baru papa bisa menikmati hasilnya"

Kali suara yang Amanda masih lirih, tapi itu karena gadis cantik itu sudah terlanjur sakit.

Tangan kanan Pak Edo langsung terangkat, siap menampar Amanda Anda ibu lista sang istri baru tidak berseru. Udah cantik yang juga sangat menjaga penampilan itu buru-buru mendekat, aku Amanda tapi Amanda langsung menepis. Tak Sudi  dan terlanjur jijik. Anda sungguh benci ibu tirinya. Enggak yang ada tamparan panas yang awalnya tertunda mendarat juga di pipi kiri Amanda.

Amanda langsung sempoyongan dan
Akhir terduduk di lantai dapur dengan agak terbanting. Sementara gelas yang awalnya Amanda pegang menggunakan tangan kanan turut jatuh pecah. Naasnya tangan kanan Amanda sampai bertopang pada lantai yang dihiasi pecahan gelas. Drama yang 4 bulan terakhir mewarnai rumah mereka semenjak Pak Edo menikahi ibu lista berakhir dengan kepedihan seorang Amanda yang merasa dibuang. Lalu begitu anak sendiri tapi seperti sampah yang tak seharusnya ada.

Sejak sebelum Pak Edo menikah lagi, tak lama setelah Mama Amanda meninggal, Amanda sudah merasakan betapa sang papah lebih mirip orang asing. Papa terlihat jelas lebih menyayangi keluarga barunya bahkan itu Putri tiri yang tentu saja bukan darah dagingnya.

"Cinta untuk memastikan logika sekaligus warasan papa. Mungkin ini yang dinamakan, yang namanya terlanjur benci apapun yang orang itu lakukan pasti selalu akan terlihat salah untuk orang yang membencinya. Setelah Mama pergi aku mulai yakin ada yang bisa menghancurkan kekentalan darah dan itu pemilik darah itu sendiri"ucap Amanda lelah.

Apa memperdulikan rasa sakit akibat luka di telapak tangan kanannya, Amanda melangkah pergi. Dia melangkah lemas seolah semuanya baik-baik saja, kalau tentu saja darah segar begitu gesit mengalir seolah mereka sedang berlomba, siapa yang paling cepat jatuh ke lantai meninggalkan jejak kepergian seorang Amanda.

Dapur Amanda berpapasan dengan Anya. Gadis feminim yang selalu tampilnya necis sekaligus seksi itu diam-diam tersenyum sinis kepadanya waktu ketiga melongok ke Pak Eko hanya akan memasang wajah sedih.

"Aku obati,ya?"tawar Anya bersandiwara peduli kepada Amanda.

Tentu Aja itu  hanya siasat dan Amanda membalasnya dengan tersenyum. "Sekitar 1 jam yang lalu aku kembali menolak cinta Miko untuk yang ke-11 kali,kamu tahu apa yang dia lakukan? DIA NGAJAK AKU NIKAH!"

Satu hal yang membuat Amanda merasa menang dalam perang dingin di antara mereka. Miko si bos Balap liar yang juga ketua OSIS sekaligus siswa berpengaruh di sekolah mereka, hanya mencintai satu gadis dan itu Amanda. Padahal nyaris semua siswi termasuk itu hanya rela melakukan hal murahan hanya untuk mendapatkan sedikit perhatian seorang miko.

Sungguh, kenyataan Miko yang merupakan siswa tertampan di sekolah mereka, tapi Miko selalu bersikap dingin kecuali kepada Amanda, jadi jurus pamungkas seorang Amanda membalas semua lukanya kepada Anya maupun itu lista.

Hanya terdiam membeku menahan kekesalannya kepada Amanda. namun ia juga tak lupa sengaja memasang wajah teraniaya agar sang papah sambung makin membenci Amanda.

"Udah kamu tidak usah peduliin dia lagi" sargah pak Edo kepada Anya.

Persis yang Anya  harapkan. Papa sambungnya jauh lebih menyayangi sekaligus peduli kepadanya.

***

Sekitar 10 menit kemudian rombongan pak samudra datang. Namun,Anya tidak berminat ikut serta karena kedatangan pak samudra sekeluarga memang tidak membuat janji. Tentunya yang hanya tahu pas samudra calon suami Amanda sudah bapak-bapak seorang duda dan anaknya sudah besar, tentu saja sama sekali tidak tertarik.

Malahan hanya merasa musibah Anda iya sampai kenal atau setidaknya sekedar menampakan diri di depan pak samudra.

"Sayang,tangan kanan kamu? Pipi kiri kamu?" Ibu sintia yang memaksa menemui Amanda di kamar gadis itu,tak kuasa membendung kesedihannya apalagi air matanya.

Cynthia nyaris merengkuh tubuh Amanda tapi melihat luka di telapak tangan kanan Amanda yang masih baru dan memang belum diobati membuatnya membuang paksa gadis itu.

"Sam...Sam,ini tolongin ama8.ayo bawa Amanda ke rumah sakit" seru ibu sintia

"Samudra?"batin Amanda.

Amanda tahu, samudra merupakan nama dari pria yang akan dinikahkan dengannya. Namun Amanda juga terkejut karena pria yang dikata Pak Edo merupakan seorang duda, dan juga memiliki seorang putri berusia 10 tahun, masih sangat muda bisa amandaf tafsir harusnya samudra itu baru berusia di akhir kepala dua.

"Ah,enggak mungkin. Emang dasarnya si samudra ini awet muda, udah kan kebanyakan gitu, buat jaring daun muda atau mangsa menguntungkannya lainnya, nggak usah jauh-jauh, contohnya saja papa Edo"batin Amanda yang diam-diam menilai sosok samudra.

"Dia yang tadi di jalan, yang di motor pas macet, dan juga murid di kelasku yang berbakat bolos"batin samudra yang hanya akan melirik Amanda dan itu pun sangat sebentar sekaligus jarang.

Amanda mau mau saja diboyong ke rumah sakit karena gadis itu juga sudah sangat ingin angkat kaki dari rumah orang tuanya untuk selama-lamanya.

Seperti yang Amanda ketahui dari sang papa, iya yang bernama samudra sungguh sudah memiliki seorang putri berusia 10 tahun. Cah itu dipanggil pia tapi pia langsung memanggil Amanda dengan sebutan kakak.

Setelah sampai di rumah sakit Amanda yang hanya ditemani ibu Sintia walau tadisetelah sampai di rumah sakit Amanda yang hanya ditemani ibu Sintia walau tadi mereka datang rombongan, langsung menjalani operasi. Luka di telapak tangan Amanda sampai diperban karena terbilang parah. Sarafnya saja ada beberapa yang nyaris putus dan setelah selesai tanpa sampai menjalani rawat inap, Amanda langsung diboyong ke rumah samudra. Di sana sudah ada Pak Edo dan beberapa pria berpeci dan tampak agamis.

"Mulai sekarang,ini jadi kamar kamu juga"ucap ibu sintia.

Kamar Yang dimaksud ada di lantai 2 dan di sana tampak berpenghuni . Pernyataan tersebut dikuatkan dengan kenyataan meja belajar yang penuh buku dan juga sebuah laptop. Semua Lemari pakaian pun dalam  keadaan penuh.

Sementara yang di lemari gantung dan pintunya terbuka sempurna, berisi pakaian lengan panjang pria. Amanda berpikir itu kamar samudra atau malah laki-laki lain yang tinggal di sana.

Belum sempat berkomentar maupun bertanya seseorang mengetuk pintu dan ternyata itu dua orang art yang membawakan barang-barang Amanda. Yang membuat planet terkejut tentu suara bariton seorang pria yang berkata tegas di lantai bawah sana.

"Saya terima nikah dan kawinnya Amanda Cecilia Wicaksana binti"

"Hah?" Anda panik spannik-paniknya. Buru-buru iya keluar dari kamar. Terali menuju tangga, yang mendapati sesi ijab Kabul  atas nama dirinya diucapkan oleh samudra dan baru saja dijawab "SAH" oleh semua orang disana, termasuk itu pak edo sang papa!

***

Bersambung

SECRET WEDDING TO A TEACHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang