Happy Reading
_______
Amanda sadar, sepanjang jam olahraga yang dipandu oleh pak samudra, pria itu semakin jeli mengawasinya. Karena meski hanya melalui lirikan singkat, mata pak samudra memang sejeli itu. Hanya saja dari semuanya, walau tangan kanan Amanda terluka, gadis itu menjadi siswi paling cekatan sekaligus fokus. Tolak peluru yang aman dilakukan sampai melampaui lemparan terjauh dari murid laki-laki.
"Ulangi" lirih pak samudra yang selalu saja mengetes kesabaran manda.
"Apa lagi sih? Kan udah!" Kesal Manda.
"Kaki kamu melewati garis start" tegas pak samudra lirih.
Tanpa terlebih dahulu menjawab, panda langsung memastikan kaki kanannya. Apa yang samudra katakan memang benar, tapi masalahnya kaki kanan Amanda hanya lewat sedikit dan itu tidak lebih dari satu senti.
"Enggak ada satu senti,pak!" Kesal Manda. Namun pria yang ia ajak bicara terlihat jelas tidak akan menerima protesnya.
"Menghargai disiplin akan kamu rasakan ketika nanti kamu sudah dewasa" tegas pak samudra
Bukannya merasa mendapat pencerahan, yang Amanda rasakan malah dendam. Amanda yang juga merasa tertantang, sikap menerima bola besi untuknya kembali melakukan tolak peluru. Lain dengan para siswi yang mendadak menjadi pilon di setiap mereka dekat dengan Pak samudra. Bukannya sibuk tebar pesona sekaligus mencuri perhatian, mereka malah meleyot duluan
Bola peluru seberat 3 kilo sudah amanda terima walau Amanda masih fokus menatap kesal pak samudra yang juga masih menatapnya dengan tatapan menantang. Juga, walau Amanda mengendalikan bola peluru itu menggunakan tangan kiri lantaran tangan kanannya masih terluka. Tentunya berbeda dari siswi lain yang serba manja dan ingin diperhatikan oleh Pak samudra, Amanda yang walau sedang sakit, tetap menjadi pribadi mandiri walau sikapnya benar-benar bar-bar.
Kini, bukannya melempar ke depan, ke rute yang harusnya menjadi pendaratan peluru, Manda malah melakukan ancang-ancang dengan nyaris melemparkan bola besinya ke wajah Pak samudra. Semua yang ada di sana dan melihatnya dibuat tercengang sekaligus syok. Bahkan walaupun Pak samudra adem anyam menahan bola besinya menggunakan telapak tangan kiri.
"Lingkaran pelurunya ada di depan, di lapangan. Bukan di wajah saya!" Tegas pak samudra lirih sekaligus santai.
Amanda mendengkus kesal. Dalam hatinya sambil mundur dari pak samudra, ia terus berpikir kapan dirinya memiliki kesempatan untuk mengerjai pak samudra habis-habisan.
"Lakukan ancang-ancang yang benar. jangan lupa, jangan sampai lewat garis start" ucap pak samudra terus mengawasi Amanda dari ujung kepala sampai kaki. Di Tangan kanannya, ia memegang penggaris kayu sepanjang 1 Meter. Sementara tangan kiri memegang buku absensi. Dan di lehernya ada kalung dilengkapi peluit.
Menahan kesal, Manda siap melempar lagi. Ingin membuktikan bahwa dirinya memang bisa. Namun, dari belakang, suara Miko si ketos idaman para siswi, berseru, "ayo Amanda sayang! Kamu pasti bisa!"
Bukannya melempar peluru besi sejauh mungkin, yang ada, Amanda malah menjatuhkan bola pelurunya begitu saja. Andai samudra tidak cekatan menangkap peluru tersebut, remuk kaki Manda yang kebetulan nyeker sendirian.
Setelah menatap tidak percaya pak samudra yang malah mendadak menjadi dewa penolongnya, Amanda langsung buru-buru mengambil bola pelurunya dari tangan kanan pas samudra. "Rese kamu yah mik,sini kamu kalau berani!! Sini"
Terus berlari mengejar Miko yang tak hentinya menghindar sambil tertawa girang minggat dari area lapangan yang ada di belakang kelas.
"Heh! Jangan minggat, kamu!" Kesal Amanda sambil terus mengejar miko
"Dia beneran pacarnya? Kalau enggak salah, itu Miko ketua OSIS,kan?" Pikir pak samudra langsung menyikapi keadaan dengan serius. Ia sengaja menyusul Amanda. Karena jika melihat watak Amanda, gadis itu tetap tidak akan mendengarkan temannya, walau itu atas perintahnya.
"Mereka memang sudah jadian, ya?" Bincang siswi di sana yang menjadi langsung ON jika tidak ada pak samudra.
"Miko sama ketua tim hore itu kan? Siapa itu namanya, si Anya ya?"
"Si Anya yang wakil ketua OSIS, maksudnya?"
Meninggalkan obrolan para siswi, Amanda yang kehilangan jejak Miko,malah kembali berhadapan dengan sang suami yang benar-benar galak sekaligus menyebalkan.
"Balik!" Titah pak samudra lirih, Namum, sekolah yang tenang karena kini masih jam istirahat, membuat suara itu terdengar dengan baik, ditambah telinga Amanda yang juga masih bekerja dengan baik.
"2 detik kamu masih diam apalagi kabur di tengah jam pelajaran, saya akan potong nilai kamu" lirih pak samudra sengaja mengancam.
"Ya sudah potong saja!" Lewat mana yang segera balik badan meninggalkan Pak samudra.
Tidak diduga, samudra meraih pergelangan tangan kanan Amanda yang tidak memegang peluru besi, kemudian dalam sekejap pria itu juga sampai nekat memanggul tubuh ramping Manda.
"Pak,...pak ini sekolah!" Panik Manda setelah sebelumnya merelakan bola besinya turut diambil alih oleh tangan kiri samudra. "Ya Tuhan, guru galak ini suamiku, bayangin, di sekolah saja diawasi, lebih-lebih di rumah!"
Dari Balik pintu perpustakaan yang perlahan terbuka, aku yang keluar dari sana sambil tersenyum jahil, langsung bengong menatap lemas pemandangan di depan sana. Ada laki-laki lain yang mendekati Manda dan itu guru baru di sekolah mereka. Iya, miko merasa cara Pak samudra lakukan Manda karena memang ada yang beda.
Bergegas miko menyusul, dia mengamati dari pintu menuju lapangan belakang. Dalam diamnya, ya terus serius mengawasi dan memang melihat dengan jelas bahwa sepanjang mengajar, Pak samudra terus memperhatikan Manda, perlakukan Manda dengan sangat berbedaperlakukan Manda dengan sangat berbeda. Karena meski pas samudra cenderung galak dan di beberapa kesempatan Tidak segan memukul Amanda menggunakan penggaris kayu, cara itu Miko yakini sebagai wujud dari perhatian khusus Pak samudra kepada Manda.
"Pak samudra suka sama Amanda?" Pertanyaan itu langsung miko todongkan pada pak samudra ketika pria itu baru keluar dari ruang guru, di jam pulang sekolah. Hanya ada mereka berdua dan Miko sudah memastikannya, selain suasana sekolah yang memang sepi.
Pak samudra yang hafal suara Miko ditambah nama Amanda sampai disebut, dengan dingin segera balik badan. Depan ruang guru yang baru ia tinggalkan, ia sungguh mendapati Miko berdiri menunggu jawaban darinya.
"Ada apa?" Samudra sengaja pura-pura tidak mendengar ucapan pemuda tampan yang memang good looking, dihadapannya. Tak ubahnya dirinya Miko yang memiliki postur tinggi tegap itu juga siap pulang. Pria berkulit putih bersih tersebut sudah menghiasi punggung dengan tas gendong warna hitam. "Barusan, kamu berbicara dengan saya?
"Pak samudra suka sama Amanda?" Miko mengulang pertanyaannya. Di hadapannya, pria yang selalu bersikap tenang hanya mengerjap, menghela nafas kemudian menggeleng. Kemudian, pria itu pergi tanpa balasan berarti. Membuatnya semakin yakin, guru baru di sekolahnya itu memang naksir sama Amanda, gadis yang dari bangku SMP sudah ia incar.
Bersambung
Puji syukur, akhirnya bisa update sampai bab 5 xixi
Kata teman saya, kalo saya selalu buat cerita tidak Samapi tamat jadi dia malas baca wkwk, tapi kali ini serius saya mau update sampai tamat xixi
Semoga bisa yah, doain semoga saya tidak mager dan mempunyai ide untuk melanjutkan cerita ini xixi
Jangan lupa untuk tandai kalo ada typo dan kalimat yang doubel yah, terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET WEDDING TO A TEACHER [END]
Storie d'amoreSTART: AUGUST 6, 2023 END: OCTOBER 16, 2023 Amanda masih sangat berduka ketika 1 bulan dari kematian sang Mama,sang papah malah menikah lagi padahal Amanda tidak mengizinkannya. memiliki mamah dan juga adik tiri perempuan sebaya dengannya yang membu...