Happy Reading
________"Ya ampun!" Amanda segera menarik beberapa helai tisu dari meja mereka, kemudian menggunakannya untuk mengeringkan wajah Pak Samudra. Pria itu tampak sangat kesal dan sampai sekarang masih terpejam, sementara di sekitar mereka, semua mata langsung sibuk mengamati.
"Pak, jangan marah. Aku beneran enggak tahu." Amanda benar-benar memohon.
Pak Samudra berangsur membuka mata dan perlahan menatap sang istri. "Ketularan pipin ih kamu!"
Amanda cemberut dan memasang tampang yang benar-benar menyesal. "tapi aku beneran nggak tahu, kok aku sampai bisa kirim stiker itu."
"Itu pasti tadi, pas Caca peluk aku buat nguatin aku. Terus dia juga cerita kalau Miko mau pindah ke luar negeri."
Pak Samudra langsung mengernyit. "Memangnya hubungan Miko yang mau ke luar negeri sama kamu apa?"
"Kan Miko sering ngaku-ngaku kalau aku pacar dia," jelas Amanda tapi tak Samudra buru-buru menahannya, memintanya untuk tidak melanjutkan.
"Iya udah, jangan di bahas!" Yakin Pak Samudra
Tapi tampang Pak Samudra terlihat sangat galak dan amanah merasa suaminya itu Tengah marah kepadanya.
"Pak?" Panggil Amanda sambil menatap serius pak samudra yang menatap seksama buku menu di sana.
"Hmm?" Gumam Pak Samudra tanpa sedikitpun melirik Amanda.
Di mata Amanda, bagi seorang Pak Samudra, buku menu kantin di sana jauh lebih menarik ketimbang dirinya.
"Ya sudahlah, suka-suka bapak!" Sebal Amanda yang kemudian menyerahkan ponsel milik Pak Samudra.
Amanda memilih fokus dengan ponselnya, melihat beberapa video terkini di YouTube. Tanpa gadis itu ketahui, diam-diam Pak Samudra Tengah mengawasi.
"Si miko kayaknya memang naksir berat ke Manda. Hanya saja, miko anak yang terlalu lurus sekaligus enggak bisa membantah orang tuanya, jadi miko enggak bisa mengejar Manda dengan leluasa," batin Pak samudra yang mau tidak mau harus mengakui dirinya cemburu. Dirinya tidak suka ada laki-laki lain mendekati ataupun sekedar mengaku-ngaku jadi pacar Amanda seperti yang Miko lakukan.
Hingga jam sekolah berakhir Pak samudra yang masih menunggu Amanda juga masih belum bisa memulai obrolan, atau setidaknya melakukan hal agar kebersamaan mereka tak sepenuhnya datar.
Tak beda dengan Pak Samudra. Diamnya sang suami juga membuat seorang Amanda tak berani berbuat banyak karena memang takut salah orang rumah langsung menjadikan kesiapan kebersamaan keduanya sebagai fokus perhatian.
"Kalian lagi berantem?" Tanya ibu Sintia sambil menatap heran Pak samudra yang walau duduk bersebelahan, tapi tampak diam dan mirip orang asing.
Amanda langsung dia menatap ibu Sintia yang duduk persis di hadapannya. Kemudian ia menatap ke sebelah ujung keberadaan sang papa mertua memimpin acara makan malam mereka. Tak beda dengan ibu Sintia, papa dari Pak Samudra itu juga menatapnya maupun Pak Samudra, penuh tanda tanya.
Amanda berangsur menggeleng. "Enggak sih, aku rasa semuanya baik-baik saja. Enggak tau kalo Pak Samudra." Ketika Amanda melirik Pak Samudra, pria itu menatapnya dengan tatapan malas.
Pia yang duduk di sebelah ibu Cynthia, berangsur menghela nafas pelan. Ragu-ragu ia berkata, "papa, papa gengsi!"
Dituding demikian oleh sang anak, Pak Samudra langsung tidak bisa berkata-kata. Lain dengan ibu Sintia yang langsung tersipu malu menatap sepasang jeda di hadapannya, silih berganti.
Malam makin larut, dan Pak samudra dengan Amanda masih fokus dengan ujian pembelajaran untuk Amanda. Seperti semenjak dari insiden kecil di kantin, kedua sejoli itu masih saja diam.
"Sudah?" Tanya Pak Samudra ketika Amanda menyerahkan selembaran jawaban darinya. Di hadapannya, Amanda yang masih duduk cenderung menunduk, berangsur mengangguk-angguk.
"Saya periksa dulu." Pak Samudra langsung memeriksa setiap jawaban sambil sesekali melirik sang istri penuh keseriusan. "Hanya salah satu, bahasa Indonesia seharusnya memang mudah apalagi hampir setiap waktu kita menerapkannya dalam kehidupan."
Amanda menerima lembar jawabannya. Gadis itu merasa lega karena mendapatkan nilai bagus hanya cukup bermodal ketelitian sekaligus keuletan dalam belajar. "Aku boleh tidur belum, pak? Soalnya ngantuk banget."
Pak Samudra terdiam sejenak kemudian berdeham. "Nda, bikin perjanjian, yuk?" Ucapnya benar-benar canggung.
Amanda mengernyit bingung. "Bikin perjanjian bagaimana?"
"Mengenai hubungan kita," balas Pak Samudra masih canggung tapi memang gengsi.
"Memangnya hubungan kita kenapa Pak?" Sergah Amanda. "Pak, ini sudah malam. Jadi jangan main tebak-tebakan soalnya kalau makin malam, otakku makin enggak bisa diajak kompromi."
Pak Samudra makin tegang. Sekedar menatap Amanda saja, ia jadi tidak memiliki keberanian. "Berjanjilah untuk tetap menjaga hubungan kita. Jangan sampai ada orang lain dalam hubungan kita bahkan sekedar kesempatan."
Mendengar permohonan barusan yang ada Amanda langsung takut. "Bapak jangan bilang begitu ih yang ada, aku jadi takut!!! Aku tidur aja deh!"
Amanda pergi tanpa persetujuan atau setidaknya memberi Pak Samudra untuk memperjelas maksud dari permohonannya.
"Nda?" Panggil Pak samudra yang tepat di tempat duduknya dan melepas kepergian Amanda dari sana. Seperti yang Amanda katakan, gadis itu sungguh mengambil posisi tidur. Amanda Maris menyelimuti penuh tubuhnya, hanya menyisakan kepala saja yang tidak sampai diselimuti.
"kok jadi nggak enak gini ya?" Lirih Pak Samudra yang menjadi tak karuan. Rasanya benar-benar tidak jelas. Sekedar bernapas pun rasanya sangat berat sekaligus salah.
Baru Pak Samudra sadari, yang namanya gengsi bisa membuatnya kehilangan segalanya termasuk itu cinta yang baru saja mekar. Cinta yang tentu saja ia tanam khusus untuk Amanda jauh di dalam lubuk hatinya. Dan juga cinta yang tidak akan ada satupun yang mengetahuinya selain dirinya.
Tak mau membuat meja kerjanya yang juga telah menjadi meja belajar Amanda berantakan. Ia sengaja merapikannya. Tak lupa ia juga mematikan lampu di area atas meja sebelum ia benar-benar menghampiri Amanda.
Makin tipisnya jarak mereka, Pak samudra yang masih melangkah menuju tempat tidur Mereka ingin berkata, "sebenarnya aku takut kehilangan kamu. Aku nggak bisa lihat kamu dekat dengan laki-laki lain apalagi jika harus berbagi kamu dengan laki-laki lain. Sekedar berteman pun kalau laki-laki itu bukan temanku, aku no," batinnya
Awalnya, Pak Samudra tidur di pinggir, namun selama itu juga, matanya terus mengamati punggung Amanda yang tetap membelakanginya. Perlahan tapi pasti, ia berangsur merangkak, merapatkan jarak mereka, selain ia yang nekat mendekap Amanda.
Yang Pak Samudra mau, mereka tetap bersama-sama walau mereka akan sibuk dengan kesibukan masing-masing. Pak samudra yang juga akan turut membantu sang papa jika di luar jam sekolah, juga Amanda yang tentu saja harus menyelesaikan pendidikannya hingga sarjana. Jika dibayangkan, semuanya memang terasa mudah. Benar-benar tinggal menjalani saja. Namun jika melihat pribadi Amanda yang sangat menyenangkan, bahkan walau ketika gadis itu sedang songong dan sibuk membuat kesal, Pak Samudra yakin, tidak akan ada kumbang normal yang akan melewatkan Amanda begitu saja
Bersambung
Ramaikan ya,
Jangan lupa Spam emot 🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET WEDDING TO A TEACHER [END]
RomantikSTART: AUGUST 6, 2023 END: OCTOBER 16, 2023 Amanda masih sangat berduka ketika 1 bulan dari kematian sang Mama,sang papah malah menikah lagi padahal Amanda tidak mengizinkannya. memiliki mamah dan juga adik tiri perempuan sebaya dengannya yang membu...