31. ROMANTIS?

1K 26 70
                                    

Happy Reading
__________

"Pagi" sapa Pak Samudra yang sudah menunggu Amanda bangun.

Pak Samudra berusaha memulai hari mereka dengan keromantisan. Hanya saja, Amanda yang benar-benar baru bangun akibat bearing alarm beker yang sangat berisik, langsung terlonjak. Gadis itu reflek mendorong pria dihadapannya dan masih mendekatnya, penuh tenaga. Tubuh Pak Samudra langsung mental dan sebagiannya sampai menyentuh lantai.

Tanggapan refleks amandel mirip ahli bela diri yang mampu mematahkan lawannya hanya dalam sekali sentakan. Pak Samudra nyaris jantungan dan perlahan menggeleng heran kemudian menelan nafas pelan sekaligus dalam.

"Kamu itu kenapa si?" Keluh Pak Samudra ketika Amanda menghampirinya, menolongnya sambil sibuk meminta maaf.

"Nggak biasalah Pak, aku beneran kaget. Aku pikir raymond apa siapa." Amanda benar-benar menyesal, selain Ia yang memang masih sangat trauma pada sentuhan berlebihan. Susah payah ia menarik tubuh Pak Samudra, tapi yang ada, tubuh itu terperosok dan refleks membuatnya ikut tertarik.

"Astaga, kaki kanan saya kram!" Ucap Pak Samudra masih saja memakai bahasa baku padahal ia sedang berusaha romantis kepada Amanda yang baru saja ia biarkan terbanting di atas tubuhnya.

"Ya ampun, sakitnya!" Lirih Amanda sibuk meringis. Karena setelah ubun-ubunnya mencium lantai sekitar Pak Samudra dan itu sampai terbanting, tubuhnya juga turut terbanting dan sebagainya menghantam tubuh Pak Samudra.

"Beneran gagal romantis kalau gini keadaannya!" Keluh Pak Samudra dan langsung mengusik Amanda.

"Nih orang lagi usaha buat romantis?" Pikir Amanda. Ia lirik Pak Samudra dan pria itu masih sibuk meringis memandangi kaki kanan pria itu dan benar-benar terlihat kaku. Kendati demikian, Pak Samudra tetap menggunakan tangan kirinya yang bebas untuk mengamankannya.

"Manda kamu enggak apa-apa kan?" Tanya Pak Samudra memastikan.

Amanda berangsur menyuga rambutnya yang menjadi agak berantakan. "Kayaknya lebih parah kaki bapak. Bentar coba aku lihat kaki bapak." Amanda langsung berusaha melakukan pertolongan, tapi ia masih bingung.

"Tolong tarik pelan-pelan. Serius sakit banget ini. Tumben begini, padahal sudah agak lama enggak kayak gini."

Mendengar keluhan tak samudra yang terdengar sangat serius, Amanda menjadi khawatir. "Padahal guru olahraga dan hari ini pun, kelasku ada jadwal renang. Kalau sampai ada apa-apa gimana?" Batin Amanda.

Baru juga Amanda akan menarik kaki kanan Pak samudra dan itu masih terbilang sangat pelan, pria itu sudah meronta-ronta kesakitan. "Pak, jangan bikin aku takut dong!"

"Ini beneran sakit Manda! Sakitnya beneran luar biasa sampai ke tulang-tulang dari ujung kaki sampai ujung kepala sampai terasa ke rambut-rambut!" Yakin pak samudra yang masih kesakitan. Selain menangis, nafasnya jadi ngos-ngosan. Namun yang membuatnya bingung, Kenapa Amanda malah ikutan nangis? Apakah gadis itu juga terluka serius?

"Manda, kok malah nangis sih? Kamu sakit juga?"

"Bapak kesakitan gitu, sementara pas aku coba tolong, yang ada makin parah. Kalau gitu, kita ke rumah sakit saja yuk? Aku panggilin papanya bapak ya?" Isak Amanda sambil menggunakan kedua jemari tangannya untuk menyukai setiap air matanya yang berlinang. Ia nyaris beranjak dari sana, tapi Pak Samudra menahannya. Jadilah tak ada pilihan lain selain mengurut kaki kanan Pak Samudra menggunakan minyak urut dan itu sebisanya.

"Iya, pelan-pelan." Sebisa mungkin Pak Samudra berusaha untuk tidak sampai teriak karena tampaknya, kesakitannya membuat Amanda takut. Malahan, istrinya itu tampak ikut sakit hanya karena rasa sakitnya. Apakah itu pertanda Amanda juga sudah menyayanginya?

"sini-sini," ucap Pak Samudra setelah Amanda selesai mengurut kaki kanannya. Sebenarnya masih cukup sakit, tapi demi meredam ketakutan Amanda yang begitu mengkhawatirkannya, ia sengaja memeluk Amanda.

Tak diduga, Amanda langsung mendekap tengkuk Pak Samudra menggunakan kedua tangannya sangat erat, sementara dagunya sampai bertumpu di punggung Pak Samudra. Membuat senyum cerah seketika bermekaran dari bibir berisi milik Pak Samudra. "kayaknya kita enggak gagal romantis," lirih Pak Samudra

"Tetap saja, bapak sudah bikin aku takut!" Keluh Amanda yang kemudian mengeratkan dekapannya.

"Tapi asli beneran langsung sembuh Manda." Dan Pak Samudra langsung tersenyum puas.

Berbeda dengan Pak Samudra, Amanda tetap saja khawatir. Saat berangkat ke sekolah pun, Amanda magang untuk membawa motornya dan membonceng Pak Samudra. Namun Pak Samudra tidak mengizinkannya, dan pria itu beralih akan langsung berhenti kalau kakinya sampai kambuh lagi. Tentunya, yang jadi korban mereka masih ketiga orang terpenting dalam kehidupan Pak Samudra. Ada kedua orang tua Pak Samudra, dan juga sang putri yang menjadi tak hentinya tersenyum manis. Sebab walau Pak Samudra dan Amanda sama-sama ngeyel. Interaksi tersebut juga yang membuat kebersamaan keduanya sangat manis.

****

Jam pelajaran pertama di kelas Amanda merupakan pelajaran olahraga. Mereka akan praktik renang, tapi yang membuat Amanda risih, para siswi malah sibuk mempercantik diri. Tak hanya sampai memakai riasan menor dari semacam bulu mata badai dan juga gincu tebal, tapi juga menyumpal buah dada mereka dengan silikon,kain,bahkan bola kasti.

"Kalian sadar nggak sih, apa yang kalian lakuin enggak hanya ngeredahin diri kalian, tapi juga ngeredahin Pak Samudra. Lama-lama aku jadi kasihan ke Pak Samudra, karena semacam apa yang kalian lakukan juga sudah menjerumus ke melecehkan Pak Samudra." Amanda bertutur penuh pengertian, dan semua temannya kompak menatapnya tidak suka.

"Kalaupun kamu adiknya, bukan berarti kamu menghalangi kami. Namanya juga usaha, ikhtiar, apa salahnya?" Ucap ChaCha yang juga tak beda dengan siswi lainnya.

Layaknya siswi lain, ChaCha juga tampak jelas ingin terlihat secantik sekaligus seseksi mungkin. ChaCha yang melakukan pembelaan kepada semua siswi di sana dan juga langsung didukung penuh dalam melawan Amanda, menggunakan pakaian renangnya yang berupa celana panjang lengkap dengan rok renda pendek selaku Seragam renang siswi disana. Hanya saja khusus edisi renang di hadapan Pak Samudra, semua seragam siswi teman Amanda mendadak sangat ketat dan benar-benar mengekspos lekuk tubuh mereka. Benar-benar hanya Amanda yang bergaya wajar ala kadarnya.

"Terserah kalian lah. Tapi hati-hati, tuh bedak pada luntur, sama penyumpal dada juga tolong kasih sabuk pengaman biar enggak main ke rumah tetangga!" Sinis Amanda yang langsung pergi meninggalkan tatapan tidak nyaman yang menjadi menghakiminya dari siswi sekelasnya.

"Kalau gini caranya, aku beneran enggak rela Pak Samudra tetap jadi guru olahraga. Cara mereka beneran ngeredahin laki-laki banget loh! Yang namanya begitu kan memang enggak hanya ke wanita, tapi juga ke pria dan buktinya sebentar lagi. Mending Pak Samudra kerja di kantor bantu papa saja! Gimana kalau sampai ada yang nekat menjebak Pak Samudra ngakunya hamil anaknya Pak Samudra apa gimana?" Lirih Amanda yang sesekali melirik sinis sekitar.

Keluar dari lorong keberadaan kamar mandi, ia sudah langsung melihat Pak Samudra. Pria itu sudah memakai seragam olahraga. Atasan hem lengan pendek warna putih biru dongker, sementara bawahannya berupa celana training panjang warna biru dongker. Selain membawa buku absensi lengkap dengan keperluan alat tulis termasuk penggaris kayu, di leher pria itu juga sudah terkalung peluit khusus. Ketika Amanda bermaksud memanggil suaminya, dari belakang Pak Samudra sudah ada yang menyapa dan menarik perhatian suaminya itu.

Ada dua guru perempuan yang juga gelagatnya mendadak ganjen jika kepada Pak Samudra. Selain berbicara sangat manja, kedua wanita yang jelas-jelas berkerudung tersebut juga sibuk memajukan buah dada keduanya.

"Ya ampun, suamiku direndahkan banget, terang-terangan gitu. Itu namanya pelecehan verbal!" Kesal Amanda dalam hatinya. Tak mau suaminya terus dibegitukan padahal pak Samudra sudah menyikapi semuanya dengan serba dingin, Amanda sengaja bergabung dan berdiri di sebelah Pak Samudra sambil tersenyum ceria.

Tanggapan tidak suka langsung Amanda  dapatkan dari kedua guru perempuan di hadapannya. Namun, Amanda merasa puas. Apalagi walau sama-sama perempuan, Amanda tetap merasa malu dengan cara keduanya juga secara siswi teman sekelasnya.

Bersambung

jangan lupa untuk vote dan spam komen ya, semoga suka

SECRET WEDDING TO A TEACHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang