Hii Bible,
Saya balik lagi, wkwk semoga sukaHappy Reading
______Terbangun karena mimpi buruk dan itu kejadian yang bener-bener pernah dialami, membuat Amanda merasa sangat kesal. Di sebelahnya, Pak Samudra yang tidur di sofa juga menyusul bangun.
"Mimpi buruk? Tapi ini memang sudah setengah tujuh pagi, dan dari tadi saya juga sudah bangun. Mau jalan-jalan ke taman? Tapi sebentar deh, takutnya ada beberapa pemeriksaan." Pak Samudra langsung berbicara panjang lebar. "Tadi mama Wa, katanya ke sini ya agak telat karena macet, mama sekalian ikut papa karena Pak Tomo lagi antar Pia."
Karena Amanda hanya diam, Pak Samudra berangsur duduk di pinggir ranjang rawat gadis itu. "Anya pasti akan dihukum berat, jadi pelan-pelan kamu juga harus lawan trauma kamu karena mereka akan makin bahagia jika kamu malah terpuruk."
Amanda mengangguk-angguk paham, tapi kejadian kemarin dan yang paling fatal adalah ketika Raymond dengan meringas melucuti kancing pakaiannya, benar-benar terus mengganggu ingatan sekaligus kehidupannya.
"Pak aku ingin pulang dan istirahat di kamar bapak saja. Sini kurang nyaman," lirih Amanda sambil mengawasi sekitar. "Di sini Siapa saja bisa masuk, dan andai pihak tersangka dalam menjenguk apapun tujuannya, tolong aku nggak bisa bertemu mereka karena memang bertemu mereka, otomatis mengingatkanku kepada tragedi itu."
Pak Samudra mengangguk-angguk paham. "Baik, Saya akan melakukan yang terbaik untuk kamu. Infus ini juga andai kamu sudah boleh pulang, ayo kita pulang. Tangan kamu," ucapnya yang kemudian mengecek kedua tangan Manda. Di sana banyak luka lecet karena diinjak-injak dengan keji.
",Masih sakit, tulangnya trauma kan? Terus aku sekolahnya gimana? Nulisnya, makannya, mandi dan semuanya," ucap Amanda yang berangsur menunduk lesu.
"Tentu saja saya. Saya akan melakukan semuanya untuk kamu," yakin Pak Samudra.
"Bapak ih, ngapain sih ngegombal terus!" Sebal Amanda tetap menunduk.
"Bukannya menggombal, ini saya serius apalagi tadi kamu tanya dan saya menjawab!" Ucap pak samudra masih berusaha meyakinkan sekaligus membuat Amanda mengerti.
Amanda tetap menunduk. "Segugup ini, sesungkan ini, andai papa aku waras, karena meski Pak Samudra memang suamiku, rasanya tetap saja enggak jelas gini," batin Amanda tak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata.
"Sekarang, kamu mau saya bantu apa?" Lanjut Pak Samudra.
Sungkan, Amanda memberanikan diri melirik sang suami. "Kamar mandi Pak,"
"Oh iya, kamu mau sekalian seka?"
"Malu ih Pak "
" Ya sudah, sekanya nanti tunggi mama, nanti kamu sama mama saja."
"Tetap malu Pak!" Kali ini Amanda merengek dan nyaris menangis.
"Tapi kamu sedang tidak bisa melakukannya sendiri Manda, apa dibiasakan sama saya saja, bagaimana?" Tawar Pak Samudra sungguh-sungguh, sama sekali tidak menggoda apalagi sampai bermaksud nakal. Namun, ulahnya itu malah membuat sang istri benar-benar menangis.
"Oke-oke,selama kamu nggak bisa, kamu enggak usah mandi juga enggak apa-apa. Enggak mandi pun,kamu bakalan tetap kelihatan cantik!" Yakin Pak Samudra masih meyakinkan sang istri, tapi tetap saja ia dianggap sedang menggombal.
Pak Samudra berangsur membopong Amanda. "Maaf ya"
Amanda mengangguk-angguk dan sangat menghargai sikap santun sang suami. Sambil tetap menunduk, iya yang sudah di bokong Pak Samudra berkata, "Besok kalau bapak sakit, saya juga akan tulus merawat bapak."
Mendengar itu, Pak Samudra langsung mengernit. "Saya tidak boleh sakit agar saya bisa terus menjaga kamu dan keluarga kecil kita."
Mendengar hal itu, arti Amanda bahkan sekujur tubuhnya menjadi diselimuti rasa hangat. Malu-malu sambil terus menunduk ia berkata, "Amin."
Pak Samudra refleks tersenyum kikuk karena tanggapan tersebut. Mereka masuk kamar mandi, Pak Samudra hanya membantu Amanda sampai Amanda duduk di kloset, kemudian pria itu keluar seperti yang Amanda minta.
Tak lama setelah itu, silih berganti pihak dari tersangka kasus Amanda berdatangan. Pak Samudra langsung menemui mereka secara khusus dan berusaha memberikan pengertian. Semuanya kompak memohon bahkan lama-lama memaksa agar kasusnya diselesaikan secara kekeluargaan. Malahan pihak Remon yang memang orang kaya sampai menawari semacam uang ganti rugi dalam jumlah banyak, tapi dengan tegas Pak Samudra menolak.
"Mental Amanda tidak bisa dibeli dengan uang bahkan semua kemewahan dalam dunia ini. Amanda benar-benar trauma, dan alangkah baiknya kita mengikuti hukum yang ada. Apalagi sejauh ini, saya sebagai wali kelas di kelas Amanda juga memiliki banyak catatan kelakuan buruk Raymond."
Tentu saja Pak Samudra langsung mendapat perlawanan. Makan bahkan ancaman Pak Samudra dapatkan, tapi pria itu tidak gentar. Karena sekali lagi, mental seseorang apalagi itu mental Amanda benar-benar tidak bisa dibeli dengan uang maupun kemewahan lainnya.
Tak lama setelah semuanya pergi, Pak Samudra mengeluarkan ponselnya. Karena setiap obrolannya dengan pihak tersangka sengaja pria itu rekam demi jaga-jaga sekaligus keamanan bersama.
Sorenya, setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, akhirnya Amanda diizinkan pulang. Kendati demikian, Amanda wajib kontrol rutin 3 hari mendatang. Pia ikut serta mengisi kebersamaan mereka bersama ibu Sintia.
"Aku sudah siapin hadiah buat mama!"ucap Pia yang duduk di belakang Amanda.
Amanda yang duduk di belakang Pak samudra dan bersebelahan dengan mama mertuanya, langsung tersenyum hangat menatap Pia. "Makasih banyak Pia sayang! Andai tangan Mama nggak sakit, sudah mama uwel-uwel kamu!"
Pia langsung tersipu, kenyataan yang juga menular pada ibu Sintia maupun Pak samudra yang duduk di depan sana. Mereka masih ada di perjalanan menuju pulang, tapi dari semuanya, Pak Samudra menjadi sosok yang sangat lelah. Kedua mata Pak Samudra sampai terlihat sangat cekung, sementara lingkar matanya hitam.
Sampai di kamar, ada piagam penghargaan kejuaraan Pia yang memenangkan lomba sains se-kabupaten. Selain itu, di sana juga ada sebuah bingkai foto berukuran 10R berisi foto mereka ketika sedang panggang-panggang di acara kemah pia. Kedua hadiah spesial itu telah menghiasi nafas sebelah tempat tidur biasa Amanda tidur. Tak kalah manis, di sebelah bantal Amanda juga sampai ada boneka beruang besar berwarna coklat dan memakai kaos pink bertuliskan : MAMA.
Amanda yang awalnya baik-baik saja langsung tersedu-sedu Karena semua itu. "Ya ampun, ini manis banget. Aku beneran nggak boleh sakit karena Pia butuh aku. Aku selalu bilang, pia wajib kuat, jadi aku juga wajib kuat. Aku wajib jadi contoh baik buat Pia!" Batin Amanda.
Pak samudra yang baru kembali setelah menutup sekaligus mengunci kamar mereka langsung kebingungan. Ia berangsur mengambil posisi duduk di sebelah sang istri. "Kamu kenapa man?"
Tersedu-sedu, Amanda berkata, "Terharu pak, aku beneran terharu banget ke Pia. Anak perempuan memang beda karena dulu pun aku selalu begini ke almarhumah mama."
Pak Samudra berangsur merangkul Amanda. "Ya sudah besok kita lihat kalau kita punya anak laki-laki, apa bedanya coba sama anak perempuan!" Ucapnya yang kemudian menghembuskan nafas pelan melalui mulut.
Amanda yang mendengar itu langsung deg-degan. "Punya anak laki-laki?" Batinnya.
Bersambung
50 spam komen emot 💐
![](https://img.wattpad.com/cover/347686386-288-k566198.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET WEDDING TO A TEACHER [END]
RomantikSTART: AUGUST 6, 2023 END: OCTOBER 16, 2023 Amanda masih sangat berduka ketika 1 bulan dari kematian sang Mama,sang papah malah menikah lagi padahal Amanda tidak mengizinkannya. memiliki mamah dan juga adik tiri perempuan sebaya dengannya yang membu...