Happy Reading
_________Hari ini benar-benar tiba. Saat di mana Amanda akan mengenal sahabat baik sang suami dalam formasi sempurna. Persahabatan yang bagi Amanda sangat luar biasa. Terlebih hubungan mereka yang memang berasal dari keluarga berada, juga murni untuk seru-seruan layaknya rakyat biasa, tanpa adanya foya-foya apalagi pamer harta. Acara tersebut ada di kediaman orang tua mas sultan yang juga menjadi tempat tinggal Mas Sultan.
"Wah, Samud si suami orang!"
"Wah, ini Manda?"
"Hai....?"
"Ih, Pia udah ABG!"g
Pak samudra dan Amanda yang membawa Pia, datang paling akhir. Acara panggang-panggang yang dilakukan oleh para laki-laki dan juga goreng dan masak yang dilakukan oleh perempuan, benar-benar baru beres. Mereka semua tinggal makan. Sesekali di tengah kesibukan, mereka juga akan menyuapi anak-anak mereka. Tak hanya para wanita yang mengurus anak karena para laki-laki juga. Malahan, mereka juga tak pandang anak siapa yang mereka urus. Semuanya sudah seperti keluarga. Amanda sampai merinding menyaksikannya, apalagi ia merupakan korban dari keegoisan orang tua.
"Terima kasih banyak sudah mengenalkanku kepada mereka Pak, aku pasti bisa seperti lebih baik lagi!" Bisik Amanda yang kemudian memisahkan diri dari Pak Samudra.
Amanda membawa pia bersamanya, bergabung dengan para wanita. Sementara itu, Pak Samudra langsung bergabung dengan para laki-laki, walaupun jarak kebersamaan Mereka tak lebih dari 5 meter.
Semua orang yang beberapa jam lalu Amanda dapati di album foto, ada di sana. Amanda hafal setiap nama mereka kecuali nama anak-anaknya.
"Gimana Mud, kemarin? Gol nggak hasilnya? Aku sudah bantu pakai doa loh, walau kadang doanya lupa-lupa!" Tanya Pipin Akbar sambil membawa satu piring saji berisi daging sapi panggang. Ia meletakkannya di meja saji yang sudah dijejer mirip kereta api saking panjangnya.
"Juara 1 di sekolah, terus juara sekota Jakarta juga! Kemarin saja aku sampai menerima penghargaan dari walikota, selain aku yang juga jadi guru teladan karena sudah bisa arahin Amanda," jelas Pak samudra yang juga membantu massal dan langit meletakkan setiap daun pisang di tengah-tengah meja. Selain itu, zio mantan pia juga sudah mulai menyusun setiap daun selada di pinggir daun pisang yang sudah tergelar.
"Wah, bisa-bisanya Manda mirip banget aku ya? Sama-sama berprestasi gitu, cuma aku tertunda dulu karena prestasiku ke-delay! Hahahaha!" Pipin Akbar sudah langsung berisik.
Sebagai kakak dari Zea, zio berkata, "Pin, malu sama anak. Ini kita lagi kumpul bareng anak-anak loh!"
Detik itu juga Pipin jadi ditertawakan oleh kaum Adam yang ada di sana, tanpa terkecuali sang putra yang sangat mirip dengannya.
"Mud, berarti Manda kayak lintang ya? Dapat tawaran beasiswa sana sini kan? Beasiswa ke luar negeri juga secara khusus?" Tanya Mas Sultan.
Belum sempat menjawab, Pipin sudah berkata, "mana mungkin Samudra izinin. Yang ada Samudra sengaja kekepin tuh Amanda!" Ia tertawa puas.
Dari semuanya, Pak Samudra memang paling pendiam, meski tentu saja, bersama sahabat yang sangat menyenangkan tidak bisa membuat sekelas Pak samudra yang galak dan ekspresinya lebih sering rata, baik-baik saja. Malahan di sana tidak ada yang tidak tertawa, termasuk Amanda.
Setiap pasangan dan juga anak, duduk berjejer. Zea sebagai istri dari Pipin Akbar memohon maaf kepada Amanda, takutnya Amanda merasa tersinggung atau malah takut gara-gara Pipin tidak mau diam, berisik seolah di tenggorokannya ada radio rusak yang tidak mau berhenti berisik.
"Jarang-jarang kita bisa begini, dalam formasi sangat lengkap karena biasanya, Samudra cuma bawah pia. Lihat Amanda yang langsung ceria, syukurlah, kami beneran ikut senang. Oh iya, selamat ya buat pernikahan kalian. Ini kami lakuin ini beneran buat kalian. Kalian mau ngadain resepsi nggak?" Ucap Langit.
Sebelum Pak Samudra menjawab, Pipin yang memangku sang putra dan Tengah menyuapinya, sudah lebih dulu berkata, "nggak usah adain resepsi lah, buang-buang uang. Simpan buat tabungan akhirat saja!"
"Tabungan akhirat apaan? Macam mana pula cara pikirmu, Pak pengacara!" Sindir Zea yang duduk di sebelah Pipin dan sudah langsung membuat semuanya tertawa.
Mengenai resepsi, Pak Samudra tetap memikirkannya. Walau acara tersebut baru terealisir sekitar 2 bulan kemudian. Di Bali, di tepi pantai tanpa sepengetahuan Amanda dan hanya dihadiri oleh sahabat Pak Samudra. Mereka yang kompak memakai nuansa violet sudah langsung mengejutkan Amanda karena Amanda memang tidak tahu.
"Aku pikir aku tamu, tapi ternyata ini pesta resepsi untukku?" Amanda sampai sulit percaya saking manisnya kejutan yang ia terima. Ia menerima buket pengantin berupa mawar putih dari Pia yang sudah ada di sana bersanding dengan anak-anak yang lain.
Oh iya, dari semuanya, Pia menjadi anak yang usianya paling tua hingga gadis kecil itu dijadikan kakak oleh semua anak di sana. Kemudian anaknya Pipin yang usianya sudah 6 tahun, karena konon, Pipin dan Zea juga kecelakaan dulu hingga Zea melangkahi sang anak yang awalnya sudah prewedding. Sisanya, semua anak yang lain dan masing-masing masih satu tahun, kompak masih berusia sekitar 1 sampai 2 tahun.
"Kita nggak usah pakai sound system apa lagu soalnya, teman-temanku saja sudah seheboh ini!" Ucap pak Samudra.
Amanda yang menatap Pak Samudra penuh cinta, menjadi tersipu. "Asli ini sweet banget pak! Pantas sampai harus pakai gaun putih gini di rias juga. Ya ampun!" Ia berangsur mendekap Pak samudra yang Sampai detik ini masih menggandengnya.
"Mud, Amanda sudah isi?" Todong Pipin yang mulai terlihat berhasil dalam dietnya. Pria itu sudah tak sebengkak sebelumnya, dan konon sampai turun 6 kilo.
Pak samudra yang masih memeluk erat Amanda di depan kursi dan meja tamu bernuansa putih di sana, buru-buru menggeleng. "Kami sengaja kami mandiri. Nanti kalau Amanda sudah lulus kuliah, baru."
"Ah, Samud. Nggak seru kalau gitu! Aku sama yang lain saja lagi program. Ayo, biar posyandunya bareng-bareng!" Bujuk Pipin, dan Amanda yang masih mendekap rata Samudra langsung tertawa.
"Posyandunya bareng-bareng!" Cibir Pak Samudra sambil menggeleng tak habis pikir menatap Pipin yang ia suruh untuk makan sajian yang sudah disediakan.
"Sudah sana makan, tapi makannya jangan sambil kesurupan, nanti kamu balik melar lagi!" Tegur Pak samudra masih memeluk Amanda penuh cinta walau di sana tidak hanya ada mereka.
"Nggak apa-apa, Mud! Ini aku mau bungkus semua makanannya biar kamu bangkrut! Apaan, resepsi kok makanan di sisa-sisa!" Balas Pipin serius.
Yang membuat Amanda maupun semuanya terbahak, tentu karena Pipin sungguh membungkus beberapa menu di prasmanan yang ada. Zio sang kakak ipar sampai turun tangan menjewer Pipin, yang mana Pipin langsung minta maaf sambil sungkem. Seseru itu kebersamaan mereka jika sudah bersama.
"Sini yang punya pesta juga ikut makan!" Tegur lintang yang baru saja membimbing pia duduk. Tak beda dengan Amanda, dia juga memakai gaun warna putih layaknya pengantin modern.
Detik itu juga, baik Amanda maupun Pak Samudra bergabung di sana. Mereka kompak makan-makan bersama sambil mengobrol, membahas kebenaran Amanda dan Pak samudra yang memang menunda momongan.
"Mau menunda enggaknya bukan masalah sih. Lagian selain Manda masih sangat muda, repot banget tahu kuliah hamil juga. Satu-satu saja sih, takutnya malah stress," ucap gia, dan dari semuanya ia menjadi paling dewasa. Selisih usianya dengan langit sang suami saja hampir 9 tahun.
"Kalau Pipin masih protes mentang-mentang pengen posyandu bareng, sudah biarin saja dia yang hamil!" Ucap zio dan semuanya termasuk Pipin langsung terbahak.
Bersambung
jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET WEDDING TO A TEACHER [END]
RomansaSTART: AUGUST 6, 2023 END: OCTOBER 16, 2023 Amanda masih sangat berduka ketika 1 bulan dari kematian sang Mama,sang papah malah menikah lagi padahal Amanda tidak mengizinkannya. memiliki mamah dan juga adik tiri perempuan sebaya dengannya yang membu...