28.KABAR PENANGKAPAN PAK EDO

1K 28 200
                                    

Happy Reading
________

"Orang seperti Pipin Akbar memang sangat kamu butuhkan, kan?"  Ucapkan Samudra setelah kepergian sang sahabat yang juga merangkap menjadi pengacara mereka.

Amanda yang baru dibantu duduk di sofa panjang yang ada di ruang keluarga langsung asem, walau dalam hati Amanda justru berkata, "kalau ditanya orang seperti apa yang sangat saya butuhkan, tentu jawabannya bapak. Terima kasih untuk semua perhatian sekaligus waktu indah ini, pak!"

Tak mau menghabiskan waktunya dengan kesakitan, Amanda mencoba bangkit. Ia menggerahkan kedua tangan maupun kedua kaki. Pak samudra yang melihatnya langsung nyebur.

"Nggak usah dipaksa, pelan-pelan saja."

"Aku takut ketinggalan pelajaran Pak. Kalau gini terus, kapan aku mau majunya?" Balas Amanda.

Pak Samudra mengangguk-angguk, seolah paham pada apa yang tengah Amanda rasakan. "Saya mandi dulu, habis itu kita lanjut belajar."

Sejak hari ini, hidup Amanda berjalan dengan semestinya. Amanda merasa telah menjadi manusia normal yang tak hanya merasakan kesedihan. Amanda benar-benar memiliki alasan untuk bertahan. Bukan hanya pia yang ingin gadis itu bahagiakan agar tidak mengalami ketidakadilan layaknya yang pernah Amanda alami. Sebab kini menunggu kepulangan sang suami juga menjadi hal yang membahagiakan bagi gadis itu. Apalagi berdiam diri di rumah dan melakukan segala sesuatunya penuh keterbatasan, membuat Amanda merasa sangat bosan

"Nilai Bahasa Indonesia kamu jauh dari manusiawi, kok bisa?" Todong Pak Samudra di awal pertemuan mereka .

Amanda yang tengah duduk di ruang keluarga langsung menunduk lesu dan tak lagi menatap Pak samudra yang memang baru pulang.

"Nanti kita belajar lagi, saya mau mandi dulu sekalian makan. Kamu sudah makan?" Tanya Pak samudra yang menempatkan diri untuk menghampiri kemudian duduk di sebelah Amanda. Ia melepas kaus kakinya di sebelah gadis itu.

"Besok aku boleh berangkat belum sih? Aku nggak bisa fokus kalau sekolahnya secara online apalagi semacam bahasa Indonesia yang banyak teori. Aku ngantuk dan malah ketiduran," ucap Amanda.

Tanpa menjawab, Pak samudra yang terus memandang Amanda Sarah peduli, berangsur meraih kedua tangan Amanda yang memang masih lemas. Kemudian, ia juga mengecek kaki Amanda yang tidak jauh berbeda dari keadaan kedua tangannya.

Saat pemeriksaan kemarin, dokter mengatakan keadaan Amanda mengalami kemajuan pesat. Walau sampai ini masih lemas dan belum sepenuhnya normal, itu jauh lebih baik daripada kedua tangan maupun kedua kaki Amanda malah lumpuh.

"Amanda keluar kamu! Dasar anak durhaka, bisa-bisanya kamu mempolisikan papamu sendiri!"

Suara meledak-ledak seorang perempuan barusan, Amanda dan Pak Samudra kenali sebagai suara ibu Lista. Jika mendengarkan konteks dari ucapan ibu Lista, Amanda  apalagi Pak Samudra yakin, Pak Edo sudah ditangkap polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Pak Samudra melihat emosi yang membuncah dari raut wajah Amanda. Termasuk ketika ia memastikan kedua tangan Amanda yang sudah langsung mengepal kencang di sisi tubuh. Tak kalah mencolok, tentu kenyataan Amanda yang menjadi kerap menghela nafas.

"Kamu mau menemui ibu Lista?" Tanya Pak Samudra.

"Y-ya!" Amanda mengangguk-angguk, menatap yakin sang suami.

"Ayo!" Sergah Pak Samudra yang langsung merangkul punggung sang istri. Ia membantu Amanda bangun, tapi ternyata gadis itu sudah mulai bisa melakukannya sendiri. Walau ketika ia memastikan kedua kaki Amanda sudah langsung gemetaran hebat. Dokter memang sudah mengizinkan Amanda pelan-pelan jalan, tapi Pak Samudra belum yakin jika harus mengizinkan Amanda ke sekolah.

SECRET WEDDING TO A TEACHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang