06. murid baru

35 7 5
                                    

"yuna, tolong antar dia ke kelas XI-IPA 2 ya." titah seorang lelaki paruh baya, dengan pakaian olahraga yang membawa seorang laki-laki berseragam sekolah sama dengan yuna, yang mungkin adalah murid baru.

yuna yang sedang berjalan di lorong menghentikan langkahnya, ia berjalan mendekati seorang yang memanggilnya. yuna menyalami pak romi yang memanggilnya, ia beralih melihat lelaki yang disamping romi.

"siapa pak?" yuna menaikan alisnya menatap romi.

"murid baru, udah anterin aja yun jangan banyak tanya" jawab romi menepuk pundak yuna.

"sebelas ipa dua? loh, kelas saya dong pak?" yuna mengerutkan dahinya.

"iya yuna, udah sana anterin."

"iya pak iya, yuk ikut gue." yuna menarik pergelangan tangan murid baru yang barusan di titipkan romi padanya.

"jangan di seret yuna" romi sedikit berteriak melihat kelakuan yuna.

"eh, sorry" yuna melambatkan langkahnya, tangannya pun melepas genggaman tangannya dari pergelangan tangan si murid baru.

tanpa ada jawaban, lelaki yang kini dibawa yuna hanya fokus melangkahkan kakinya mengikuti yuna.

"ini kelas lo, tepatnya kelas kita. yuk masuk" yuna duluan memasuki kelasnya, diikuti si lelaki.

"waduh, gandengan baru tuh yun" seorang siswa meledek yuna yang baru saja melangkahkan kakinya di kelas.

"pantes aja jendra murung, punya cowo toh" saut siswa yang sedang memainkan hp nya.

mereka adalah, toni dan roni. mereka berdua termasuk dalam siswa yang suka mengganggu yuna, entah di kelas ataupun di luar kelas. tentu saja itu membuat yuna kesal. mereka saja memanggil yuna dengan panggilan khusus, (uyun) katanya.

"iya, ini pacar baru gue. sirik kan lo semua" yuna asal bicara sembari tangannya beralih merangkul sang lelaki yang masih berdiri di samping nya.

tentu membuat seisi kelas heboh, walau mereka tau yuna ini orangnya sering bercanda, tetap saja mereka memberi respon seperti itu.

jendra yang awalnya duduk santai dengan beberapa teman lelaki nya, kini ia menatap tajam kearah yuna yang kini tertawa kecil di ambang pintu kelas.

"udah woi, cowo aslinya sewot noh" toni menepuk tangannya, memberi kode agar semuanya tenang.

"oh iya, tempat duduk lo. di situ ya" jari telunjuk yuna menunjukkan tempat duduk kosong yang belum ada nametag di mejanya.

for your information di setiap meja kelas pasti ada nametag nya, yang belum ada nametag nya berarti kursinya pun tak ada yang menduduki nya.

tanpa terima kasih atau satu kata pun, si lelaki langsung pergi ke tempat duduk yang di tunjuk yuna.

tentu itu membuat yuna kesal, air mukanya pun berubah, yang awalnya ceria jadi asam.

yuna menghampiri jendra, ia menyenderkan kepalanya di bahu jendra.

"murid baru?" tanya seorang siswa yang juga berkumpul dengan jendra.

yuna hanya mengacungkan jempolnya menjawab pertanyaan zergan.

"kenapa gak nyender ke cowo lo sendiri aja?" jendra mendorong pelan kepalanya yuna dari bahunya.

"cih ngambek" yuna melirik ke arah jendra yang asik memainkan handphone nya.

"yun, ambil" toni memberikan kotak makan kecil kepada yuna.

"waduh makasih nih" yuna membuka kotak makannya, isinya roti panggang dengan selai strawberry.

"siap" toni mengacung jempolnya.

Melting -iceshin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang