Pagi ini yuna mengawali harinya dengan merenung di kursi kantin. pikiran yuna entah kemana perginya, yuna sampai tidak sadar dua orang gadis datang menghampiri nya.
salah satu gadis itu menatap sinis yuna, tiba-tiba tangannya mendorong pundak yuna cukup kencang.
"ini tempat duduk gue, pergi sana" ucapan sinis
orang orang yang berada di sana mengalihkan perhatiannya pada yuna dan kedua gadis yang menghampiri nya.
lamunan yuna buyar, yuna langsung bangkit dari duduknya dan menatap airin dan tasya, kedua gadis yang menghampiri nya dengan tak kalah sinis.
"lo pikir kursi yang gue dudukin punya lo? bukan rin, punya kantin sekolah ini" yuna membuat wajahnya lebih santai dari sebelumnya.
"intinya ini tempat kita" tasya tidak mau kalah.
"bisa kan ngomongnya baik baik? harus banget dorong gue?" yuna menaruh satu tangan nya di pundak airin, karena tadi airin yang mendorong nya.
"mau banget di baikin sama gue" tasya menepis tangan yuna dari pundak nya.
"denger ya airin, tasya eh salah maksudnya kakak kelas tercinta-" yuna menekankan kalimat akhirnya, ia menjeda kalimatnya dulu sebelum melanjutkan nya.
"kan gur udah duduk disini duluan, jadi kalian mending cari tempat lain aja masih banyak juga kan." yuna mengedarkan tangannya pada beberapa tempat kosong.
"kita maunya disini" airin sedikit berteriak.
yuna menatap airin kesal namun ia diam dan mau kembali duduk. airin melihat yuna yang mengabaikan nya membuat nya naik darah. airin mengedarkan pandangannya sampai ia melihat seorang siswa membawa semangkuk bakso panas yang akan duduk di tempat yang tak jauh darinya.
airin berlari kecil dan merampas mangkuk bakso yang dibawa siswa tadi, lalu airin berlari ke arah yuna yang sedang lengah tanpa menghiraukan suara siswa yang baksonya diambil sedang memanggil manggil nya.
"makan nih bakso" airin melemparkan semangkuk bakso itu ke arah yuna, namun jendra datang dan menepis mangkuk bakso itu. dengan sigap jendra juga menarik yuna agar yuna tidak terkena cipratan kuah nya.
alhasil tangan jendra terluka karena terkena kuah bakso panas. orang orang yang melihat, terutama airin dan tasya langsung melongo.
airin berdecak kesal, ia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. diikuti tasya yang membuntuti nya.
yuna yang masih sedikit terkejut dengan kejadian tadi langsung menarik tangan jendra yang terluka dan mengecek nya.
"tangan lo luka, ayo ke uks gue obatin" yuna dengan panik
jendra tersenyum melihat yuna perhatian padanya. sebenarnya menurut jendra lukanya tidak seberapa, tapi jika yuna mengobatinya jendra bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk merasakan kedekatan nya dengan yuna seperti dulu. walau pasti tidak akan sama rasanya tapi tetap saja membuat jendra senang.
"ah gak usah yun" jendra sok sok an menolak padahal mau.
"there is no rejection, jendra" yuna mendahului jendra melangkah pergi dari kantin, mau ke uks pastinya.
jendra terkekeh kecil sampai akhirnya ia membuntuti yuna juga.
♪ ♪ ♪
"pelan pelan yun, ya ampun" jendra meringis karena yuna menekan lukanya terlalu kencang.
"lemah" yuna sinis sambil tangannya tetap membersihkan luka jendra.
"ampun yun, sakit serius" jendra menatap yuna memelas.
"iya, iya pelan nih" benar saja, yuna membersihkan luka jendra lebih lembut dari sebelum nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting -iceshin
Teen Fiction"lo pasti bakal luluh sama gue yun, gue pastiin itu" guys, plis banget untuk ga jadi silent reader yaa, makasih perhatiannya.