"berhenti pak, disini aja" pinta yuna pada supir taksi yang ia tumpangi.
"oh iya neng" jawabnya, lalu memberhentikan mobilnya perlahan.
yuna meng scan biaya taksi, lalu ia pergi setelah berterima kasih pada supir taksinya.
yuna berlari kecil mendekati seorang lelaki yang duduk bersender ke tiang listrik di pinggir trotoar, dengan motor yang di parkirkan.
"galen?" yuna memanggilnya.
si lelaki mendongak menatap yuna, wajahnya sangat pucat dengan penuh keringat.
"yuna" ucapnya lirih.
"gal, lo sakit? kita ke rumah sakit ya?" yuna berjongkok mensejajarkan diri nya dengan janu.
yuna mengelus kepala janu lembut, tangan nya beralih mengambil tisu di tas nya, yuna mengelap keringat janu dengan halus.
yuna bangkit, ia menoleh ke kanan kiri jalan raya, mencari sesuatu.
"taksi, taksi" tangan nya melambai lambai memberi kode pada salah satu taksi yang melaju ke arahnya.
taksi pun berhenti, yuna mengetuk kaca mobil supir taksi.
"pak, tolong bantuin saya"
"oh iya neng"
janu yang sudah hampir tak sadarkan diri, dipapah supir taksi untuk masuk ke mobil, sedangkan yuna membukakan pintu untuk mereka.
kini yuna sudah duduk di kursi belakang mobil, pahanya di jadikan bantalan untuk kepala janu.
"lo jangan kenapa napa ya gal" air wajah yuna memancarkan kekhawatiran, tangannya terus mengelus kepala janu.
"sesak" satu kata itu jelas membuat yuna lebih khawatir lagi.
"coba atur nafas lo gal, bentar lagi kita sampe rumah sakit kok" yuna tersenyum paksa setelah menyelesaikan kalimatnya.
♪ ♪ ♪
"loh, yuna kok gak keliatan ya? di mana dia?" bu lani, salah satu guru di Wissen School. pandangan nya mencari seseorang di dalam barisan siswa.
"yuna izin, sakit bu" selly angkat bicara, notabenenya sebagai sekretaris kelas. ia yang mengurus absen, jadi dirinya harus tau dalam setiap hari ada siapa saja yang tidak masuk sekolah, dan alasannya apa.
yuna sempat menelpon selly untuk izin hari ini, ia pun sekalian mengizinkan janu dengan alasan yang sama.
"oh bisa sakit juga dia, yaudah makasih sell"
"iya bu"
semua murid mulai sibuk menyiapkan alat tulis masing-masing. kecuali jendra, ia memikirkan yuna saat ini, apa benar yuna sakit? padahal tadi pagi saat jendra mengecek keadaan yuna, yuna baik baik saja. ya semalam yuna dibawa ke rumah jendra.
jendra sengaja berangkat lebih awal, dan tidak bersama yuna. karena jujur saja, jendra masih sedikit kesal dengan yuna kemarin.
"hari ini cuma yuna sama janu yang izin, gue sedikit curiga" batin jendra.
♪ ♪ ♪
"yuna ya?" seorang wanita paruh baya datang mendekati yuna yang sedang terduduk di kursi rumah sakit.
yuna merasa di panggil, ia menoleh ke arah si wanita yang menggandeng tangan seorang gadis kecil.
yuna merasa tak asing dengan keduanya.
"ah, cila. tante bella?" yuna bangkit dari duduknya, dan menyalami wanita paruh baya yang namanya adalah bella.
ternyata mereka adalah ibu dan anak yang yuna temui saat pergi ke taman bersama jendra saat itu. yuna waktu itu menemui cila menangis kebingungan mencari keberadaan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting -iceshin
Teen Fiction"lo pasti bakal luluh sama gue yun, gue pastiin itu" guys, plis banget untuk ga jadi silent reader yaa, makasih perhatiannya.