"ayo yun balik ke kelas, lo udah seger gitu juga" jendra menarik narik pelan pergelangan tangan yuna yang masih setia berbaring di ranjang UKS.
"gak akan, gue gak akan ke kelas sampai kak gama jenguk gue" yuna menarik tangan nya dari genggaman jendra, dan menatap nya dengan tajam.
"ah lebay lo, udah cepetan masuk kelas lagi" jendra kembali menggenggam tangan yuna yang sempat dilepas.
"gini ya yun, mau lo nunggu gama sampai jamuran pun dia gak akan peduli sama lo." imbuhnya dengan tatapan remeh.
"jahat banget lo jen, sama sahabat sendiri. bukannya ngedukung malah bikin putus asa" yuna membalikkan badannya, memunggungi jendra.
"emang itu kenyataan nya, terserah lo aja deh yun. gue mau masuk kelas" jendra melangkah pergi keluar UKS meninggalkan yuna.
"loh, jendra tungguin guee" mau tak mau yuna harus pergi meninggalkan UKS, mengurungkan niatnya menunggu gama menjenguk nya.
yuna berlari kecil mengejar jendra yang belum jauh dari pandangan nya.
"huh, pake acara ninggalin gue segala" yuna menggandeng tangan jendra sembari menyeimbangkan langkah nya dengan lelaki tinggi di samping nya itu.
jendra seakan akan tak menganggap yuna berada di samping nya. ia hanya diam sembari berjalan menelusuri lorong, menuju kelasnya.
jendra memang dari dulu sifatnya begitu, jika ia sudah malas pasti lebih memilih pergi dan diam. intinya ngambek lah.
yuna memang sudah sangat tau dengan sifat jendra, makanya ia mengejar jendra tadi.
"oke kalau lo mau diemin gue, awas aja nanti ke rumah. sambil ngerengek minta maaf karena diemin gue. udah ketebak." yuna melepas gandengannya dari tangan jendra. ia bersekap dada dan menghentikan langkahnya.
"shutt, jangan buka kartu dong" jendra menarik gadis di belakang nya dan merangkulnya.
sebenarnya jendra ini dikenal orang yang cuek, namun ramah.
tapi jika ia dengan yuna sifatnya sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang orang lain tau.jendra selalu seperti kucing jika hanya dengan yuna ataupun keluarga nya. jendra ini memiliki keluarga utuh yang sangat harmonis.
kadang saja yuna iri dengan jendra, jika dibandingkan dengan keluarga nya yang berantakan. ia akan lebih memilih tinggal dengan keluarga jendra.
makanya itu yuna jarang berada di rumah, dan lebih memilih pergi ke rumah jendra yang memang masih satu cluster dengan nya.
keluarga jendra dan keluarga yuna dari dulu memang sudah sangat akrab, jadi yuna pun tak pernah sungkan jika pergi ke runah jendra sekedar untuk main atau bahkan menginap. tentunya di kamar yang berbeda dengan jendra.
♪ ♪ ♪
"eh, lo yang tadi di perpustakaan ya?" yuna baru saja keluar dari pintu toilet dan melihat seorang gadis sedang mencuci tangan di wastafel sambil sesekali bercermin.
"iya, ada masalah?" gadis itu tah beralih dari cerminnya.
"engga kok, ngomong-ngomong kita belum kenalan." yuna menjulurkan tangannya kepada gadis di depannya.
"tasya" jawab nya tanpa menambalas jabatan tangan yuna.
merasa sedikit canggung sang gadis yang mengaku bernama tasya rak membalas jabatan tangan yuna, ia pun segera menurunkan nya.
"o,oh iya. gue yuna" yuna melemparkan senyum manisnya.
tasya mematikan keran air dan beranjak pergi meninggalkan toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting -iceshin
Teen Fiction"lo pasti bakal luluh sama gue yun, gue pastiin itu" guys, plis banget untuk ga jadi silent reader yaa, makasih perhatiannya.