"yun, yuna bangun yun" jendra menepuk-nepuk pipi yuna pelan.
"katanya mau liat pemandangan bagus" imbuh naren sambil melihat keluar kaca mobil.
"kenapa sih?" tanya yuna yang baru bangun dengan suara nya yang serak.
"ada pemandangan bagus tuh, liat sendiri deh" titah jendra menunjuk ke arah luar.
yuna pun melihat keluar jendela, bukannya pemandangan indah malah pemandangan yang...
"indah apanya, jelas-jelas bebek lagi buang hajat" yuna berdecak kesal dengan apa yang dilihatnya.
ia rela bangun untuk melihat pemandangan indah, ternyata ekspektasi tak sesuai realita nya.
naren dan jendra tertawa melihat yuna. wajahnya yang masih wajah bangun tidur, suaranya yang sedikit serak, dan juga air wajah nya yang sedang kesal membuatnya sangat lucu di mata jendra begitupun naren.
"lucu banget sih yuna nya jendra kalau lagi marah." lelaki yang terlihat seumuran dengan yuna itu mencubit pipi yuna gemas.
tentu saja itu membuat pipi yuna memanas, yuna mengalihkan pandangan nya ke luar jendela, agar jendra tidak melihat pipinya yang sedang merah itu.
"kayanya gue lebih baik daripada gama, lo kok sukanya gama ya, bukan gue." batin jendra.
♪ ♪ ♪
pantai yang terbentang luas, dengan air lautnya yang berwarna biru jernih membuat siapapun yang melihatnya terkesima.
begitupun yuna, saat sampai, yuna langsung lari menyusuri pantai. jendra sampai lelah mengejar yuna yang seperti anak kecil baru di bawa liburan.
"yun jangan lari-lari nanti jat,tuh" jendra yang tadinya berteriak menyelesaikan akhir kalimatnya dengan suara yang pelan.
baru saja di beri tau, bahkan kalimat yang jendra ucapkan belum selesai, benar saja. yuna terjatuh di atas ribuan pasir laut yang indah itu.
bukan nya terlihat kesakitan, yuna tertawa sembari memainkan pasirnya.
jendra berlari kecil ke arah yuna yang masih asik bermain pasir.
"kan baru gue bilang, jangan lari-lari yuna." jendra berjongkok mensejajarkan diri nya dengan yuna yang terduduk meluruskan kakinya ke arah laut.
"gak sakit" jawab yuna singkat, ia sibuk melihat laut yang tenang. hari ini lautnya tidak mengeluarkan ombak-ombak besar.
"ayo kita makan dulu" tanpa menunggu jawaban yuna, jendra menggendong yuna ala bridal style, membawa nya menghampiri keluarga nya yang sedang asik berbincang di bawah pohon, dengan kursi dan meja bulat.
"gue bodoh ga, ya suka sama gama? kenapa gue ga suka sama jendra aja. orang yang jelas-jelas tulus ngejaga gue dari kecil." batin yuna, matanya menatap wajah tampan lelaki yang menggendong nya.
"gue tau gue ganteng, tapi bisa ga sih kalau lo natap gue nya nanti aja. mau lo jatoh gara-gara orang yang gendong lo melting diliatin bidadari" agak lebay sebenarnya, tapi memang itulah jendra.
"hish, turunin gue ah." yuna memukul-mukul dada jendra, membuat jendra pasrah dan menurunkan nya.
"emangnya gue anak kecil, digendong gendong" imbuh yuna sebelum benar-benar berlari meninggalkan jendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting -iceshin
Novela Juvenil"lo pasti bakal luluh sama gue yun, gue pastiin itu" guys, plis banget untuk ga jadi silent reader yaa, makasih perhatiannya.