05. terjebak

42 10 21
                                    

"itu yuna, yang di pinggir buku kimia" jendra menunjuk sebuah buku menggunakan dagu nya, sedangkan tangannya membawa beberapa buku pelajaran.

"bilang dong dari tadi" tangan yuna meraih buku yang di maksud jendra.

sang adam hanya bisa tersenyum melihat kelakuan hawa nya.

"yuna" seorang gadis mendekati yuna dan jendra yang sedang berjalan menuju kursi perpustakaan.

sang pemilik nama menghentikan langkahnya, matanya menyipit mengingat gadis yang menghampiri nya tak asing.

"bisa ikut gue sebentar?" ucapnya lagi.

"jen bentar ya, nanti gue balik lagi" yuna menitipkan bukunya pada jendra dan membawa sang gadis keluar perpustakaan.

"ada apa sya?" tanya nya.

"lo tau soal hubungan gama sama airin?" kini tasya yang balik bertanya.

"gama suka airin, itu aja yang gue tau" jawab yuna tak mau bertele-tele.

"sial" ucap tasya, sampai akhirnya dia pergi meninggalkan yuna sendirian di lorong.

"cih, cewek aneh, mana gue cewe lagi." yuna masuk ke dalam perpustakaan kembali, menemui jendra yang sedang menunggu nya.

♪ ♪ ♪

"terima aja kalau gama suka nya gue, bukan lo"

"cih, murahan. lo duluan yang suka godain gama, apa lo pelet ya cowo gue?"

"mulut lo, gue gak murahan ya"

"gak murahan? oh berarti gratisan."

"sialan, lo tasya"

PLAK

"tch, sakit rin"

"gak peduli"

yuna yang sedang menuruni anak tangga mendengar perdebatan dua orang siswi di tangga, ia mempercepat langkahnya menuruni tangga untuk memastikan siapa disana.

"tasya, airin" yuna mencoba memisahkan mereka yang sedang di selimuti amarah satu sama lain.

tasya dengan kesetanan mencoba mendorong airin dari tangga.

"tasya jangan gila lo" yuna sedikit berteriak, tangannya terus menerus mencoba menarik tasya agar menjauh dari airin.

"akh, diem lo. jangan campurin urusan gue sama airin" tasya mendorong yuna kuat, sampai yuna terjatuh, punggung nya menghantam dinding.

yuna meringis kesakitan, merasakan tulang punggung nya seperti remuk.

BRUK

tasya sudah gila, ia mendorong airin dari tangga hingga jatuh. kepala airin menghantam tembok, sebenarnya tasya mendorong airin tak terlalu keras. entah bagaimana kepala airin bisa membentur dinding.

"AIRIN" teriak yuna.

tasya yang melihatnya hanya berdecih dan pergi meninggalkan yuna dan airin.

"s,sakit" airin meringis kesakitan, tangannya terus menerus mengusap kepalanya yang mengeluarkan darah segar.

"iya rin, bentar gue panggil orang buat bantu lo ke uks, punggung gue sakit gak bisa gendong lo" yuna menatap airin sendu, tangan nya mengusap air mata airin.

Melting -iceshin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang