07. jujur

34 8 4
                                    

"MORNING CLASS" teriak yuna membentang kedua tangannya ceria, ia ingin menyapa semua teman kelasnya pagi ini.

entah ada angin apa, tapi rasanya yuna sangat semangat dan ceria dari biasanya.

"gak usah teriak, kuping gue sakit" toni menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya.

"sorry toton" yuna berlari ke arah toni dan menepuk pundaknya keras.

toni hanya meringis mengelus pundaknya.

"jendra mana? kok belum keliatan batang idungnya" tanya yuna sembari menaruh tasnya di tempat duduk.

"harusnya gue yang nanya ke lo" jawab roni yang asik memainkan handphone nya.

"pulang sekolah aja dia gak ada ke rumah gue, aneh" yuna bersekap dada, wajahnya terlihat kebingungan.

"ah, panjang umur dra" toni merangkul jendra yang baru saja menyimpan tasnya.

"bagus ya, kemaren kenapa gak ke rumah? gak ada kabar lagi" yuna menaruh kedua tangannya di pinggang, seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya.

"takut ganggu" jendra menatap yuna malas.

"lo ini kenapa sih? dikira kita baru ken-"

yuna menghentikan kalimatnya saat melihat roni memberikan kode, mata roni membawa pandangan yuna ke seseorang, janu lah orang nya. yuna langsung paham dengan itu.

"aish jendraa, gue sama galen cuma temen kali ah, bahkan di banding sama lo, dia itu gak ada apa apanya. lo kan sahabat gue yang paling berharga." terdengar agak lebay sebenarnya, tapi yasudah lah.

yuna mencubit pipinya jendra gemas, membuat pipi jendra memanas. jendra berusaha memalingkan wajahnya dari yuna, menutupi wajahnya yang kini merah padam.

"balik aja ron, kita" toni menepuk pundak roni.

"gas deh" jawabnya.

♪ ♪ ♪

"TONIII BALIKIN ICE CREAM GUEEE" yuna sedang berlari mengejar toni yang membawa ice cream vanilla milik yuna di tangannya.

"yuna udah yun, ayo beli lagi aja" zergan mencoba menghentikan kedua temannya yang kejar kejaran seperti anak kecil.

"GAK"

"siap salah"

"aishh, awas lo toton" yuna berhenti berlari, nafasnya tersengal-sengal, ia menunduk dengan tangan yang memegang kedua lututnya.

"nih"

yuna merasa ada seseorang yang berdiri di dekatnya menutupi bayangan dirinya yang tadi terlihat jelas. yuna mendongak melihat siapa yang berada di dekatnya itu.

"galen?" wajah yuna terlihat sedikit bibgung.

"ambil" janu menyodorkan ice cream coklat di tangan nya.

"makas-" baru mau mengambil ice cream di tangan janu, jendra datang dan menjilat ice cream itu.

"jendra" yuna menatap tajam ke arah jendra yang tersenyum tanpa dosa.

janu berdecih lalu pergi begitu saja dengan tangan yang masih membawa ice cream coklat yang belum sempat yuna ambil.

"kok gak jadi ngasih ice cream nya?" pandangan jendra mengikuti janu yang berjalan pergi.

Melting -iceshin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang