Hari demi hari berlalu, seiring berjalannya waktu. setiap hari berlalu dengan cerita yang berbeda.
yuna dan janu semakin dekat tiap harinya, berbanding terbalik dengan hubungan persahabatan yuna dan jendra yang makin merenggang.
beberapa orang bertanya tanya mengapa, ah mungkin memang takdirnya.
walaupun tidak jarang yuna merasa rindu sosok jendra sahabatnya, tapi mau bagaimanapun dia harus terbiasa dengan pilihannya.
kini yuna sedang berjalan beriringan bersama janu menuju kelas mereka.
sedikit lagi mereka sampai di ambang pintu kelas, toni datang menghampiri mereka, lebih tepatnya yuna.
"yun, pak angga tadi nyuruh kita temuin dia" toni to the point
"ah, sekarang?" yuna sedikit canggung.
"iya, ayo" toni langsung pergi setelah menyelesaikan kalimatnya.
yuna memberikan kode untuk janu agar ia pergi ke kelas terlebih dahulu.
janu mengiyakan, lalu yuna berjalan cepat mengimbangi langkah nya dengan toni yang beberapa meter di depannya.
"kasian gue sama jendra" toni bergumam kecil namun masih bisa terdengar.
yuna yang merasa tersindir hanya diam dan mencoba menulikan pendengaran nya.
kini yuna dan toni sedang membawakan beberapa buku, menuju ke perpustakaan.
"yun, apa ngga sebaiknya lo sama jendra baikan aja?" toni sedikit serius
"maksudnya?"
"gue kasian aja sama jendra, dia ga se ceria waktu masih akrab sama lo. iya gue tau dia orangnya memang gak banyak omong, tapi tetep aja sikapnya sekarang berubah"
"kenapa yakin banget kalau jendra berubah karena gue?"
"ya karena memang gitu kenyataan nya, yun gue tau lo punya cowo tapi se harus itu lo ngejauh dari jendra yang selama ini ada di sisi lo?" ini seperti sisi lain toni, ia yang biasanya banyak bercanda dan suka memancing emosi orang. kini mengeluarkan kata kata yang bisa dibilang mustahil ia ucapkan.
"engga gitu ton, lo kan gak tau perasaan gue, lo engga ngerti gimana gue"
"oke, sekarang gue tanya. memangnya lo tau perasaan jendra? memangnya lo ngerti sama perasaan nya?" toni sedikit mendesak
yuna berpikir sejenak, ia seperti memang kelewatan menjauhi jendra tanpa memikirkan perasaan nya, yuna egois tentang ini.
langkah toni dan yuna pun menjadi sunyi kembali, hanya suara langkah kali yang mengiringi mereka.
♪ ♪ ♪
"shtt, yun basket yuk" roni datang ke meja yuna dan sedikit berbisik kepada nya.
bukan karena apa apa tapi roni melihat ada janu yang tengah tertidur di samping yuna.
"eh, gue?" yuna menunjuk dirinya sendiri.
"iya lah, ayo" roni menarik tangan yuna agar bangun dari tempat nya.
yuna menurut dan mengikuti roni yang sudah duluan melangkah menuju lapangan basket.
"main sama siapa?" yuna mulai membuka pertanyaannya.
"biasa" yang di maksud roni adalah jendra, zergan, dan juga toni.
"loh engga apa apa, gue ikutan?" yuna sedikit ragu ragu.
"kenapa yun? kan kita emang udah sering main bareng" jawab roni santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting -iceshin
Teen Fiction"lo pasti bakal luluh sama gue yun, gue pastiin itu" guys, plis banget untuk ga jadi silent reader yaa, makasih perhatiannya.