6

3.3K 277 24
                                    

"Chika, kamu beneran ga ikut? Christy ikut, nanti kamu sendirian di rumah. Sedangkan kakak nanti keluar ada urusan." Sang ibu menanyakan pertanyaan lagi pada anak tengahnya. Pasalnya beliau akan pergi bersama suami dan anak bungsunya untuk menghadiri acara pembukaan cabang perusahaan baru milik teman suaminya. Sedangkan Chika tak mau ikut karena alasan ada tugas sekolah yang harus dikerjakan.

"Tidak. Chika di rumah saja. Aku hari ini udah dapat tugas sekolah, jadi harus aku kerjakan karna besok dikumpulkan. Chika di rumah saja," jawab Chika.

"Biarin aja di rumah bund. Biar di ganggu sama hantu," sahut Damar iseng.

"Ish!" Desis Chika sambil melemparkan bantal sofa ke arah kakaknya.

"Kamu kalau ngomong jangan aneh-aneh kak, ga ada hantu di sini," tegur Ayana.

"Mereka pasti ada bund, tapi kitanya aja yang ga tau," balas Damar.

"Ada apa sih kalian ini?" Tanya Pak Darto yang habis dari kamar mandi.

"Biasa yah, kak damar nakut-nakutin aku!" Kesal Chika.

"Damar, jangan mulai. Nanti kamu yang gantian di takut-takutin mau?"

"Ish, amit-amit yah. Damar gamau!"

"Maka-nya, jangan suka nakut-nakutin adek kamu."

"Iya yah," jawab Damar, tapi tak tau dia akan berhenti bersikap usil pada adiknya atau tidak nantinya.

"Udah siap bun, dek?" Tanya Pak Darto pada istri dan anak bungsunya.

"Udah," jawab Ayana.

"Chika, kamu di rumah baik-baik ya. Kalau ada apa-apa langsung hubungin ayah atau kakak. Damar, kamu juga jangan lama-lama keluarnya. Kasihan Chika di rumah sendiri," kata Pak Darto.

"Iya yah, Aku cuma sebentar kok keluarnya," jawab Damar.

"Yasudah, kalau gitu ayah, bunda sama Christy berangkat dulu." Mereka mengantar orang tua mereka dan Christy sampai mobil. Menunggu di halaman rumah sampai mobil yang di tumpangi hilang.

Saat mobil milik orang tuanya hilang, kini berganti dengan mobik taxi yang datang. "Kakak, juga mau pergi sekarang ya Chik. Biar nanti ga kelamaan pergi. Kamu juga ga kelamaan sendirian di rumah," kata Damar.

"Iya kak. Hati-hati ya."

"Hati-hati ya. Di rumah banyak hantu," bisik Damar di akhir kalimat yang ingin mengisengi adiknya.

"Ih!"

Damar berlari meninggalkan Chika, menghindari pukulan yang adiknya itu ingin daratkan ke tubuhnya. "Kakak pergi dulu!" Kata Damar yang sudah di dalam mobil. Kemudian mobil taxi itu pergi dari sana.

Chika menutup pintu gerbang dan masuk ke dalam rumah. Karena dia jujur merasa tak nyaman dengan keadaan sekitar yang cukup sepi, padahal hari belun terlalu malam dan masih menunjukkan pukul tujuh malam.

Keadaan rumah kini sepi dan sunyi, karena tak ada orang selain dirinya sekarang di rumah. Chika menyalakan tv di ruang tamu. Dia ingin mengerjakan tugas di sini sambil menonton film yang dia tunggu-tunggu setiap seminggu sekali tayang per-episodenya. Setelah tv menyala, dia naik ke kamarnya ingin mengambil peralatan belajar miliknya. Buku tulis, buku paket, alat tulis. Setelah dipastikan sudah lengkap, Chika kembali turun ke bawah.

Tapi di tangga terakhir, dia berhenti, terdiam sambil menatap ke arah tv yang kini mati. Kening Chika mengernyit heran, padahal tv tadi sebelum dia tinggalkan masih menyala, tapi sekarang sudah mati. "Apa tv nya eror ya?" Pikir Chika.

Dia kembali berjalan meletakkan semua alat tulisnya di atas meja, kemudian kembali menyalakan tv. Chima teringat jika bundanya habis membeli beberapa snack makanan ringan. Dia ingin mengambik snack itu, pasti enak kalau mengerjakan tugas sambil nyemil.

Chika meletakkan remot tv di atas buku tulisnya kemudian pergi ke dapur mengambil sncak yang bundanya beli. Saat di dapur, Chika tak lagi mendengar suara dari tv. Padahal jarak ruang keluarga dan dapur tak terlalu jauh, dan juga Chika tadi memasang volume tv cukup keras, tapi kenapa sekarang sepi tak ada suara tv lagi?

Chika buru-buru mengambil snack dan air minun kemudian kembali ke ruang keluarga. Sampai sana ternyata tv kembali mati. "Beneran eror ini mah. Ayah harus tau biar tv nya dibetulin," monolog Chika.

"Loh remotnya mana?" Kaget Chika saat remot yang tadi di letakkan di atas bukunya kini telah hilang entah kemana. Chika menjelajahi sekitaran meja siapa tau remotnya jatuh.

"Aneh banget!" Gerutu Chika. Dia masih berusaha berpikir positif dengan kejadian yang cukup janggal ini. Meski Chika mulai merasa bahwa ini tak beres, tapi karna dia termasuk perempuan yang cukup berani jadi tetap berusaha harus bersikap biasa aja.

Tak hanya itu kejadian janggal yang Chika alami. Kini bertambah lagi lampu ruang keluarga yang tiba-tiba kedip-kedip. Hanya lampu ruang keluarga, lampu lainnya masih menyala terang. Jantung Chika berpacu cepat. Tangannya terasa sangat dingin jika kita memegangnya.

"Please jangan sampe mati lampu. Ga lucu sih ini," batin Chika.

Dia siap memegang ponselnya, jika saja nanti lampu mati dia bisa segera menggunakan flash hp sebagai pencahayaan. Lampu terus berkedip semakin cepat, kini tak hanya lampu di ruang keluarga tapi lampu lainnya pun ikut berkedip. Chika semakin dibuat takut saat tiba-tiba tv ikut menyala dan mati dengan sendirinya. Tapi yang ditampilkan hanya layar abu-abu saja, tak ada gambar. Ingin rasanya Chika menangis jika seperti ini. Ingin rasanga juga Chika memutar waktu dan ikut pergi bersama keluarganya, meninggalkan tugas sekolah daripada harus menghadapi hal seperti ini. Walaupun Chika adalah perempuan yang cukup berani, tapi jika menghadapi hal semacam ini,sendirian tentu saja akan takut.

Tak!

"A!" Kaget Chika karena mati listrik. Buru-buru Chika membuka ponselnya dan menyalakan Flash lampu. Dia merasakan seperti ada hembusan angin dari arah sebelah kanannya, dengan segera dia mengarahkan flash lampunya ke arah kanan itu.

"AAAAAA!" Jerit Chika terkejut. Ponselnya samapi terlempar dan dia terduduk sambil menutup mata dengan kedua tangannya, karena takut dengan apa yang dia lihat. Dia melihat sosok berambut panjang dengan mata melotot dan bibir terbuka membentuk huruf O tepat di depan muka Chika.

Chika sudah menangis sambil menyebut nama ayah, bunda nya. Sosok itu terdengar sekarang tertawa dengan nyaring masih di depan Chika. Tapi tak lama terhenti dan Chika mendengar suara seperti lelaki berkata, "PERGI!"


























Siapa tuh yg bilang. Kasihan ya chika di gangguin.

Gue deg"an anjir ngetik crita kek gini coy. Ngarasa kyk lagi diawasin anjir😭😭. Amit amit dah.

Dah mon maap buat typo, babay.

INVISIBLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang