Hari-hari berlalu. Kehadiran Alzee kembali membuat Chika tak merasa sendiri. Alzee sekarang selalu menemani kemana pun Chika pergi. Di saat Chika meminta kehadiran Alzee, Alzee akan langsung muncul dalam sekedipan mata. Hal itu membuat Chika senang. Namun, di sisi lain Chika kini lebih berhati-hati dalam menjaga lisannya. Apalagi kalau sedang marah. Dia tak ingin perkataanya tanpa sadar kembali melukai Alzee, dan membuat Alzee marah dan tak ingin menampakkan dirinya lagi.
"Kemana kamu mau pergi Chika?" Tanya Alzee. Pasalnya kini Chika sedang memasukkan beberapa bukunya ke dalam tas. Pakaian Chika kini juga sudah rapi, walaupun bukan seragam yang dia kenakan. Padahal hari ini adalah hari libur, kemana Chika akan pergi?
"Aku akan ke rumah teman. Ada tugas kelompok yang harus aku kerjakan," jawab Chika dengan masih memasukkan buku tulis terakhir ke dalam tas, lalu menutupnya.
"Bolehkah aku ikut?" Tanya Alzee.
"Tidak. Kamu di sini saja. Aku ingin fokus belajar di sana. Jika nanti kamu ikut, aku tak akan bisa fokus dan kamu malah menggangguku nanti," ungkap Chika. Dia tau betapa usilnya Alzee. Pernah kemarin saat belajar bersama temannya dan Alzee ikut, akhirnya tugasnya tidak selesai karena Alzee membuat banyak keusilan. Entah menyembunyikan bolpoin, buku, atau menyembunyikan barang lainnya yabg membuat mereka tidak bisa mengerjakn tugas dengan fokus.
Di sisi lain Chika tak ingin membuat teman-temannya itu takut jika yang menyembunyikan adalah bukan manusia. Karena sampai saat ini teman-teman Chika tak ada yang tau kalau Chika bisa berinteraksi dengan makhluk yang tidak bisa mereka lihat. Walaupun hanya Alzee yang bisa Chika lihat.
"Aku janji tidak akan mengganggu kalian," kata Alzee.
"Tidak. Kamu tetap di sini," jawab Chika.
"Ck! Tidak asik sekali," cibir Alzee.
"Aku tidak peduli," jawab Chika.
"Aku akan mengganggu kalian jika kamu tidak mengizinkanku pergi," ancam Alzee.
"Dan aku akan marah padamu jika kamu melakukan itu," balas Chika. Lalu dia menggendong tasnya dan keluar dari kamar.
"Kamu menantangku kah?" Kata Alzee setelah pintu kamar Chika tertutup. Dia berteleport ke halaman depan, melihat Chika yang bersiap berangkat dengan dijemput oleh salah satu temannya menggunakan mobil.
Chika tak sengaja melihat kehadiran Alzee yang berdiri di halaman rumah, tapi Chika menghiraukannya saja.
~~~
Brak brak brak brakk!!!
"Keluarkan aku dari sini dasar makhluk jahat!"
"Keluarkan aku!"
Dibalik pintu ruang bawah tanah tergedor sangat kencang. Ruang yang tak pernah sama sekali dibuka selama keluarga Chika pindah ke sini. Karena pemilik sebelumnya sudah memperingati jika ruangan ini jangan sampai di buka oleh siapa pun.
"Berisik sekali kau ini."
Pelaku yang menggedor pintu berbalik. Melihat ke bawah tangga yang ternyata pelaku yang menyekap dirinya di sini kini datang.
"Keluarkan aku dari sini dasar setan jahat!"
"Tutup mulutmu Alzee! Kamu cukup berdiam diri di sini, sampai tugasku nanti selesai. Biarkan aku menggunakan wujudmu untuk menyelesaikan tugasku," jelas Alzee palsu, yang selama ini bersama dengan Chika. Jadi yang menampakkan diri di depan Chika setelah pertengkaran itu adalah Alzee palsu. Sedangkan Alzee asli di sekap oleh Alzee palsu yang energinya lebih besar.
"Jangan apa-apakan Chika! Aku tau niat busukmu! Siapa yang mengirim mu ke sini?!" Bentak Alzee. Dia tau kedatangan Makhluk ini ke sini bukan hanya semata-mata iseng, tapi ada yang mengirimnya ke sini untuk menyakiti Chika.
"Kau tak perlu tau. Ini urusan ku bukan urusan mu. Berdiam dirilah di sini. Bukan kah ini tempat mu? Kau kira aku tidak tau, kalau tempat ini adalah tempat dimana ayahmu menghabisi dirimu," ungkap Alzee palsu sambil tersenyum mengerikan.
"CUKUP!" Bentak Alzee. Dia marah ketika mendengar kata ayah. Dia benci ayahnya. Karena ayahanya, Alzee jadi seperti ini.
"Apa? Marah? Kasihan sekali dirimu Alzee," ejek Alzee palsu.
"Bukan kah tidak beda dengan dirimu. Kau tidak akan jadi seperti ini jika semasa hidupmu berbuat baik," balas Alzee asli.
"Kau tidak usah ikut campur dengan kehidupanku dulu. Kau tidak tau menahu soal itu," jawab Alzee palsu yang merasa tersinggung.
"Aku tau," balas Alzee.
"Diam kamu! Jika kamu membuat aku marah, lihat saja. Aku akan membuat Chika semakin menderita nantinya. Nyawa Chika sudah ada ditanganku. Kapan saja aku mau, dia bisa saja langsung tiada." Alzee palsu tertawa setelahnya lalu menghilang.
Alzee asli kini terlihat gelisah. Dia tidak bisa pergi dari sini jika tidak ada yang membuka pintu bawah tanah ini. Karen ruangan ini dulu sudah diberi mantra agar makhluk-makhluk berenergi kuat tidak bisa keluar dari sini. Karena kebanyakan makhluk di sini sangat usil. Jujur saja Alzee merasa takut di bawah tanah ini. Dia selalu bersembunyi-sembunyi jika merasakan makhluk berenergi lebih kuat darinya mendekat. Tapi dia merasa sedikit tenang, karena dia tau makhluk itu tidak akan menyakitinya jika dia tidak membuat ulah.
Tak dapat dipungkiri jika Alzee merasa khawatir. Dia takut Chika kenapa-kenapa. Sebenarnya siapa yang mengirimkan makhluk jahat yang kini menjelma sebagai Alzee palsu itu, untuk menyakiti Chika. Memangnya apa yang telah Chika lakukan?
Yang nebak kalau kmaren itu bukan Alzee, lo bener.
Dah gitu aja maap buat typo.
Gua mau rehat dulu heheh..
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [END]
Horror"Hei," panggil Chika. "Siapa nama kamu?" tanya Chika pada sosok lelaki yang berada tak jauh darinya. Sosok lelaki itu terdiam. "Aku bertanya, siapa nama kamu?" ulang Chika. "Alzee," jawab sosok lelaki itu sambil tersenyum tipis, sangat tipis. "Dia...