"PERGI!"
"PERGI AKU BILANG!"
Chika masih menutup ke dua matanya dengan telapak tangan, dirinya masih menangis ketakutan. Tak berani melihat apa yang terjadi di depannya sekarang.
Tak!
Lampu kembali menyala. Tv pun ikut menyala, tapi hanya menampilkan layar pelangi.
"Sudahlah jangan cengeng."
Chika masih sesenggukan meski suara tangisannya sudah tak terdengar. Dengan perlahan dia membuka telapak tangannya yang sedari tadi menutupi kedua matanya. Chika melihat sebuah kaki tanpa alas kaki menapak di atas lantai, dengan perlahan Chika mengamati dari bawah sampai ke atas kepala sosok yang berada di depannya.
Wajahnya pucat pasi dengan mata panda menghiasi. Tubuhnya cukup kurus, kulit putih. Dia Alzee! Sosok yang selama ini ingin Chika temui secara langsung. Chika tercengang menatap Alzee yang kini benar-benar berada di hadapannya.
"Kau Alzee?" Tanya Chika memastikan.
"Ya," jawab Alzee dengan wajah datarnya.
"Apa kau hantu?" Pertanyaan itu muncul dari bibir Chika. Pertanyaan yang selama ini menghantui pikirannya, yaitu apa Alzee ini hantu atau bukan.
"Kau ingin tau?" Tanya Alzee balik sambil tersenyum sangat tipis, sampai-sampai Chika tak menyadari hal itu.
"Ya! Aku selama ini ingin mengetahui kebeneran tentang mu," jelas Chika. Dia berdiri dari duduknya, kini benar-benar menghadap ke arah Alzee yang ternyata lebih tinggi darinya, sampai-sampai Chika harus mendongak untuk melihat wajah Alzee.
Alzee menggeleng pelan dan berbalik seperti ingin pergi. "Tunggu!" Chika menahan tangan Alzee yang terasa sangat amat dingin.
Mata Chika melebar. "Kau bukan hantu?!" Tanya Chika lagi, karena dirinya bisa memegang tangan Alzee. Biasanya kan kalau di film-film akan tembus, tapi kali ini tidak, Chika pikir apa ternyata Alzee bukan hantu.
"Ssshh," ringis Chika karena tangannya merasa semakin dingin saat menyentuh Alzee.
"Kau hantu atau bukan sih?"
"Kalau iya kenapa?" Kata Alzee.
"Asli? Kalau kau hantu kenapa aku bisa memegang tanganmu?"
"Banyak-banyak lah membaca agar tau," jawab Alzee yang menurut Chika cukup menyebalkan.
"Coba sekarang kau pegang lagi tanganku." Kali ini Alzee mengulurkan tangannya mempersilahkan Chika memegang tangannya kembali. Dengan ragu Chika memegang kembali tangan Alzee. Mata Chika terbelalak, kali ini tangannya tembus saat memegang tangan Alzee.
"OMAIGAT KAU HANTUU!" Chika sampai mundur beberapa langkah karena terkejut dan tentunya ada rasa takut yang dia rasakan.
"Ck, lebay sekali," kata Alzee malas. Alzee yang sudah malas berhadapan dengan Chika kini memilih menghilang secara tiba-tiba tanpa memperdulikan Chika yang semakin shock melihatnya.
Lagipula Alzee merasa butuh istirahat, karena energinya terasa habis setelah menampakkan diri dihadapan Chika dan membuat Chika bisa memegang tubuhnya. Untuk melakukan hal itu memang Alzee harus mengeluarkan energi lebih banyak, untuk menampakkan diri hingga manusia bisa menyentuhnya. Ditambah Alzee tadi telah mengusir salah satu penunggu halaman belakang rumah ini yang sedang iseng ingin mengganggu Chika. Karena Alzee tadi merasa tak tega makanya dia membantu Chika, meskipub efek dibalik itu dirinya akan menjadi tak bertenaga.
Setelah kesadarannya kembali karna shock, Chika melihat ke stiap sudut tempat mencari keberadaan Alzee.
"Alzee! Pergi kemana kau?! Tampakkan lah dirimu lagi! Jangan tinggalkan aku sendiri! Aku tak mau ada hantu lain yang menggangguku!" Teriak Chika sambil memperhatikan sekitarnya.
Alzee sebenarnya mendengar teriakan Chika, tapi dia memilih membiarkannya dan beristirhat sejenak di tempat yang gelap dan sunyi.
"Hufft! Hantu menyebalkan," gumam Chika yang kesal karena Alzee.
Sekarang dirinya jadi takut sendirian jika seperti ini. Tapi dia tak bisa melakukan hal lain lagi selain meminta keluarganya untuk segera pulang. Tapi Chika tak menceritakan kejadian tadi ke mereka. Chika tak ingin membuat keluarganya itu khawatir.
Akhirnya remot tv yang tadi sempat hilang kini kembali ketemu di atas meja. Padahal jelas-jelas remot tadi tak ad ada di sana. Chika yakin jika tadi dia benar-benar dikerjain. Chika mengganti saluran tv yang kini telah kembali menampakkan layar film seperti semula. Kini dia memilih segera mengerjakan tugasnya, sebelum semakin larut dan dirinya menjadi ngantuk nantinya.
Sudah sekitar setengah jam Chika mengerjakan tugas, tapi belum kunjung selesai. Masih ada beberapa soal yang Chika tak paham. Sudah ratusan kali Chika mengeluh sedari tadi karena tugas yang menurutnya sangat susah, apalagi tadi adalah hari pertama dirinya sekolah, tapi kenapa gurunya dengan tega memberikan tugas yang Chika belum sepenuhnya paham tentang materi itu.
"Hai!"
"AA!" Kaget Chika karena ada yang memanggilnya tepat di samping telinganya.
"ALZEE!" Kesal Chika. Sang pelaku kini malah tertawa tanpa rasa bersalah. Chika tertegun melihat sosok hantu yang didepannya kini tertawa, terlihat semakin tampan. Chiak menggelengkan kepalanya mencoba mengembalikan pikirannya jika didepannya ini hantu, bukan manusia.
"Serius banget diliat-liat," kata Alzee.
"Bukan urusan kamu!" Kesal Chika. Alzee tersenyum dan bergeser lebih dekat ke arah Chika yang duduk di bawah sambil mengerjakan tugas itu. Dia mengintip tulisan-tulisan yang Chika kerjakan.
"Susah?" Tanya Alzee.
"Menurut kamu?!"
"Gatau."
"Ck, daripada kamu ganggu aku, lebih baik bantuin ngerjain tugas aku," kata Chika.
"Aku tak paham. Aku tak mengerti dengan soal-soal itu, aku tidak bersekolah di tingkat yang lebih tinggi sepertimu," kata Alzee.
Chika menatap wajah Alzee, kini dia jadi kepo tentang semasa hidup Alzee ini. Tapi tak mungkin dia menanyakannya sekarang. Dia tak ingin tiba-tiba bertanya dan membuat sosok yang sangat dia ingin temui ini tak lagi menampakkan dirinya hanya karena sebuah pertanyaan yang dia lontarkan. Apalagi baru kali ini mereka dekat.
"Maaf, kalau gitu biarkan aku mengerjakan tugasku."
"Silahkan," kata Alzee. Dia duduk bersila sambil memegangi kakinya, matanya memeperhatikan pergerakan tangan Chika, sesekali juga memperhatikan raut wajah Chika yang nampak serius.
Tangan Chika sesekali terlihat menyingkirkan helaian rambut yang menganggu wajahnya. Azlee yang melihat itu berinisiatif menyingkirkan rambut itu dan diselipkan di balik telinga Chika. Chika sampai terkesiap atas tindakan Alzee.
"Chika!" Chika terkejut mendengar suara yang memanggilnya. Itu kakaknya. Kakaknya telah kembali.
"Wedeehh rajin banget diliat-liat," kata Damar. Kini Damar duduk di sofa di atas Chika.
"Ya!" Hanya itu jawaban Chika. Dia kini melihat ke samping, ternyata Alzee sudah tak lagi terlihat. Kemudian dia mengedarkan pandangannya, siapa tau Alzee masih bersembunyi disekitarnya karna ada kakaknya Damar.
"Nyari apa Chik?" Tanya Damar yang melihat adiknya seperti mencari sesuatu.
"Ga ada," jawab Chika. Lalu dia melanjutkan mengerjakan tugasnya, karena dia yakin kalau Alzee sudah pergi. Setidaknya sekarang dia ada temannya dan juga keinginan untuk bertemu Alzee terkabul. Chika diam-diam tersenyum jika mengingat tawa dan senyuman yang Alzee ciptakan.
Tuhh ga serem kan, iyalah.
Dah gitu aja maap buat typo:*
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [END]
Horror"Hei," panggil Chika. "Siapa nama kamu?" tanya Chika pada sosok lelaki yang berada tak jauh darinya. Sosok lelaki itu terdiam. "Aku bertanya, siapa nama kamu?" ulang Chika. "Alzee," jawab sosok lelaki itu sambil tersenyum tipis, sangat tipis. "Dia...