"Chika~"
"Chika bangun~"
Suara halus itu mengusik tidur Chika yang cukup lelap. Chika mengumpulkan kesadarannya. Melihat jam dinding ternyata masih pukul 10 malam. Di melihat ke sisi kirinya ternyata ada Alzee yang kini tersenyum pepsodent ke arahnya.
"Ada apa?" Tanya Chika dengan suara serak.
"Ayo kita bermain," ajak Alzee.
"Ini sudah larut Alzee, tak bisakah besok saja," tanya Chika. Lagi pula mereka mau main apa di malam hari seperti ini? Sudah waktunya para orang tidur dijam segini. Lingkungan sudah sangat sepi.
"Aku sengaja. Biar kita bisa main dengan bebas, tak ada yang mengganggu kesenangan kita," jawab Alzee.
"Di luar dingin Alzee," kata Chika, padahal sebenarnya itu salah satu alibi supaya dia tidak meninggalkan kasurnya, karena rasanya malas sekali harus bangun dari jam tidur seharusnya.
"Kamu bisa mengenakan jaket. Jaket kamu banyak di lemari. Ayo Chika, keburu nanti hari semakin malam," kata Alzee.
"Apa kaluargaku sudah tidur?" Tanya Chika.
"Aku sudah memastikan mereka tidur dengan nyenyak. Jadi tak ada yang akan menghalangi kita untuk keluar bermain. Untuk terakhir kali Chika, sebelum aku nanti pergi. Ayo," kata Alzee. Chika yang mendengarnya jadi teringat jika waktu Alzee sudah tak lama lagi. Dia tak akan menyia-nyiakan sisa waktu yang dia miliki untuk bersama Alzee.
"Aku akan bersiap sebentar," kata Chika. Tanpa berganti baju Chika bersiap. Dia tetap memakai baju tidurnya dan hanya melapisi dengan sebuah jaket agar tak terasa dingin saat di luar nanti.
Chika dengan perlahan keluar dengan mengendap-endap agar tidak mengeluarkan suara yang berisik dan alhasil membangunkan anggota keluarganya.
"Huh, sepi sekali malam ini," kata Chika saat mereka sudah berada di jalanan.
"Semua orang sudah tidur," sahut Alzee.
Chika memperhatikan kanan kiri yang masih banyak tanah kosong yang hanya ditumbuhi rerumputan panjang dan tanaman liar lainnya. Cukup gelap, untung ada beberapa lampu jalan yang membuat jalan ini tidak terlalu gelap.
"Jangan terus melihat kanan kiri, nanti kamu bisa melihat hal lain," kata Alzee.
"Ish, jangan gitu," sahut Chika yang tau apa maksud dari perkataan Alzee.
"Amit-amit deh," ucap Chika sambil menepuk kepalanya beberapa kali. Alzee terkekeh melihatnya.
"Kamu mau melihat mereka? Banyak tau yang sekarang sedang menatap kita," kata Alzee.
"Gak! Cukup kamu saja," jawab Chika.
"Hemm, siapa tau kamu mau lihat selain aku," balas Alzee.
"Tidak-tidak! Em...kemana kita akan pergi?" Tanya Chika.
"Ke tempat bermain anak-anak."
Tak terlalu jauh jarak untuk menuju taman bermain anak-anak ini. Di sana banyak permainan seperti ayunan, jumpat-jumpit, perosotan dan masih banyak lagi. Karena banyaknya permainan itu yang membuat Alzee mengajak Chika bermain di sana. Dia harap dengan hal kecil ini dapar membuat Chika terkesan dan selalu mengingat keberadaan dirinya.
"Sepi sekali di sini," kata Chika.
"Tak apa. Mari bermain," ajak Alzee. Dia menarik tangan Chika untuk menuju ke perosotan. Mereka bermain dengan ceria, bak anak-anak yang sedang menikmati hari libur di taman bermain ini. Mereka seperti sudah lupa dengan usianya yang sudah tidak cocok jika dipanggil anak-anak. Tapi mereka terlebih Chika tidak peduli, karena malan ini dia merasa sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama Alzee tentunya. Mereka terakhir duduk di ayunan saat mulai merasa lelah. Mengayunkan ayunan itu dengan perlahan sambil menatap bulan yang ditemani para bintang di langit malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [END]
Horror"Hei," panggil Chika. "Siapa nama kamu?" tanya Chika pada sosok lelaki yang berada tak jauh darinya. Sosok lelaki itu terdiam. "Aku bertanya, siapa nama kamu?" ulang Chika. "Alzee," jawab sosok lelaki itu sambil tersenyum tipis, sangat tipis. "Dia...