"Jaga omongan lo Dim, nanti kesurupan lo."
"Ga mungkin gue kesurupan, lagian ini jailangkung bohongan doang," jawab yang menemukan boneka itu bernama Dimas.
Brug!!
"Dimas!" Pekik mereka.
~~~~
"Akhirnya sadar."
Dimas mengerjabkan matanya berusaha mencari kesadarannya. Diliat sudah banyak orang yang mengelilinginya. Dia menjadi bingung, memang apa yang baru saja terjadi? Badannya pun terasa sangat amat lelah, bahkan seperti remuk. Nyeri sekali jika digerakkan.
"Ini ada apa ya?" Kata Dimas bertanya-tanya.
"Lo ga ngerasa tadi?" Tanya salah satu temannya.
"Nggak, emangnya kenapa?" Tanya Dimas.
"Lo abis kesurupan!"
"Kesurupan?" Kaget Dimas. Dia tak percaya dengan apa yang dikatakan temannya.
"Ngaco lo!" Tepis Dimas.
"Mana ada ngaco. Buktinya orang-orang kumpul di sini, karena mau bantuin elo. Bahkan kita manggil orang pinter ke sini," jelas Damar.
"Masa gue kesurupan?" Kata Dimas setengah tak percaya.
"Dek, lain kali kalau berbicara tolong dijaga ya. Dimana pun tempatnya pasti ada penunggunya. Lisab perlu dijaga demi menghormati siapapun itu yang ada. Sikap dan perilaku sangat penting. Lain kali jangan mengulangi hal yang seolah menantang dengan benda-benda seperti itu (sambil melirik jailangkung di sebelahnya). Perlu kalian ketahui boneka ini bukan hanya boneka biasa, tapi ini boneka ghoib asli. Dimana kalian mendapatkan ini?" Tanya orang pintar itu.
"Saya ga sengaja nemu pak. Saya kira itu boneka biasa, dan karena saya juga butuh buat properti tugas ini jadi saya ambil," sahut teman Damar lainnya.
"Lain kali jangan mengambil benda sakral sembarangan. Entah itu asli ataupun boneka, jangan di ambil. Kalian bikin sendiri saja jika ingin buat properti seperti ini. Lebih baik segera singkirkan boneka ini, karena membahayakan. Kalian dengar sendiri apa yang dikatakan sosok yang memasuki teman kalian ini?" Jelas Orang pintar.
"Bunda ingin kamu ganti saja boneka itu Damar. Ini demi keselamatan kalian dan juga adik kamu. Kamu dengar sendiri kalau makhluk itu mengincar Chika? Bunda tidak mau terjadi apa-apa dengan kalian," pinta Bunda.
Damar menatap ke arah para temannya meminta persetujuan. Teman-temannya itu mengangguk, menyetujui. Daripada terjadi ke hal yang tidak diinginkan. Apalagi Dimas salah satu menjadi korban kesurupan.
"Iya bund. Damar akan ganti boneka itu," kata Damar.
"Bagaimana kalau saya bawa boneka ini? Saya akan amankan biar makhluk yang mendiami boneka ini tidak lagi menganggu kalian," jelas Orang pintar.
"Boleh pak. Bawa saja," kata Damar menyutujui.
"Sebagai gantinya, simpan keris kecil ini. Ini akan melindungi rumah ini dari makhluk-makhluk yang akan mengganggu kalian." Damar menerima pemberian orang pintar itu. Setelah itu orang pintar pamit dengan membawa boneka jailangkung.
"Lo yakin orang tadi itu orang pintar? Kayak dukun gitu, " Tanya teman Damar. Soalnya pakaian orang pintar itu aneh banget.
"Cocok lah kalau orang pintar. Bukannya emang kebanyakan orang pintar itu dukun?" Sahut teman Damar yang lain.
"Ga paham juga sih."
"Emangnya tadi lo ketemu dia dimana?" Tanya Damar.
"Di jalan. Karena panik gua tanya aja yang bisa ngobatin orang kesurupan siapa. Dan dia bilang dia bisa. Jadi langsung bawa aja ke sini," jelas teman Damar.
~~~~
Chika terlihat murung. Terduduk sendirian menunggu jemputan. Dia celingak-celinguk, berharap teman hantunya itu datang. Sudah lama setelah perdebatan kemarin Alzee tal lagi menampakkan dirinya. Apa dia benar-benar marah dengan Chika? Tapi Chika masih kesal, karena menurutnya ulah Alzee yang memindahkan boneka itu di kamar adiknya. Itu keterlaluan.
Alzee dateng ke sini dong. Aku butuh temen.
Batin Chika memanggil Alzee berharap datang.Alzee kalau kamu ga dateng aku bakalan ngambek yang lama ke kamu ya?
Sedikit ancaman berharap Alzee menampakkan diri. Tapi itu nihil, setelah menunggu Alzee masih tak kunjung datang. Chika menghembuskan napas resah. Dia jadi berpikir, apa perkataan dirinya kemarin itu keterlaluan sampai membuat Alzee marah?"Hai Chika."
Chika memejamkan mata lelah. Lagi-lagi Aran kembali menganggunya. Apa dia tak lelah terus-terusan mengganggu Chika? Padahal Chika juga sudah menunjukkan tanda ketidak sukaaan pada Aran, tapi Aran masih saja kekeuh.
"Aku anter pulang ayo."
"Plish kak. Jangan ganggu aku. Aku gamau hidup aku jadi kena masalah karena kak Aran terus-terusan ganggu aku," ungkal Chika. Dia ingi mengungkapkan semua unek-unek yang beberapa hari ini dia pendam.
"Apa maksudnya masalah?" Bingung Aran.
"Fans kakak. Banyak fans kakak yang ga suka aku yang keliatan di deketin sama kakak. Aku risih kak. Apa lagi Kak Tari yang katanya pacar kakak. Dia malah udah pernah datengin aku langsung dan marah-marah. Padahal waktu itu aku sama sekali ga kenal kakak ini siapa. Tapi dia main marah-marah aja seolah aku ini udah ngrebut kakak darinya. Aku capek kak. Plish jangan ganggu aku lagi. Aku ga nyaman. Aku ga suka," ungkap Chika. Aran hanya bisa terdiam mencerna kata-kata yang Chika ungkapkan.
"Maaf kalau perkataan aku membuat kakak tersinggung. Tapi tolong, jangan ganggu aku," kata Chika. Lalu dia memilih jalan kaki untuk menjauh. Setidaknya dia tak melihat keberadaan Aran lagi.
Aran memperhatikan punggung Chika yang terus saja menjauh. Pikirannya berkelana. Apa memang dia tak bisa mendapatkan Chika?
Jadi gitu. Smoga ga lagi ganggu si Chika. Dan ga ada setan lagi di rumah Chika.
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE [END]
Horror"Hei," panggil Chika. "Siapa nama kamu?" tanya Chika pada sosok lelaki yang berada tak jauh darinya. Sosok lelaki itu terdiam. "Aku bertanya, siapa nama kamu?" ulang Chika. "Alzee," jawab sosok lelaki itu sambil tersenyum tipis, sangat tipis. "Dia...