"Apa ini Hyung?"
"You asking? Really? Ini kebun bunga matahari! Sunflowers.. Cantik sekali bukan??"
Cantik ya? Donghyuck meringis.
Haechan memang menanami sebagian lahan di halaman belakang mansion dengan bibit bunga matahari. Haechan sangat menyukai bunga tersebut. Haechan tidak pernah lupa untuk menyirami bunga matahari setiap pagi. Dan hasilnya adalah lautan bunga matahari yang terbentang sangat indah di pekarangan belakang mansion Red Moon.
"Mom bilang bahasa bunga dari Sunflowers itu adalah 'aku selalu menantikan kehadiranmu' dan 'aku selalu memandangmu'. Padahal mentari tidak selalu memberikan sinarnya dan tidak setiap saat ada bersama sang bunga. Tapi sunflowers tetap setia menantikan kehadiran mentari dan tidak pernah berpaling. It's like a symbol of loyalty and sincerity isn't it?"
"Loyalty and sincerity ya? Tapi tidakkah kau berfikir bahwa sunflowers itu terlalu naif, Hyung? Bahkan sampai dia layu pun mentari tetap akan meninggalkannya bukan? Mentari hanya datang dan pergi sesuka hatinya. So I think it sounds kind of stupid to hope for something that isn't care about us."
Minhyung memandang Donghyuck dalam. Rasanya seperti ada makna lain dari kata-kata Donghyuck barusan. Dan Minhyung dapat merasakan itu. Donghyuck mendongak menatap Minhyung. Mengibaskan tangannya perlahan.
"Maafkan aku. That is just my honest opinion. Tapi kebunnya sangat menakjubkan. Terimakasih sudah membawaku melihatnya."
Perasaan Minhyung sepertinya tampak terlalu jelas. Sejak belasan tahun lalu saat Minhyung tahu bahwa Donghyuck pergi jauh meninggalkannya.. pertama kalinya Minhyung merasakan kehilangan dan hatinya berdenyut nyeri. Maka dari itu Minhyung berhenti bertanya mengenai Donghyuck dan hanya mengulang semua memorinya saat bersama Hyuck di hutan.
Minhyung tidak pernah membiarkan memori tentang Donghyuck memudar. Lebih dari seminggu ini Minhyung merasa kerinduannya pada Donghyuck semakin menguat, entah kenapa. Makanya ia membujuk Haechan agar memperbolehkannya berlibur ke Kanada sekalian mencari Donghyuck.
Dan kini Donghyuck ada di hadapannya. Minhyung kembali membawa Donghyuck dalam pelukan. Menghirup aroma yang menguar dari tubuh mungil itu. Manis sekali, aromanya tercium seperti mawar yang mekar. Membuat gejolak tersendiri di tubuh Minhyung.
"Hyuckk.. apa kau.."
"Iya Hyung, aku Omega."
Donghyuck mengeratkan pelukannya di dada Minhyung. Merindukan Minhyung-nya juga. Tidak apa kan? Sebentar aja sebelum nanti Donghyuck mungkin akan mengejutkan Minhyung akan tujuannya kemari. Donghyuck ingin menikmati momen ini sesaat.
Donghyuck mendusal pada sumber pheromone Minhyung. Aroma yang menguar dari tubuh Minhyung juga terasa semakin kuat dan maskulin. Dan Donghyuck menyukai itu.
"I Miss you Hyung, indeed I Miss you.."
"But I Miss you more, Hyuckie.."
Mark memandangi Minhyung dan Donghyuck yang tengah berpelukan erat. Seakan tidak mau terpisah. Ingatkan bahwa pendengaran Enigma sangat tajam, dan ya. Mark mendengar percakapan mereka.
Mark resah dan gelisah. Bagaimanapun Minhyung dan Donghyuck itu bersaudara. Dan sepertinya Mark cukup waras untuk tidak lagi berhubungan dengan Jaehyun maupun Jeno. Mark mengusap wajahnya kasar. Berbalik menuju kamarnya dan Haechan.
Mereka saling menyayangi layaknya saudara. Ya, pasti seperti itu. Donghyuck pasti paham betul bahwa Minhyung kakaknya. Masalahnya, Minhyung belum tahu jika Donghyuck adalah adiknya. Oke, Mark harus bicara pada Minhyung secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINX - SIGMA AFTER STORY [END]
WerewolfDonghyuck yang menginginkan Haechan. Sigma yang telah membawanya ke dunia untuk bersama keluarganya. Minhyung yang menginginkan Donghyuck. Bocah manis yang dahulu selalu menempelinya kemanapun. Dan Ji-Sung. Yang membenci Donghyuck karena Elder Jen...