Pesawat Boeing 787 - 8 mengudara dari Bandar Udara Internasional Incheon, Seoul menuju Kanada. Penerbangan ini memakan waktu sekitar 13 jam 8 menit. Pertama kalinya bagi Haechan meninggalkan Korea, dengan jarak sejauh ini. Netra Haechan memandang jauh dari balik jendela pesawat, melihat pada hamparan kapas putih di langit yang ditembus oleh pesawat yang dinaikinya. Atensi Haechan beralih ke sampingnya, Donghyuck yang tampak tertidur tenang sejak hampir sejam yang lalu. Donghyuck memesankan tiket dengan VIP seat bagi keduanya, dan Haechan cukup terkagum dengan interiornya, meskipun berada dam pesawat, namun rasanya Haechan tidak akan merasa bosan. Lagipula, tempat duduknya senyaman ini.
"Daddy... Engg..."
Haechan tersenyum kecil mendengar Donghyuck yang mengigau dalam tidurnya. Memang sepertinya Donghyuck sangat merindukan ayahnya. Sekilas rasa was-was muncul begitu saja dalam hati Haechan. Memikirkan apa yang diucapkan Mark sebelumnya. Bahwa Haechan yang sembuh dari traumanya dikarenakan tidak pernah bertemu dan berhadapan kembali dengan sumber traumanya. Haechan menautkan kedua tangannya, berharap tubuhnya tidak bereaksi aneh-aneh saat nanti bertemu kembali dengan Jaehyun. Sejauh Haechan mengingat pertemuan terakhir nereka, Haechan merasa bahwa Jaehyun sudah melepaskan dirinya. Dan semoga tetap seperti itu.
Detik demi detik berlalu hingga belasan jam terlewati begitu saja, dan burung besi tersebut akan kembali menuju ke daratan, memasuki landasan di Bandar Udara Intenasional Pearson Toronto yang merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia. Donghyuck dan Haechan yang meninggalkan Korea sekitar pukul 9 pagi hari, menempuh 13 jam perjalanan dengan perbedaan waktu yang cukup signifikan antara Korea dan Kanada. Jika di Seoul seharusnya sekarang sudah malam hari pukul 22, kenyataannya di Kanada waktu seakan mundur kembali, Haechan dan Donghyuck tiba di Kanada pukul 8 pagi di hari yang sama.
Donghyuck dapat mengatasi jetlag nya lebih baik daripada Haechan karena Donghyuck sudah pernah mengalaminya. Berbeda dengan Haechan yang tampak sedikit linglung saat turun dari pesawat. Matanya mengerjap-ngerjap menatap mentari yang seakan baru terbit dan belum mencapai puncak takhta tertingginya di langit.
"Hachiii!... Hh-hatchii.."
Haechan mulai bersin-bersin karena ternyata paparan sinar mentari di Kanada cukup kuat hari ini. Doghyuck mendekati Haechan, memegang lengannya dan mencari orang suruhan ayahnya menjemput mereka.
"You okay, mom?"
Haechan mengangguk dan tersenyum, "Ya, aku hanya alergi.. sinar matahari seringkali membuatku bersin seperti tadi..."
"Itu dia! Ayo mom kita ke rumahku sekarang, orang yang menjemput kita sudah datang!"
Haechan merasa jantungnya sedikit bertalu lebih cepat, siapkah dirinya kembali bertemu salah satu tokoh dari masa lalunya? Begitu sih awalnya, tapi realitanya Haechan jatuh tertidur di dalam mobil. Tubuhnya merasakan jetlag luar biasa dalam perjalanan jauh pertamanya ini. Bahkan hingga mobil mewah milik Jaehyun memasuki rumah besar itu pun, Haechan tidak terbangun. Benar-benar deep sleep.
Jaehyun yang sudah menunggu kedatangan Donghyuck dan juga sang Sigma, menghampiri mobil yang membawa kedua Omega tersebut dan membuka pintu penumpang, dengan segera Donghyuck keluar dan menghambur pada pelukan Jaehyun. Menghirup aroma sang ayah yang begitu dirindukannya.
"Daddy! I Miss you super much!!"
"Miss you more, Hyuckie and you owe me a story, remember?"
"Akan ku ceritakan nanti ya Dad? Sekarang, bisakah kau menggendong mom? Dia tertidur, sepertinya lelah sekali karena jetlag. Aku sudah mencoba membangunkannya tapi sulit sekali. Jika di Korea memang sudah hampir tengah malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
JINX - SIGMA AFTER STORY [END]
WerewolfDonghyuck yang menginginkan Haechan. Sigma yang telah membawanya ke dunia untuk bersama keluarganya. Minhyung yang menginginkan Donghyuck. Bocah manis yang dahulu selalu menempelinya kemanapun. Dan Ji-Sung. Yang membenci Donghyuck karena Elder Jen...