"Haechan? Ini benar dirimu? Lama sekali tidak berjumpa ya... Kau tampak mempesona.."
"Hai, tetua Jisoo. Terimakasih. Kau juga tampak baik."
Haechan membungkukkan tubuhnya saat bertemu tetua Jisoo. Rasa takut itu selalu hadir menyelusup di hati Haechan, sedikit sekali. Waktu menyembuhkan luka? Memang. Tapi tidak dengan bekasnya.
"Masuklah, kalian mengantarkan Donghyuck?"
"Tidak usah ah! Ayo Haechan kita kembali saja. Yang penting Hyuck sudah sampai dengan selamat kan?"
Renjun menarik lengan pakaian Haechan. Malas sekali harus menginjakkan kaki di mansion Grey Moon yang terkutuk.
"Uncle Renjun, masuk sebentar saja ya? Aku akan buatkan minuman dulu. Ayolah."
Donghyuck memberikan tatapan memelasnya pada Renjun. Renjun ingin sekali mencubit pipi tembam Donghyuck, masih sama gembilnya seperti bocah kecilnya dulu.
"Baiklah, baiklah. Demi Hyuckie ya!"
Haechan sedikit terkikik melihat Renjun yang tidak berkutik karena Donghyuck. Bagaimanapun dulu Renjun itu sangat menyayangi Donghyuck. Sering mengeloni Hyuckie kecil sampai tertidur. Renjun mengikuti Donghyuck menuju pantry mansion. Sedangkan Haechan duduk bersama tetua Jisoo. Ingatan Haechan memang tidak akan pernah kembali, namun orang-orang sekeliling Haechan telah menceritakan dengan cukup lengkap mengenai semua hal yang ingin Haechan ketahui. Membuatnya tahu bahwa ia harus selalu waspada pada tetua Jisoo.
"Haechan... Jeno masih tertidur dalam komanya..."
"Hentikan tetua. Aku ... Aku tidak mau membahas mereka."
"Tapi, Haechan.. kemarin ini, Jeno sempat sadar sesaat dan Jeno memanggil namamu Haechan.. bisakah kau, sekali saja menengok Jeno?"
"Itu.. tidak! Aku tidak mau! Hubunganku dengan Jeno maupun Jaehyun sudah lama berakhir sejak aku melahirkan Donghyuck."
"Apa lima belas tahun ini tidak cukup kau anggap sebagai hukuman bagi Jeno? Kenapa kau tega sekali? Bahkan Donghyuck setiap hari selalu menangisi dan menunggu Daddy Jeno-nya terbangun. Kupikir mungkin Jeno akan benar-benar bangun jika kau melihatnya. Setidaknya lakukan untuk Donghyuck. Dia sangat merindukan Jeno."
Haechan menatap tetua Jisoo dihadapannya nanar. Tangannya mengepal. Salahkah Haechan jika Haechan tidak ingin berhubungan dengan kedua Elder itu lagi? Terlebih Jeno yang telah menggagahinya, setidaknya kejadian yang diceritakan pada Haechan mengenai Jeno dan Jaehyun, Haechan tidak bisa mengingatnya karena memorinya terhapus. Tapi Jeno? Apa yang terakhir Jeno lakukan padanya, Haechan mengingat semuanya!
Saat Haechan akan membuka mulutnya untuk bicara, Donghyuck dan Renjun datang membawakan minuman berwarna merah segar.
"Diminum mom! Aku yang membuatnya sendiri. Kujamin rasanya enak dan menyegarkan."
Haechan menatap jus semangka di hadapannya. Haechan terlalu sering membuat jus semacam ini untuk Mark. Semangka memang buah kesukaan suaminya itu.
"Ini minuman favorit Daddy Jae! Katanya rasanya sangat menyegarkan."
Semua orang yang ada di ruangan itu kompak mengunci mulutnya, hanya membiarkan saja Donghyuck yang bercerita singkat mengenai kehidupannya di Kanada. Donghyuck menutupi kejadian mating dirinya dengan Minhyung, cukup dengan menggunakan pakaian dengan kerah tinggi yang dia pinjam dari Haechan sebelum kembali ke mansion Grey Moon, dan menutupi aroma Minhyung yang menempel ditubuhnya dengan menguarkan pheromone normalnya, Iris, Citrus Bergamot dan Cinnamon. Malas mendengar ocehan ahjumma-nya itu, apalagi jika sampai dilaporkan pada Daddy Jae. Double kill.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINX - SIGMA AFTER STORY [END]
WerewolfDonghyuck yang menginginkan Haechan. Sigma yang telah membawanya ke dunia untuk bersama keluarganya. Minhyung yang menginginkan Donghyuck. Bocah manis yang dahulu selalu menempelinya kemanapun. Dan Ji-Sung. Yang membenci Donghyuck karena Elder Jen...