Potion ⚠️

3.9K 290 57
                                    

Sinar matahari menyusup masuk melalui celah gorden, membuat Omega yang sedang terbaring di lantai itu sedikit bergerak kecil. Dinginnya ubin keramik mulai terasa di kulit telanjangnya. Tepatnya bagian bawahnya yang polos. Saat sang Omega menggerakkan kakinya, nyeri di punggung seakan menghantam kesadarannya.

Donghyuck membuka matanya. Tegang dan menderu. Otaknya seakan langsung mengirimkan sinyal bahaya saat rasa sakit di punggung maupun wajahnya yang kini terasa bengkak dirasakannya. Donghyuck terengah dan menatap tubuhnya. Di lantai. Lengket karena cairan yang Donghyuck yakin milik Minhyung dimana-mana. Minhyung menggagahinya bahkan saat Donghyuck pingsan?

Donghyuck meringis saat menyadari semalam Minhyung meninggalkannya, tidak repot-repot membersihkan tubuhnya maupun sekedar memindahkan tubuhnya ke ranjang. Minhyung benar-benar meninggalkannya setelah puas memakai tubuhnya. Like a slut.

Donghyuck mengusap wajahnya pelan, pipinya perih dan sudut bibirnya pecah. Slut, slut, slut. Berapa kali pun Ji-Sung memanggilnya seperti itu, Donghyuck tidak pernah sakit hati. Malah menganggapnya sebagai pujian karena artinya Donghyuck sanggup memberi Ji-Sung kepuasan. Tapi saat Donghyuck mendengar Minhyung memanggilnya seperti itu, seakan dadanya tertusuk ribuan jarum.

Sangat menyakitkan.

Donghyuck bangkit tertatih menuju kamar mandi. Donghyuck bahkan tidak tahu dia berada dimana. Di rumah siapa, di kamar siapa. Saat ini, Donghyuck ingin membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Perutnya terasa penuh. Berapa kali Minhyung mengeluarkan cairannya di dalam? Bahkan Minhyung menanamkan knotnya.

Donghyuck menatap cermin. Wajahnya sungguh kacau. Rambut yang lepek, kedua pipinya ternyata sudah mulai membiru, bukti bahwa tamparan Minhyung sesungguh itu. Bibir robek, dan rahangnya yang lebam. Donghyuck membalikkan tubuhnya, memandang punggungnya yang terpantul di cermin. Memar panjang akibat terbentur meja terpampang jelas. Kemudian noda keunguan lainnya di pinggang Donghyuck. Minhyung merematnya kuat sekali hingga jejak jemarinya tercetak disana. Bahkan paha Donghyuck juga tidak luput dari amarah Minhyung.

Donghyuck memejamkan mata. Mengingat kembali ucapan Minhyung sambil merendam tubuhnya yang penuh luka dalam air hangat dalam bath tub.

"Ahhhh kenapa masih sempit padahal lubangmu baru saja dimasuki beberapa jam yang lalu sayang?"

Mengerjap pelan, berpikir bagaimana Minhyung tahu. Apa Minhyung sempat datang ke mansion siang itu? Donghyuck mengumpat pelan karena menyadari pintu depan mansionnya yang memang tidak ia kunci saat Ji-Sung datang berkunjung.

"Bagaimana ini? What am I supposed to do, Dad? This is beyond my imagination."

Donghyuck bermonolog dan menengadahkan kepalanya, bersandar pada pinggiran bath tub. Merilekskan otot tubuh dan pikirannya yang kacau mengingat Minhyung menanamkan knotnya. Donghyuck tidak mau hamil di masa SHS-nya. Harus segera pulang meminta ramuan pada tetua Jisoo. Tetua Jisoo pasti mencarinya! Donghyuck tidak pulang semalaman.

Donghyuck menyudahi acara mandinya, bergegas mengenakan jubah mandi dan mencoba mencari ponselnya di kamar tersebut. Pikirannya melayang pada saat seorang Alpha wanita yang terserempet mobilnya dan Donghyuck menawarkan untuk mengantarnya ke klinik terdekat namun berakhir Alpha tersebut memukul belakang kepalanya cepat sekali.

"Dimana ponselku? Kenapa tidak ada sih? Aku harus segera pulang. Tetua Jisoo pasti khawatir."

Donghyuck membuka lemari yang ada di kamar tersebut, namun kosong. Tidak ada sehelai pakaian pun. Mengutuk pelan karena menyadari bahwa pakaian yang Donghyuck pakai sebelumnya kotor dan lengket, juga bau. Bau cairan milik Minhyung.

"Apa aku harus pergi menggunakan jubah mandi? Gila, dan dimana mobilku. Aghhhh aku pusing! Minhyung keterlaluan sekali. Sudahlah aku tidak peduli, aku harus pulang, aku tidak mau ada yang tumbuh di rahimku."

JINX - SIGMA AFTER STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang