Mentari berada di batas senja, perlahan-lahan namun pasti semakin turun dari takhta-nya di atas langit. Sinarnya mulai meredup, digantikan lembayung oranye yang menguasai langit dengan indahnya. Cahaya senja menyeruak dengan berani menyusup ke dalam celah-celah gorden yang kini sedikit terbuka. Memantulkan bayangan dari kedua insan yang tengah bergumul panas di atas ranjang.
Masa Heat yang dialami Donghyuck sebenarnya sudah selesai, fasenya sudah menurun. Hanya saja masa Rut Minhyung lebih lama. Dan memang sejatinya seperti itu, Rut Alpha berlangsung lebih lama daripada Heat para Omega. Membuat Donghyuck masih harus membuka lebar kedua kaki jenjangnya untuk menuntaskan Rut milik kakaknya sendiri, Minhyung.
Sebenarnya jika Minhyung melakukannya dengan lembut, mungkin Donghyuck akan menikmati kegiatan mereka. Namun yang menjadi masalah adalah Minhyung sangat kasar. Jika Donghyuck memberontak sedikit saja, pukulan dan tamparan akan diterima oleh sang Omega.
Berkali-kali Donghyuck meminta Minhyung untuk berhenti, namun sang Alpha tidak menggubrisnya. Malah sengaja mempercepat temponya dalam memompa tubuh Donghyuck yang sudah dipenuhi memar dan luka.
"Mendesahlah Hyuck... Aku tahu kau menyukai sentuhanku bukan? Ahhh"
"Hhhhh... Hhh..."
Bahkan untuk sekedar mendesah pun Donghyuck kewalahan. Yang dapat dilakukan Donghyuck saat ini hanya memejamkan netra Amethystnya, dan membuka bibir plum nya tanpa suara, berusaha menikmati sodokan brutal dari penis besar Minhyung di dalam lubang hangatnya. Kedua lengannya bertumpu pada dada Minhyung, terkadang memeluk leher sang Alpha berusaha menghirup pheromone milik Minhyung. Berharap dapat mengurangi rasa nyeri yang mendera, dan yeah itu cukup membantu.
Untuk kesekian kalinya Minhyung mengeluarkan cairannya dalam tubuh mungil Donghyuck. Netra Donghyuck mengerjap-ngerjap saat kembali merasakan penuh dan hangat di bagian bawah perutnya. Minhyung bahkan sengaja menaikkan pinggul Donghyuck agar cairannya tidak meleber keluar. Minhyung sepertinya benar-benar ingin membuat Donghyuck mengandung benihnya. Dan Donghyuck terlalu lemah untuk sekedar melawan.
Kau benar mencintainya atau terobsesi, Minhyung? Tidak kasian padanya?
Aku mencintainya, tapi dia mengkhianatiku Leo.
Tapi kau sungguh ingin membuatnya hamil? Kalian masih SHS dan dia adikmu, jika kau lupa.
Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mengikatnya. Tidak ada ruginya lagipula Donghyuck tidak akan memiliki mate sampai kapanpun.
Kau, terdengar sedikit tidak masuk akal.
Yeah, I know that.
Di sisi lain, sebuah mobil dengan lambang sayap bertuliskan Aston Martin terparkir tepat di samping Rolls Royce yang digunakan Minhyung. Mark turun dari mobilnya dan menghampiri mobil Minhyung. Mereka kini berada di parkiran apartemen yang dilacak oleh Chenle.
"Minhyung, kuharap kau tidak mengecewakanku."
Mark bermonolog pelan sambil mengalihkan tatapannya dari mobil Minhyung menuju apartemen. Mark, Haechan dan Johnny menghampiri lobi. Bernegosiasi karena cukup sulit mendapatkan informasi di sana, tampaknya Minhyung tidak menggunakan namanya sendiri. Hanya saja bukan Mark namanya jika tidak bisa mengatasi keadaan. Buktinya kini Mark sudah mengantongi kartu khusus untuk membuka kunci digital kamar yang mungkin disewa oleh Minhyung.
Saat Mark akan menempelkan kartu tersebut pada kunci scanner, tiba-tiba Haechan menghentikan gerakan tangan Mark. Baik Mark maupun Johnny memandang Haechan yang nampak ragu.
"Ada apa, Haechan? Hmm?"
"Tidak, Mark.. hanya saja.. entah kenapa rasanya aku sedikit takut... Minhyung, tidak mungkin bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JINX - SIGMA AFTER STORY [END]
WerewolfDonghyuck yang menginginkan Haechan. Sigma yang telah membawanya ke dunia untuk bersama keluarganya. Minhyung yang menginginkan Donghyuck. Bocah manis yang dahulu selalu menempelinya kemanapun. Dan Ji-Sung. Yang membenci Donghyuck karena Elder Jen...