Derap langkah kaki yang berlari kencang terdengar ribut di sebuah jalanan sepi. Sepasang kaki yang terus saja memecah keheningan malam itu, diiringi suara rintik hujan yang jatuh membasahi kota Seoul.
"Jangan lari kau!"
"Kumohon lepaskan aku!"
Omega itu tampak mengatupkan kedua lengannya, meminta kemurahan hati dari kakak kelasnya yang kini tampak marah.
"Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja! Sial sekali kau bahkan menolakku setelah apa yang kulakukan untukmu selama ini? Ikut denganku sekarang!"
Alpha tersebut menarik lengan sang Omega berusaha membawanya pergi. Sang Omega memekik dan meminta tolong. Namun suasana di jalan kecil itu sepi sekali. Masih pukul sembilan malam, tapi karena cuaca hujan sejak sore, orang-orang sepertinya enggan untuk keluar dari rumah.
"Lepasss! Please, Sunghoon..."
Pemuda Alpha bernama Sunghoon itu tidak menghiraukan perkataan Omega yang meringis kesakitan karena tarikan Sunghoon tidak main-main. Namun Sunghoon menoleh cepat saat cekalannya terlepas begitu saja. Netra Sunghoon berkilat marah melihat Omega yang tadi berada dalam genggamannya berada di balik punggung Alpha lain. Seorang Alpha yang menepis cengkraman Sunghoon begitu saja.
"Siapa kau? Kenapa ikut campur?"
"Kau tidak dengar dia bilang lepaskan? Kau tuli ya? Itu artinya dia tidak mau ikut denganmu."
"Kau, kurang ajar..."
"Jangan menantangku, atau kau akan menghadapi seluruh anggota Red Moon pack, Alpha."
Sunghoon yang tadi akan menghajar Alpha dihadapannya itu seketika mundur mendengar nama Red Moon pack. Siapa Alpha ini? Apa dia salah satu anggota pack yang terkenal itu? Sunghoon mendecih, menatap pada Omega cantik yang telah mempermainkannya dan memutuskan untuk pergi.
"Ah, terimakasih.... Kau sudah menolongku... Astaga aku berdebar..."
Netra biru safir tercetak jelas di wajah sang Alpha. Tampak memindai Omega cantik di hadapannya. Tanda Mate di punggungnya berdenyut samar. Minhyung memejamkan mata, merasakan sensasi aneh yang terasa mirip dengan yang ia rasakan bersama Donghyuck. Wanita di hadapannya adalah Mate-nya.
"Hallo, kau oke? Aku Arin.. sekali lagi terimakasih."
Arin sedikit terkesiap saat Minhyung menariknya ke dalam pelukan. Jantungnya berdegup saat menghirup aroma yang memabukkan dari tubuh Alpha di hadapannya.
"Hai Arin. Aku Minhyung, dan kau adalah mate-ku.."
---
Mate adalah pasangan yang sudah digariskan oleh Moon Goddess. Dan setiap pasangan mate akan saling tergantung sama lain. Karena itulah sering dikatakan bahwa mate adalah harga mati. Walau dalam beberapa kasus ada Alpha yang mereject mate-nya sendiri. Seperti Elder Jeno, ataupun Alpha yang perasaannya tidak sepenuhnya diberikan pada sang Mate. Seperti Elder Jaehyun. Biasanya hal tersebut terjadi karena mungkin sebelum bertemu sang mate, Alpha memiliki hubungan dengan Omega lain. Atau seperti yang dipercayai oleh Elder kembar Grey Moon, takdir. Terkadang beberapa hal tersebut dapat membuat ikatan Mate yang kuat menjadi rapuh. Namun semua bergantung kepada teguhnya sang Alpha menjaga hati kepada sang Omega. Intinya, pilihan berada di tangan sang Alpha.
Pun begitu dengan Minhyung saat ini. Setelah beberapa hari bertemu dengan Arin, Minhyung yang awalnya yakin dan percaya hanya mencintai Donghyuck, menjadi sedikit bimbang karena hatinya kini seakan terbagi pada Arin. Minhyung bertemu dengan Arin setiap hari, sepulang sekolah.. berjanji bertemu di taman atau di cafe karena sekolah mereka berbeda. Hanya sekedar berjalan-jalan, bergandengan tangan atau berpelukan. Paling jauh sampai saat ini hanya berciuman, itu pun hanya sekedar kecupan singkat. Minhyung merasa ingin menjaga Arin, tidak ingin melukai apalagi melakukan hal yang membuat Arin merasa direndahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINX - SIGMA AFTER STORY [END]
Hombres LoboDonghyuck yang menginginkan Haechan. Sigma yang telah membawanya ke dunia untuk bersama keluarganya. Minhyung yang menginginkan Donghyuck. Bocah manis yang dahulu selalu menempelinya kemanapun. Dan Ji-Sung. Yang membenci Donghyuck karena Elder Jen...