Perfect Pattern

2.4K 240 48
                                    

Kumpulan tetesan air atau kristal es yang melayang di atmosfer, sejak pagi menjelang sudah memiliki warna yang kelabu. Menutupi sinar matahari yang ingin menyinari dan menghangatkan penghuni bumi. Tidak cukup sampai disana, awan yang tampak mengarak kelam itu pada akhirnya menjatuhkan buliran-nya yang cukup deras membasahi Kawasan yang luas dengan dua mansion megah yang berdiri di kedua ujungnya.

Donghyuck sedang bermalas-malasan di ranjangnya sambil mendengarkan musik yang akhir-akhir ini sangat dia sukai. Kakinya bergoyang kecil dan kepalanya bergerak mengikuti alunan musik. Air buds yang digunakan Donghyuck membuatnya tidak menyadari bahwa hujan turun begitu deras di luar mansion. Kesenangan Donghyuck terusik saat mendapati adanya panggilan masuk di ponsel pintarnya. Membuat musik yang sedang dinikmatinya otomatis terhenti. Netra Donghyuck melihat nama yang tertera, oh itu mom Haechan!

"Halo mom..."

"Donghyuck, kau sedang apa? Apa aku mengganggu waktumu?"

Donghyuck menggeleng, seketika tersadar bahwa Haechan tidak mungkin melihatnya menggeleng. "Uh, tidak mom aku hanya sedang mendengarkan musik saja.. ada apa?"

"Hyuckie, jika hujan sudah berhenti nanti... bisakah kau kemari? Minhyung akan menjemputmu ya? Menginap saja disini bisa tidak?"

Donghyuck berpikir itu ide yang bagus, mengingat hari ini kakak sialannya itu kembali memonopoli Daddy Jeno-nya. Ji-Sung mengajak Jeno pergi ke Jeju selama beberapa hari, refreshing katanya. Tapi Donghyuck tidak diajak! Donghyuck hanya mendapati pesan dari Jeno melalui Tetua Jisoo bahwa Jeno pergi selama tiga hari dua malam. Dalam hati Donghyuck mendecih karena tahu bahwa mom-nya Ji-Sung, Jaemin itu juga ikut serta.

"Eung, baiklah mom! Aku akan menginap di sana.."

---

Butuh waktu sekitar satu jam lamanya menunggu hingga tangisan langit tersebut mereda. Meninggalkan jejak harum dari tanah yang basah. Dan Donghyuck menyukai aroma tersebut. Donghyuck sedang dalam perjalanannya bersama Minhyung menuju ke mansion Red Moon. Mobil mewah yang digunakan oleh Minhyung sudah terparkir dengan rapi dan Minhyung membukakan pintu bagi Donghyuck, mengandeng tangannya untuk memasuki mansion megah milik keluarganya.

"Hyung, kau tampak aneh hari ini, ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Hmm, tidak Hyuck... tidak ada apa-apa, ayo, masuk ke dalam, semua sudah menunggumu.."

Semua? Aneh sekali, begitu batin Donghyuck. Saat Donghyuck mencapai ruang tamu, itu memang benar semua. Dan mereka semua menatap Donghyuck tanpa berkata apapun. Donghyuck sedikit beringsut mundur ke belakang tubuh Minhyung karena merasa sedikit terintimidasi oleh tatapan para Alpha dan Omega di ruang tamu tersebut.

"Hyuckie.. kemarilah.. duduk bersamaku.."

Donghyuck baru berani menghampiri sofa setelah Haechan mom-nya memanggil. Donghyuck duduk mepet sekali dengan Haechan, sedikit bergidik dengan tatapan ayah tiri yang merupakan musuh bebuyutan nomor kedua. Minhyung sendiri memilih duduk bersebrangan dari Donghyuck, di sebelah Chenle dan Sungchan.

"Baiklah, karena semuanya sudah lengkap, minus Elder Jeno sebenarnya tapi tidak apa aku sudah menghubunginya tadi dan dia setuju.."

Kening Donghyuck mengerut, setuju? Setuju untuk apa? Ada apa sebenarnya?

"Langsung saja aku malas berputar-putar.. kupikir lebih cepat lebih baik, bagaimana menurut kalian?" Mark mengabaikan Donghyuck dan bertanya pada para orangtua yang ada di ruang tamu tersebut. Dalam hal ini adalah pasangan Lucas Renjun serta Johnny dan Ten.

"Ya memang harus secepatnya sih."

"Aku setuju, dude! Tapi dimana dilaksanakannya? Di sini saja bagaimana?"

JINX - SIGMA AFTER STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang