07

1.1K 37 1
                                    

Happy Reading~~

Bell istirahat akhirnya berbunyi. Mathevan mengemasi barang barangnya lalu pergi keluar bersama Kenzo. Saat di tengah tengah jalan, handphone nya berbunyi, menandakan pesan masuk

_______________________________________________________

Kak Suami Ji

_______________________________________________________

Kalo cari aku di ruang OSIS ya, aku lagi rapat, nanti masuk aja gapapa
10.13

_______________________________________________________

"Ken, gue duluan ya" ujar Math

"Iya santai aja" ujar Kenzo

Mathevan mulai menuju ke ruang OSIS di sekolahnya dan mengetuk pintu terlebih dahulu baru ia memasuki ruangan tersebut. Jienanda pun tersenyum dan menepuk nepuk kursi di sebelahnya.

"Masih lama?" tanya Math perlahan

"Bentar lagi" ujar Jienanda

Mathevan membaringkan tubuh nya di paha sang suami dan mengarahkan kepalanya menghadap perut suami nya yang kotak kotak itu. Walaupun tidak terlihat jelas, tapi ia pernah melihatnya.

"Apa yang kalian lihat?!" ucap Jienanda tegas dan dingin membuat Mathevan terkekeh

"Cihh, udah pelakor, cari perhatian, sekarang jadi istrinya pulak, harusnya kan gue yang jadi istrinya"

30 menit kemudian, Jam istirahat sudah lama sekali berlalu dan bell juga sudah berbunyi 20 menit yang lalu, tapi rapat OSIS belum juga selesai. Mathevan juga di larang keluar oleh Jienanda.

"Masih lama?" ujar Math manja

"Bentar lagi sayang" jawab Jienanda

"Jawabnya itu terus tapi lama banget" ujar Math kesal

Jienanda tersenyum dan fokus kembali pada rapatnya. Hingga akhirnya selesai tepat setelah 15 menit. Dan Mathevan sudah tertidur pulas di paha sang suami.

"Sayang, bangun udah selesai" ujar Jienanda

"Hm? nghhhh" lenguh Math

"Laper" ujar Math

"Ayok makan, aku juga belum makan" ujar Jienanda

"Di ruang pribadi kamu aja" ujar Math

"Iya sayang, ayok" ujar Jienanda

Mereka pun berjalan ke kantin terlebih dahulu untuk memesan makanan dan menyuruh ibu kantin untuk mengantarkan ke ruang Ketua OSIS. Setelah itu baru lah mereka menuju ke ruangan Jienanda.

"Sini sayang" ujar Jienanda menepuk nepuk pahanya

Mathevan menurut dan duduk diatas pangkuan sang suami. Jienanda juga memeluk pinggang Math dengan posesif hingga tubuh Math bersentuhan dengan tubuh Jienanda.

"K-kak" ujar Math gugup

"Jangan marah ya" ujar Jienanda

Boyfriend? || MattWoong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang