06

1.3K 39 1
                                    

Happy Reading~~



























Mohon kebijakannya, chapter ini mengandung unsur 🔞 jadi bagi yang masih menjalankan puasa jangan dibaca dulu, dan bagi yang masih dibawah umur juga. tapi kalo mau bandel, dosa di tanggung pembaca yhh makasihhh.
















































































🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞

Pagi hari akhirnya tiba, kedua insan yang masih saling berpelukan dan menutup matanya itu sedikit terusik karna sinar matahari yang terang memasuki kamar mereka.

"Nghhh" lenguh Math sedikit bergerak karna silau

Ia membuka matanya dan melihat suami sah nya yang masih tertidur dengan nyenyak. Ia baru sadar jika suami nya ini sangat lah tampan. Rahangnya yang tegas dan kulitnya yang putih.

"Kak Ji" panggil Math dengan pelan

"Hm? kenapa sayang?" tanya Jienanda sembari mengeratkan pelukannya

"Udah pagi kak" ujar Math

"Jangan panggil kak sayang, panggil mas aja" ujar Jienanda

"Gak mauu" jawab Math sedikit meledek

"Nanti aku kayak kakak kamu aja di panggil kak" ujar Jienanda

"Iya deh kapan kapan, tapi Math lebih suka manggil kak Ji" ujar Math

"Terserah kamu deh sayang, tapi aku masih ngantuk" ujar Jienanda

"Udah pagi kak, bangun" ujar Math

"Ngg~" rengek Jienanda

"Kak Ji"

"Ngg~" rengeknya lagi

Mathevan menghela nafasnya dan mencium sekilas bibir Jienanda, membuat sang dominan membuka matanya dan tersenyum kearahnya. Lalu ia bangkit dan mengukung si kecil membuat ludah nya susah tertelan.

"K-kak Ji" ujar Math gugup

"Kenapa sayang?" tanya Jienanda

Jienanda mendekatkan wajahnya dan langsung menempelkan bibir mereka berdua. Cukup lama menempelkannya hingga ada sedikit demi sedikit lumatan lembut yang diberikan Jienanda.

"Mphhh emphhh"

Tangan Jienanda juga sudah memasuki piyama yang dikenakan Mathevan tadi malam dan mengelus elus tonjolan kecil yang berada di dadanya. Bak tersengat listrik, tubuhnya menggeliat kecil karna sentuhan tersebut.

"Nghhh mphhh"

"Anhhh"

Mathevan melepaskan lumatannya dan berusaha untuk menyingkirkan tangan Jienanda dari dalam piyamanya. Namun apa daya jika kekuatannya tidak se kuat Jienanda.

Jienanda langsung melepas seluruh kancing piyama milik Math dan mengulum salah satu dari dua tonjolan di dada itu. Sedangkan yang satu nya ia mainkan dengan tangan. Ia tak lupa juga menghisapnya.

"Nghhh ahhhh"

Hingga puting itu membengkak, baru lah ia meninggalkan tanda disana dan menurunkan celana piyama milik Mathevan. Tubuh putih nan mulus milik Math sudah terlihat semua oleh mata milik Jienanda.

Boyfriend? || MattWoong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang