16

617 36 2
                                    

Happy Reading~~

Saat ini Jienanda dan Mathevan sedang berada di dalam rumah sakit. Kata Zander, Kevin saat di sekolah tadi tampak pucat dan mual terus menerus. Tapi hanya cairan putih saja yang keluar.

"Gimana kak?" tanya Math

"Baru di periksa" ujar Zander sedikit khawatir

Tak lama setelah itu sang dokter keluar dari sana dan menghampiri Zander. Ia sedikit tersenyum dan menatap Zander penuh bahagia.

"Selamat tuan Zander, anda akan menjadi seorang ayah" ujar Dokter tersebut

Mereka bertiga sedikit loading. Maksud dokter ini apakah Kevin sedang mengandung anak dari Zander. Itu lah pertanyaan yang terus menerus berputar di otak mereka bertiga.

"M-maksud dokter?" tanya Zander

"Tuan Kevin saat ini sedang mengandung anak Tuan Zander" ujar Dokter tersebut

Zander langsung memancarkan wajah bahagianya dan langsung berlari masuk ke dalam ruangan pemeriksaan Kevin. Mathevan pun menangis bahagia dibuatnya. Sehingga Jienanda langsung memeluknya dan tersenyum gemas.

Setelah itu semua keluarga mereka mengetahui kabar itu. Dan saat itu juga mereka datang secara bergilir ke rumah mereka. Yang awalnya hanya berempat, kini rumah itu menjadi ramai.

"Maaf ya mas" ujar Mathevan tiba tiba saat mereka berada di taman belakang

"Maaf untuk apa sayang hm?" tanya Jienanda sembari memberikan senyum hangatnya

"Maaf kalo adek belum bisa ngandung" ujar Mathevan dengan suara nya yang bergetar

Jienanda pun tersenyum lalu memeluk Mathevan dengan hangat dan menepuk nepuk pundaknya lembut. Tak lama suara isakan kecil muncul dari dalam pelukannya.

"Keluarin sayang, keluarin aja, jangan ditahan okay" ujar Jienanda

Isakan itu perlahan mulai menjadi kencang dan itu berhasil membuat hati Jienanda tersentuh. Karna memang ternyata istrinya ini memikirkan hal itu sangat dalam.

"Sayang, dengerin mas baik baik" ujar Jienanda sembari menangkup wajah Mathevan

"Mas gak maksain kamu harus ngandung sayang, mas bahagia kalau kamu masih ada di samping mas. Itu aja, urusan punya anak atau belumnya pikirkan belakangan, yang penting kamu masih ada di samping ku" ujar Jienanda

"Kalau adek gak bisa ngandung" tanya Mathevan

"Kita adopsi anak" jawab Jienanda sembari tersenyum

Setelah itu Jienanda membawa Mathevan masuk karna cuaca diluar semakin dingin. Saat mereka masuk, mereka langsung menuju ke kamar. Karna mood Mathevan sedang buruk saat ini.

Tak lama ibu Jienanda pun masuk ke dalam kamar dan melihat Mathevan dan Jienanda yang duduk di atas sofa sembari menonton TV.

"Halo ma, ada apa?" tanya Mathevan

Sang mama langsung memeluk Mathevan dan menepuk nepuk punggungnya lembut. Sang mama tau bahwa menantu kecilnya ini sedang dilanda perasaan campur aduk karna ia masih belum bisa mendapatkan buah hati.

"Mama lihat kamu tadi di taman belakang sama Jienan" ujarnya

"Gausah terlalu dipikir okay? pikirkan kesehatan kamu dulu, kalau ada apa apa bilang ke mama" ujarnya lagi

"Iya ma, makasih" jawab Mathevan

~•••~

"Sayang, bangun" ujar Jienanda sembari menepuk nepuk pelan pipi Mathevan

Boyfriend? || MattWoong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang