Tidak terasa hari demi hari berlalu, perlahan Harry mulai memiliki rasa peduli pada Draco walau belum seberapa. Selain itu, Cedric tidak terlalu sering menemuinya kecuali hal penting saja.
Tidak ada lagi keanehan dari Harry, hanya saja belakangan ini pemuda berkacamata itu sering pingsan. Itulah informasi yang didapatkan Snape dari Hermione dan Ron selaku sahabat dekat Harry. Kini guru ramuan itu sedang mencari tahu apa penyebabnya bersama guru lainnya, apakah ini ada hubungannya dengan you-know-who atau tidak.
Hubungan Draco dan Harry hanya diketahui teman-teman dekat keduanya saja, itu atas permintaan Harry yang belum siap mempublikasikan hubungannya dengan musuhnya sendiri.
Oh, ya, ngomong-ngomong, Harry bingung dengan sikap Ginny yang seolah takut padanya. Setiap dia mendekatinya pasti gadis itu selalu menghindar, bahkan selalu menjaga jarak.
Bukan Harry saja yang menyadari itu, dua sahabatnya juga. Ron sampai bertanya pada adiknya perihal sikapnya itu, tapi Ginny tetap tidak mau bicara apa-apa.
"Harry."
Harry yang tadinya melamun sambil memandangi pantulan bulan di danau hitam, tersenyum mendengar suara serak dan rendah itu, tanpa menoleh pun dia tahu siapa yang memanggilnya. Dia memejamkan mata begitu sang pirang memeluk tubuhnya dari belakang.
"kenapa kau tidak ikut makan malam, hm?" tanya Draco tepat di telinga Harry. "Nanti kau pingsan lagi."
"Is there something on your mind?"
"Nothing," balas Harry.
"Stop lying to me, babe. I know."
"Don't force me, Drake." pinta Harry memohon.
"All right, all right. Excuse me." Draco beralih mengelus rambut Harry yang berantakan.
"There are so many stars, don't you think?"
Harry mendongak memandangi ribuan bintang di langit malam tanpa mempedulikan Draco yang kini mengendus-ngendus leher sampingnya. Lama kelamaan dia terbiasa dengan perlakuan anak tunggal Lucius itu.
Harry menunduk, sedikit menoleh pada Draco yang menatapnya dengan lembut. Kemudian pria berambut pirang melingkari lengan kirinya di leher depan Harry, tangannya mengusap lembut pundak yang lebih pendek, mendekatkan wajahnya, dan menempelkan bibir dinginnya di pipi putih itu.
"I like your cheeks." gumamnya, lalu kembali menciumi pipi Harry.
Setelah puas, Draco memutar tubuh Harry agar menghadapnya, lalu tangan pria pirang itu terulur menggenggam leher putih Harry agar empunya mendongak menatapnya.
"D-Drake ..." lirih Harry saat merasakan leher depannya ditekan dan napasnya sedikit tercekat. Perih dan nikmat menjadi satu, itulah yang dirasakannya.
Satu detik setelahnya, Draco memajukan wajahnya dan melumat bibir tipis yang sedari tadi menggodanya dengan sensual.
Well, Hembusan angin, dedaunan pohon, danau, bulan, dan bintang menjadi saksi bisu kegiatan keduanya malam ini.
********
Malfoy Manor
*Narcissa's dream*
"Narcissa!"
"Cissy!"
Narcissa menoleh mendapati sosok sahabatnya yang sudah meninggal, wanita itu sadar jika dirinya sedang bermimpi. Kakinya melangkah cepat menghampiri Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Crystal | Drarry ✔️
FanfictionHarry yang saat itu ditinggal sendirian di rumah keluarga Dursley, terkejut mendengar ketukan pintu di rumahnya. Begitu pintu dibuka, dia mengernyit mendapati sebuah paket yang entah dari siapa. Pemuda itu membawa paket tersebut dan membukanya di k...