Harry keluar dari kamar mandi dalam keadaan rambut yang basah, dan memakai pakaian berupa kaos setengah lengan dan celana pendek setengah paha.
Kedua tangannya sibuk mengeringkan rambut basahnya dengan handuk hingga pergerakannya terhenti karena Draco mengambil alih handuk itu. Sang pirang sama sekali tidak menghiraukan tatapan sebal yang Harry berikan padanya.
Pria pirang itu melangkah dan duduk di pinggir kasur dengan acuh kemudian menatap Harry yang masih berdiri dan menatapnya sebal. "Duduklah." Draco menepuk paha kokohnya mengisyaratkan sang kekasih untuk duduk di pangkuannya.
Harry mendengus pelan, kemudian duduk di pangkuan Draco. Draco tersenyum saat sang kekasih duduk di pangkuannya.
"Kau bisa sakit jika tidak segera mengeringkan rambutmu." Draco mengeringkan rambut Harry dengan handuk yang dia ambil tadi.
Hey! Siapa yang dengan seenak jidat mengambil handuk kekasihmu saat dia sedang mengeringkan rambutnya, tuan Malfoy?!
Harry memejamkan matanya, merasa nyaman dengan usapan halus Draco di rambutnya.
Setelah selesai, tangan Draco menyentuh rambut Harry, sesekali mengusap dan memainkannya. "Aku menyukai rambutmu." gumamnya sambil tetap memainkan rambut kekasihnya.
Puas dengan rambut Harry, Draco beralih memeluk tubuh pemuda cantik di pangkuannya. Sesungguhnya Harry menegang saat kekasihnya memeluk tubuhnya tiba-tiba, tapi dia hanya pasrah.
Selang beberapa detik, Draco mendekatkan kepalanya pada leher Harry lalu mengembuskan napas hangatnya membuat sang submissive mendesah pelan merasakan sensasi geli di lehernya.
"Ah! Stop it, Drac!" Harry meronta pelan dalam pelukan Draco.
Draco tersenyum kecil menanggapi, kemudian beralih mencium lehernya pelan.
"Drac ..."
"Hm?"
"Are my eyes scary?"
Draco seketika menghentikan acaranya menciumi leher putih yang menjadi candunya, kedua tangannya memutar paksa tubuh Harry agar menghadapnya. "Bicara apa kau ini?" tanyanya dengan napas memburu.
Harry menunduk, takut menatap mata abu yang tajam itu. "Harry, listen to me." Draco menaikkan dagu halus tersebut agar menatapnya.
"Apapun kalimat yang Dursley lontarkan padamu, anggap saja itu angin lalu. Dia iri padamu, kau spesial sementara dia tidak." Draco menangkup wajah cantik Harry. "Matamu indah. Ibuku saja menyukai matamu, apalagi aku."
Harry sedikit tersentak saat Draco melepas kacamata yang ia kenakan untuk mencium kedua matanya sebelum dipasangkan kembali.
"Waktunya sarapan, yang lain pasti sudah menunggu. Kita akan mengunjungi museum hari ini. Malamnya kita semua pulang ke Hogwarts."
Apa yang tidak lebih mengejutkan bagi orang-orang yang sedang sarapan saat melihat Draco dan Harry berjalan beriringan memasuki ruangan sarapan.
Lucius yang tengah menyantap makanannya pun mengernyit, kemudian bertukar pandang dengan Narcissa yang juga memasang ekspresi yang sama.
Sirius Black yang menyesap kopi hangatnya pun juga sama terkejutnya.
"Apa kami membuat kalian menunggu?" tanya Harry mewakili Draco juga pada teman-teman setelah mengambil sarapannya berupa roti tawar dengan selai cokelat dan segelas susu.
"Tidak. Kami juga baru sampai dua menit yang lalu." jawab Theo mewakili lima teman lainnya.
"Ayo kita sarapan!" Hermione bicara dengan ceria sebelum menyantap makanannya. "Apa yang kalian tunggu? Makanlah." ucapnya pada yang lain kecuali Harry yang kini sudah melahap makanannya, karena pemuda itu sama seperti dirinya yang tinggal di dunia muggle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Crystal | Drarry ✔️
FanfictionHarry yang saat itu ditinggal sendirian di rumah keluarga Dursley, terkejut mendengar ketukan pintu di rumahnya. Begitu pintu dibuka, dia mengernyit mendapati sebuah paket yang entah dari siapa. Pemuda itu membawa paket tersebut dan membukanya di k...