Epilog

7.8K 457 47
                                    

"Scorpius, jangan berlari!"

Bocah berusia 4 tahun itu tidak mengindahkan teriakan sang ayah, dia terus berlari dengan lincah di Manor megah tempat ia tinggal.

"Scorpy tidak mau cokelat Scorpy diambil!" teriak anak bernama Scorpius itu. Di genggamannya terdapat sebatang cokelat yang berusaha ia lindungi dari jangkauan sang ayah.

"Ayolah, nak, kau bisa sakit gigi kalau makan cokelat terus." Draco menghentikan langkah ketika sampai di ruang tamu. Anak pertamanya itu langsung menghampiri Lucius dan berlindung mengingat sang kakek selalu membelanya.

Di ruang tamu tersebut terdapat Lucius dan Narcissa, selain itu ada Sirius yang sedang mengunjungi Malfoy Manor bersama Regulus untuk melihat Harry.

"Kakek, lihat ayah!" adu Scorpius sambil mengerucutkan bibirnya.

"Draco ..." Lucius menegur dengan nada mengancam, akhirnya Draco mengangkat kedua tangannya di udara pertanda dia mengalah. Percuma saja, Lucius lebih membela cucunya dan akan terjadi perdebatan panjang jika dia tetap kekeh melarang Scorpius memakan cokelat.

Sirius tertawa pelan, "kebiasaan Harry menurun padanya, ya," lalu kedua tangannya terulur ke depan, "kemari, sama kakek." dia tersenyum ketika Scorpius berjalan ke arahnya.

Scorpius langsung naik dan duduk di pangkuan Sirius, "wajahnya sangat mirip denganmu, Draco." ucap Sirius sambil memeluk tubuh Scorpius.

Draco tersenyum, lalu mengambil tempat duduk di sebelah Narcissa, "wajah Scorpius memang sangat mirip denganku, tapi mata dan kelakuannya sangat mirip dengan Harry."

Berberapa saat setelahnya, sosok yang ditunggu-tunggu datang bersama bayi berusia dua tahun di gendongannya. Di tangan satunya terdapat piring dengan potongan apel hijau berukuran kecil-kecil di atasnya.

"Harry!" Regulus menyunggingkan senyum ketika Harry datang dan ikut duduk bersama.

"Maaf aku baru muncul," ucap Harry sambil mengembangkan senyuman cantiknya, "Albus rewel ingin apel hijau." tambahnya sambil menyuapi apel hijau yang sudah dipotong kecil-kecil itu ke mulut kecil Albus.

Regulus mengamati Albus dan Harry bergantian, "anak bungsu kalian sangat mirip dengan ibunya," gumamnya.

"Tapi dia memiliki mata ayahnya." Draco berkata sambil mengedipkan mata.

"Benar," Narcissa tersenyum tipis sambil memainkan rambut Albus yang halus, "Scorpius memiliki wajah yang sangat mirip dengan ayahnya, namun mata dan tingkah lakunya mirip seperti ibunya. Dan Albus," wanita itu menjeda untuk mencubit gemas pipi menantunya yang terkikik, "Albus memiliki wajah yang sangat mirip dengan ibunya, namun mata dan tingkah lakunya mirip seperti ayahnya."

Tidak terasa sudah empat tahun usia pernikahan Draco dan Harry, kini keduanya sudah dikaruniai dua orang anak. Harry tidak menyangka akan merasakan kebahagiaan yang selama ini dia impikan, bahkan yang dialaminya sangat jauh di luar ekspektasi nya.

"Mau apel lagi ..." ucapan Albus dengan suaranya yang kecil dan lembut itu mengalihkan perhatian semua orang. Ah, potongan apelnya sudah habis ternyata.

"Baiklah," Harry mengecup puncak kepala Albus, memindahkan bayi itu ke pangkuan Narcissa, lalu beranjak pergi ke dapur.

"Ibu! Scorpy mau cokelat lagi!" teriakan Scorpius masih bisa didengar Harry, "okay!" sahut Harry setengah teriak agar didengar anak pertamanya.

Mendengar itu, Draco tidak tinggal diam, dia segera berdiri, dan mengikuti Harry ke dapur.

Di dapur, Harry mengambil satu apel hijau dan meletakkannya di atas piring yang tadi dia gunakan untuk potongan apel Albus. Ketika dia hendak mengambil cokelat dari dalam lemari, sebuah tangan di belakangnya menutup kembali lemari itu membuatnya terkejut dan berbalik.

"Apa yang kau lakukan, Dray? Scorpius ingin cokelat." Harry menatap tatapan tajam suaminya itu dengan lembut.

Draco mendengus pelan, "Scorpius bisa sakit gigi, sayang. Aku tidak masalah kalau kau menuruti keinginan Albus. Apel hijau adalah buah-buahan. Jelas sehat dan bagus untuk kesehatan Albus. Sementara cokelat ..." Draco menjeda kalimatnya untuk melirik sekilas Scorpius yang kini bermain bersama Sirius, "Scorpius bisa sakit gigi bahkan mimisan. Kenapa kebiasaanmu harus menurun pada Scorpius, sih? Kenapa dia tidak seperti adiknya yang mewarisi banyak kebiasaan ayahnya?"

Harry memutar bola matanya, "kau pikir seluruh kebiasaanmu itu bagus?"

"Iya." sahut Draco.

"Berberapa kebiasaan buruk mu menurun pada Scorpius, bahkan pada Albus. Kau disibukkan oleh pekerjaanmu sebagai Auror, jadi kau tidak tahu dan tidak melihat berberapa kebiasaan buruk mu yang menurun pada mereka."

Draco menaikkan sebelah alis, "contoh?"

Harry mengangkat salah satu tangannya, menyentuh dadanya, "Scorpius dan Albus memiliki kebiasaan suka meremas dadaku. Jelas, kan, itu kebiasaan siapa." tersenyum miring di akhir kalimat ketika mendapati sang suami diam membeku.

Jelas Draco lah yang memiliki kebiasaan meremas dada istrinya, bahkan saat awal berpacaran semasa sekolah pun dia memiliki kebiasaan suka meremas dada Harry walaupun tubuh pemuda cantik itu dibaluti pakaian.

Satu kecupan Harry berikan pada Draco, lalu kembali berbalik menghadap lemari makanan dan mengambil satu cokelat yang belum sempat ia ambil untuk Scorpius, kemudian dia memotong kecil-kecil apel hijau tadi dan kembali ke ruang tamu dengan sepiring potongan apel dan cokelat.

"Yeay! Cokelat Scorpy!" Scorpius mengambil cokelat itu dengan senang lalu melahapnya.

"Albus," Harry duduk di sebelah Narcissa yang memangku Albus, dan menyuapi anak bungsunya itu dengan apel yang sudah ia potong tadi.

...

"Anak-anak sudah tidur?" Draco dan Harry melangkah memasuki kamar yang ditepati Scorpius dan Albus.

Dapat mereka lihat kedua putra mereka sudah tertidur dengan nyenyak.

"Lihat, Dray, gaya tidur Scorpius mirip denganmu." kikik Harry melihat gaya tidur Scorpius.

"Aku masih tidak menyangka kita sudah menjadi orangtua," Draco merangkul pundak Harry lembut.

"Kau benar," Harry bersandar nyaman pada tubuh Draco.

"Bagaimana jika kita memberikan adik lagi untuk Scorpius?" Draco menatap Harry dengan pandangan menggoda, "kali ini anak perempuan, jadi Scorpius memiliki dua adik. Satu laki-laki dan satu perempuan."

"Boleh," Harry tersenyum kemudian mengalungi kedua tangan nya di leher kokoh Draco, di saat itu juga Draco menggendong tubuh Harry ala bridal menuju kamar mereka berdua.

Tentu saja Harry tidak menolak. Kegiatan bercinta dengan Draco di ranjang adalah kegiatan yang sangat menyenangkan baginya dan bagi Draco juga.

.
.
.

NEXT MASIH ADA CHAPTER SPECIAL!!!

Mysterious Crystal | Drarry ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang