Harry bersenandung kecil di ruang utama Manor keluarga Black, rasa sedihnya sedikit terobati setelah kedatangan Draco. Tangan pemuda itu bergerak mengambil sepotong pie apel buatan Narcissa tadi dan melahapnya.
Harus dia akui pie apel buatan Narcissa sangat lezat, pantas saja Draco menyukainya.
30 menit yang lalu, keluarga Malfoy pamit pulang. Sebenarnya Harry merasa sedih, tapi setidaknya rasa sedihnya sedikit terobati setelah bertemu Draco
Harry tersenyum tipis, membayangkan bagaimana Draco memeluknya tadi.
"Senang setelah bertemu Draco?"
Harry tertawa kecil, lalu dia menyandarkan kepalanya dengan nyaman di bahu Sirius.
Winkle datang menghidangkan segelas cokelat panas untuk Harry atas perintah Walburga, lalu goblin tersebut kembali menghilang dalam sekejap mata.
Harry mengambil segelas cokelat panas yang dihidangkan, lalu meminumnya hingga separuh. Sirius tersenyum tipis melihat anaknya itu, "kau dan Draco bisa saja terkena demam jika Winkle tidak memergoki kalian."
"Maaf, ayah." Harry kembali bersandar dengan nyaman, kali ini di paha Sirius sebagai bantal untuk kepalanya. Sirius tertawa pelan melihat tingkah Harry, tangannya tergerak mengelus kepala Harry agar pemuda itu merasa nyaman.
"Tidurlah." lirih Sirius.
Terdengar dengkuran halus setelahnya, dapat dipastikan Harry sudah tertidur.
"Dia tidur, nak?" suara Orion yang muncul dari arah belakang bersama Walburga mengalihkan perhatian Sirius. Kedua orang itu segera duduk diikuti Regulus yang baru saja muncul.
"Baru saja." balas Sirius tanpa menghentikan acaranya yang mengelus kepala Harry.
"Ngomong-ngomong," Sirius menjeda untuk menatap wajah Harry yang terlelap sejenak, "aku senang kalian berubah, terutama kau, ibu."
Walburga tersenyum tipis, "kebaikan yang aku berikan pada Harry belum sebanding dengan apa yang kulakukan dulu."
"Setidaknya kau sudah berubah, ibu. Dan itu lebih dari cukup." balas Sirius.
*****
Satu bulan setelahnya
Kegiatan belajar dan mengajar sudah kembali dilaksanakan dua minggu yang lalu, dan selama itu pula Harry belum kembali bersekolah di Hogwarts.
Di taman belakang Manor, Harry tengah duduk santai sambil menikmati angin dingin yang menerpa wajahnya.
"Bagaimana perkembangan Harry selama sebulan ini menurutmu, Regulus?" tanya Sirius yang memperhatikan punggung Harry dari dalam Manor.
"Bagus," Regulus meminum jus labunya seteguk, "dia tidak separah seperti saat seminggu berada di sini. Hanya saja ..." pria itu menjeda kalimatnya sejenak, "aku masih sering mendengarnya menangis di malam hari."
"Memang sulit menghilangkan trauma itu, apalagi penyihir jahat itu kerap menidurinya." Sirius menghembuskan napas berat.
"Sore ini dia akan kembali ke Hogwarts dan bersekolah seperti biasa keesokan paginya. Tapi, apa kau tidak khawatir?" Regulus memandang Sirius dengan tatapan ragu.
"Bagaimana jika kau meminta profesor Dumbledore memperpanjang waktu lagi?"
Sirius menggeleng, "tidak, Regulus. Harry bisa tertinggal banyak. Aku akan bilang pada teman-temannya jika Harry tidak bisa ditinggal sendirian walau hanya sebentar."
"Dia harus dibuat sibuk agar tidak mengingat kembali hal-hal mengerikan yang dia alami." sambung Sirius.
"Kau ayah yang baik." puji Regulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Crystal | Drarry ✔️
FanfictionHarry yang saat itu ditinggal sendirian di rumah keluarga Dursley, terkejut mendengar ketukan pintu di rumahnya. Begitu pintu dibuka, dia mengernyit mendapati sebuah paket yang entah dari siapa. Pemuda itu membawa paket tersebut dan membukanya di k...