17

6.4K 471 39
                                    

Harry terus berlari kencang dengan tatapan kosong yang lurus ke depan. Napasnya memburu serta isakan kecil yang keluar dari mulutnya.

Brak!

"Mr. Potter!"

Snape yang baru saja keluar dari ruangan pribadinya, terkejut ketika Harry menabrak tubuhnya. Untungnya guru ramuan itu berhasil menjaga keseimbangan tubuhnya, jika tidak, dia akan terhuyung ke belakang.

"Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau berlari?!" tanyanya sedikit membentak, namun tidak ada jawaban dari mulut Harry, yang ada pemuda cantik itu memeluk erat tubuhnya dan deru napas yang tidak beraturan terdengar dari sana.

Snape memasang wajah datar, entah dorongan dari mana pria itu merengkuh lembut tubuh Harry.

Tak lama setelahnya, kehadiran Remus Lupin, Draco, Pansy, Theo, Blaise, Hermione, dan Ron membuat Snape mengangkat kepalanya.

"Bisa jelaskan padaku apa yang terjadi?!" Snape bertanya dengan nada yang sama sambil melepas jubah hitam yang dia kenakan untuk dia lampirkan pada tubuh Harry yang bergetar.

Hening. Tidak ada satupun dari mereka yang menjawab. Hanya terdengar deru napas tidak beraturan milik Harry.

Menghembuskan napas kecil, Snape menunduk, "aku akan mengantarmu ke ruangan Profesor Dumbledore." ucapnya, lalu kembali mendongak menatap orang-orang di hadapannya dengan tatapan datar.

Kemudian Snape memapah Harry pergi meninggalkan tempat. "Tolong jangan marah pada profesor Lupin, profesor." Harry buka suara ketika keduanya sudah sampai di depan pintu ruangan Profesor Dumbledore.

Snape diam, tidak menanggapi ucapan Harry. Setelah mengucapkan mantra, pintu ruangan kepala sekolah dan keduanya masuk ke dalam.

"Harry!" Dumbledore melangkah menghampiri setelah Snape mendudukkan Harry di salah satu sofa yang ada di sana. "Apa yang terjadi?" kepala sekolah itu mendongak menatap Snape, tapi guru ramuan itu hanya diam.

Dumbledore kembali beralih pada Harry yang memucat, "beritahu aku, apa terjadi sesuatu?"

Hanya gelengan kepala yang didapatkan Dumbledore, saat melihat kedua tangan Harry yang bergetar membuat sang kepala sekolah tahu jika pemuda cantik itu sedang tidak baik-baik saja.

"Kau bisa menanyakannya pada Remus Lupin." Snape bicara dengan nada khasnya, "kelasnya sedang mengikuti pelajarannya tadi." lanjutnya.

"Profesor ..."

Dumbledore melirik Harry yang memanggilnya dengan lirih, "jangan marah pada profesor Lupin, dia tidak salah. Akulah yang salah disini ..." sambung Harry.

"Maksudmu?" Dumbledore menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Seharusnya aku tidak membayangkan Tom hingga benda dari dalam Boggart itu berubah menjadi --"

"Tunggu." potong Dumbledore, "Boggart katamu?"

Harry mengangguk.

Dumbledore menghembuskan napas berat, tentu dia tahu apa yang sedang diajarkan Lupin. "Baiklah. Kau istirahatlah dulu di sini."

.

"Lihat ini!"

Ron yang tadinya sibuk menyantap makan siangnya mengalihkan pandangannya pada Hermione yang membuka lembaran daily prophet.

"Kementerian sihir memerintahkan kepada seluruh Auror untuk memburu Horcrux milik raja kegelapan!" seru Hermione.

"Horcrux?" Neville mengernyit, "apa itu?"

Hermione memutar bola mata, "Horcrux adalah suatu wadah dimana seorang penyihir jahat menyimpan bagian dari jiwanya demi keabadian. Ini agar raja kegelapan tidak bangkit kembali."

Mysterious Crystal | Drarry ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang