*Harry's dream*
"What place is this?"
Pemuda dengan paras cantik itu melangkah tanpa tahu arah. Dia tersenyum memandangi rerumputan hijau yang indah dengan berberapa jenis bunga di sana.
Harry berhenti melangkah saat matanya melihat bunga Lily dengan berbagai macam warna.
Pemuda itu sedikit berjongkok, menghirup aroma bunga Lily itu dalam satu tarikan napas. Kemudian Harry kembali bangkit dan melanjutkan acara jalannya.
Asik berjalan, tak lama langkah pemuda itu berhenti saat melihat dua orang dewasa yang membelakanginya. Harry menyipitkan kedua matanya berusaha mengenali siapa dua orang tersebut.
"Mom? Dad?" ucapnya memastikan.
Dua sosok itu langsung berbalik. Harry terkejut bukan main, dia melihat sosok James dan Lily yang tersenyum ke arahnya. Kemudian mereka berdua mengulurkan tangannya seolah menyuruh Harry untuk mendekat.
Harry segera berlari menuju orangtuanya, dan memeluk keduanya dengan erat. "Aku merindukan kalian!" gumamnya disela isakan.
James menangkup wajah Harry, mengusap pipi putranya. "Lihat, Lily. Wajah anak kita sangat mirip denganku." ucapnya menyombongkan diri pada istrinya.
"Gen ayahnya lebih kuat." tambahnya bangga membuat Lily memutar bola matanya, "tapi Harry memiliki mataku." sahut sang istri.
"Hey, kalian jangan bertengkar." Harry mengusap masing-masing pundak orangtuanya. "Ayo kita cerita-cerita." ajaknya lalu mendudukkan tubuhnya di rerumputan.
James mencibir saat Harry lebih memilih bersandar di paha Lily, sementara dia hanya menggenggam tangan putranya saja. Tapi tak apa, setidaknya putranya mau disentuh olehnya.
"Bagaimana keseharianmu di Hogwarts, Sweetie?"
"Aku sangat bahagia, mom. Aku punya sahabat bernama Hermione dan Ron. Selain itu, Hogwarts sudah seperti rumahku!" sahut sang anak dengan ceria.
"Pelajaran apa yang tidak bisa kau kuasai?" tanya James.
"Ramuan." jawab Harry seketika membuat Lily tertawa kecil, "dia benar-benar anakmu, James."
"Selain itu, profesor Snape suka sekali menghukum ku. Salah sedikit saja dia mengurangi poin asrama kami." tambah Harry, tanpa dia sadari orangtuanya saling bertukar pandang mendengarnya.
Terjadi keheningan di antara mereka, hanya terdengar suara dedaunan pohon yang terkena hembusan angin. Harry sangat senang, walaupun ini hanya mimpi tapi setidaknya dia bisa bertemu orangtuanya dan berbicara dengan mereka walau hanya sebentar.
"Lily, waktu kita sudah habis." ucap James memandangi tangannya yang mulai memudar.
Harry tersentak, dengan gerakan cepat dia bangkit duduk menatap orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Crystal | Drarry ✔️
FanfictionHarry yang saat itu ditinggal sendirian di rumah keluarga Dursley, terkejut mendengar ketukan pintu di rumahnya. Begitu pintu dibuka, dia mengernyit mendapati sebuah paket yang entah dari siapa. Pemuda itu membawa paket tersebut dan membukanya di k...