12

6.2K 475 53
                                    

Terjadi keheningan setelah Harry melayangkan tamparan pada pipi Draco hingga kepala pemuda pirang itu menoleh ke samping membuat teman-teman yang lain terkejut.

Arthur, Molly, Lucius, Narcissa, Lupin, dan Sirius yang baru saja datang menghentikan langkah saat melihat pemandangan di depan.

Dengan pelan tangan Draco terangkat menyentuh pipi kirinya yang terasa panas, kemudian menatap Harry yang menatapnya tajam.

"Kau benar-benar brengsek!" raung Harry sebelum pergi meninggalkan tempat.

"Drac, kau ini!" Pansy mendesis tajam pada Draco, menatap marah pemuda pirang itu. "Ingatan Harry tidak bisa dipaksa. Tugas kita adalah mengambil cincin Harry untuk kita serahkan pada profesor Dumbledore, bukan memaksa ingatannya!"

"Sekarang, apa yang kalian tunggu? Kita harus mengejarnya!" Lupin segera memimpin mengejar Harry diikuti yang lain.

"Harry!"

Harry yang masih setia melarikan diri, menoleh dan mengumpat mendapati dirinya dikejar. Melihat berberapa batu berserakan, dia mengambil berberapa batu, kemudian melemparnya ke arah belakang sambil tetap berlari.

Dengan tongkat sihirnya, Hermione dan Pansy memusnahkan batu-batu yang dilempar Harry dengan mantra peledak. "Bagaimana ini? Harry tidak mau mendengarkan kita." Hermione bicara tanpa melepaskan pandangannya pada Harry.

"Tidak ada pilihan." Lucius mengarahkan tongkatnya ke arah kaki Harry yang setia berlari. Dalam hati, pria itu meminta maaf karena akan sedikit melukainya. Lucius merapalkan mantra yang memunculkan kilatan putih dari tongkatnya sehingga mengenai kaki Harry, dan sukses membuat pemuda itu terjatuh.

"Father!" Draco menatap ayahnya tidak percaya.

"Aku hanya membuat kakinya keseleo." Lucius menjawab cepat.

Harry meringis untuk kakinya yang terasa nyeri, mengangkat kepalanya, menatap tajam orang-orang yang kini menghentikan langkah. Tak lama, dari arah yang sama muncul sosok Dumbledore dan Snape.

"Apa yang ingin kalian lakukan?! Biarkan aku pergi!" raung Harry tajam. Lalu, matanya menatap tajam Sirius, "kau!" serunya sambil menunjuk pria yang sebenarnya ayah baptisnya. "Kau adalah orang yang telah memotong jari paman Peter, kan?!"

Mereka semua terkejut mendengar tuduhan yang sudah terbukti jika itu adalah fitnah keluar dari mulut Harry. Dengan gerakan patah-patah, Lupin menoleh pada Sirius yang terdiam, dapat dia rasakan sakit yang dialami Sirius ketika melihat tatapan matanya.

"Kenapa kau diam saja, tuan?"

Suara sinis Harry kembali mengalihkan perhatian Lupin dari Sirius. "Apa kau ingin memotong jemariku juga?!" sambung Harry dengan tajam.

"Harry!" tegur Lupin marah.

Sambil mengepalkan kedua tangannya untuk mengontrol emosi, Lupin bicara, "Peter Pettigrew memotong jemarinya sendiri. Dia adalah orang yang sudah mengkhianati orangtuamu! Kau sudah tahu hal itu! Tom Marvolo Riddle telah menghapus ingatanmu!"

Harry diam sama sekali tidak mengindahkan ucapan profesor Lupin. Di saat perhatian yang lain tertuju pada Harry, Snape diam-diam mengusap lembut kantung jubahnya yang terdapat botol ramuan kecil yang berisi ramuan pink hasil racikannya sebelum melakukan perjalanan.

Sedikit cerita, Snape sudah menduga jika raja kegelapan akan menghapus ingatan Harry dan menambahkan memori palsu pada ingatan anak dari cinta pertamanya. Itulah kenapa guru ramuan itu tidak pernah terlihat selama murid-murid berlatih untuk penyelamatan Harry.

Snape sibuk meracik ramuan untuk pemuda bermata emerald itu. Ramuan untuk mengembalikan ingatan, sekaligus menghapus kenangan palsu. Sedikit orang mengetahui soal ramuan ini.

Mysterious Crystal | Drarry ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang