Aksa tersenyum tipis ke arah Ayah Dipta yang saat ini sedang mengatur nafasnya, beberapa waktu yang lalu Ayah Dipta datang ke kamarnya untuk memberikan pukulan karena Aksa menolak ajakan Aska yang meminta dirinya untuk makan malam bersama.
"Masih bisa tersenyum kamu! Dasar anak tidak berguna!"
"Memangnya apa susahnya kamu menerima ajakan Aska? Sekarang anak saya tidak bernafsu makan karena kamu sialan!"
Akh!
Aksa meringis merasakan sakit di bagian perutnya saat tanpa perasaan Ayah Dipta mendaratkan tendangan yang cukup kuat, dengan susah payah Aksa bangkit dari tempatnya dan berhadapan langsung dengan Sang ayah.
"Dan apa susahnya menerima keputusan orang? Aku sudah bilang tidak mau makan malam bersama, tapi kenapa Ayah memaksa Aksa untuk ikut makan malam?"
"Kamu masih tidak mengerti juga? Memang dasarnya kamu anak bodoh, jadi apa yang saya katakan tak akan pernah bisa masuk di otakmu yang kecil itu."
"Aksa bodoh? Tapi kenapa Aksa selalu mengantikan Aska saat dia sakit?"
"Diam kamu anak sialan!"
Bukh!
Darah segar keluar dari mulut Aksa, saat Ayah Dipta kembali mendaratkan tendangannya di perut. Tanpa rasa bersalah Ayah Dipta keluar dari kamar Aksa, meninggalkan Aksa seorang diri di kamarnya dengan rasa sakit.
Aksa mengusap kasar darah yang keluar dari mulutnya, ia tersenyum tipis ke arah pintu kamarnya yang sudah tertutup rapat.
"Bukannya Aksa tidak mau ikut makan malam bersama, tapi bagaimana Aksa bisa makan jika masakan yang Bunda buat adalah ikan. Kalian lupa jika Aksa alergi dengan ikan, kalian hanya memperdulikan apa yang Aska suka dan tidak suka."
Aksa membawa tubuhnya yang sakit itu ke tempat tidur, setidaknya ia bisa mengistirahatkan tubuhnya dari semua yang terjadi. Aksa juga mau ikut makan malam bersama kedua orang tuanya dan Aska, tapi masakan yang Bunda Sandra selalu masakan yang Aska suka dan tidak bisa Aksa makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE
FanfictionMenjadi Aksa dan Aska memang sama-sama sakit, tapi menjadi Aksa lebih sakit.