[17] IRREPLACEABLE

1.7K 119 4
                                    

"Jauhin Yudha, nggak usah deket-deket lagi sama dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jauhin Yudha, nggak usah deket-deket lagi sama dia."

Aska menatap penuh tanda tanya ke arah Aksa. apa dia tak salah dengar dengan apa yang baru saja di katakan dengan saudara kembarnya ini? Apa Aksa baru saja memintanya untuk menjauhi Yudha, sahabatnya sendiri.

"Kenapa gue harus jauhin Yudha? Dia sahabat gue," jawab Aska dengan nada yang tak mengenakan.

Aksa tersenyum tipis mendengar apa yang di katakan dengan Aska.

"Sahabat? Sahabat mana yang punya niatan buat celakain sahabatnya sendiri, sadar! Dia itu nggak suka sama lo, jangan jadi anak yang mudah di bodohi. Lo pinter, jangan jadi anak bodoh!"

"Yudha nggak kayak gitu, dia baik sama gue. Di bahkan selalu ada di sisi gue, saat lo nggak pernah ada buat gue."

Aksa menghela nafas lelah. "Terserah! Tapi nanti kalau Yudha berbuat jahat sama lo, jangan pernah lo minta bantuan sama gue."

Aksa berbalik badan siap untuk pergi dari hadapan Aska, tapi langkahnya terhenti saat mendengar Aska kembali berbicara.

"Buat apa gue minta bantuan sama anak yang suka bikin ulah, anak yang suka buat kekacauan. Jangan lo kira gue diam saja, lo bisa perlakuin gue semua lo!"

Aska berjalan satu langkah lebih dekat ke arah Aksa.

"Gue iri sama lo, Sa."

"Iri? Apa yang lo iri dari gue?"

"Kehidupan lo, gue iri hidup bebas tanpa ada larangan. Gue selalu iri karena kebebasan yang Ayah kasih ke elo, gue juga mau dapat kebebasan itu. Tapi gue nggak pernah! Ayah selalu nuntut gue jadi yang dia mau."

Aksa membalikkan tubuhnya dengan tatapan yang sulit di artikan, ia juga ikut mendekat ke arah Aska. Membuat Si kembar saling berhadapan, dengan jarak yang begitu dekat.

"Lo nggak tahu apa-apa!" tekan Aksa, dengan emosi yang tertahan.

"Gue tahu semua! Gue tahu semua Aksa!" jawab Aska dengan nafas yang sudah tak beraturan lagi.

"Apa yang lo tahu?"

"Lo, lo adalah anak kesayangan Ayah. Lo bisa bebas melakukan apapun yang lo suka tanpa adanya tekanan, sedangkan gue? Ayah selalu saja menekan gue buat selalu berada di juara satu!"

Aksa tersenyum tipis mendengar apa yang di katakan dengan Aska, apa baru saja ia mendengar jika dirinya adalah anak kesayangan Ayah Dipta? Aska tidak tahu jika ia selalu di siksa dengan Ayah Dipta, mungkin Aska memang terluka tapi Aksa lebih sakit.

"Bedain rasa sayang sama nggak peduli, itu bukan rasa sayang tapi nggak peduli."

"Ayah selalu peduli sama lo!"

"Buktinya apa?"

Aska terdiam saat mendapatkan pertanyaan itu, membuat Aksa tersenyum tipis melihat diamnya saudara kembarnya ini.

IRREPLACEABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang