"Anda mau kemana?"
Aska memberhentikan langkahnya saat mendengar suara seseorang menegur dirinya, dan mempertanyakan tentang ia akan pergi ke mana. Aska menatap tajam ke arah pintu putih, dimana di dalamnya terdapat Yudha yang dalam keadaan masa pemulihan dari tembakan sebelum Yudha di bawa ke kantor polisi.
"Saya mau masuk ke dalam."
"Anda tahu siapa yang ada di dalam? Apa anda sudah mendapatkan izin untuk masuk ke dalam?"
"Saya tahu siapa yang ada di dalam, dan untuk apa saja harus mendapatkan izin untuk masuk ke dalam."
Aska yang akan masuk ke dalam ruang inap milik Yudha kembali harus terhenti, saat polisi yang menjaga kamar Yudha menahan dirinya. Hal itu berhasil membuat Aska marah, ia melepaskan tangan polisi itu dengan kasar.
"Anda tidak berhak menahan saya, orang yang ada di dalam sana adalah alasan kenapa saudara kembar saya berada di ambang hidup dan mati. Saya ingin berbicara dengan dia," kata Aska dengan emosi yang meluap-luap.
"Maaf, tapi memang sudah peraturan dari kami untuk menahan siapa saja yang ingin mencoba masuk ke dalam tanpa izin terlebih dahulu."
"Kalian membela seseorang yang hampir merenggut nyawa seseorang?"
"Bukan begitu, tapi ini sudah menjadi peraturan kami. Jika anda ingin berbicara dengan Yudha, maka tunggu sampai ia keluar dari rumah sakit. Lagipula semua ini juga untuk kebaikan anda," kata polisi itu meyakinkan Aska.
"Saya tidak peduli! Yang sama mau adalah menemui orang gila itu."
Dengan kasar Aska membuka kamar Yudha, menampilkan Yudha yang terbaring tak berdaya dengan infus yang ada di tangannya. Aska melangkah lebar ke arah Yudha, ia tak peduli jika polisi itu terus saja menahan dirinya.
"Gue bahagia lihat lo dalam keadaan seperti ini," senyuman tipis muncul di wajah seorang Aska.
Yudha melihat ke arah Aska, bukan merasa bersalah karena ia hampir saja membunuh Aska dan sudah mencelakai Aksa. Yudha malah tersenyum lebar, membuat emosi Aska semakin naik.
"Gue lebih bahagia karena udah berhasil balas dendam, sekarang tinggal nunggu kabar kematian saudara kembar lo yang sok itu."
"Sialan!"
Polisi itu menahan tubuh Aska yang akan melukai Yudha, polisi itu membawa Aska untuk keluar dari ruangan itu.
"Lebih baik sekarang anda pergi dari sana, jangan membuat keributan."
"Ck."
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE
FanfictionMenjadi Aksa dan Aska memang sama-sama sakit, tapi menjadi Aksa lebih sakit.