Perjalanan menuju tempat pemakaman begitu sendu saat mendengar suara tangisan Bunda Sandra, yang terus saja meminta untuk Aksa kembali kepada dirinya, juga sudah beberapa kali Bunda Sandra jatuh tak sadarkan diri.
Aska berada di barisan yang paling depan untuk membawa jenazah Aksa, jiwanya seperti hilang setengah saat ia harus membawa Aksa ke tempat peristirahatan terakhirnya. Mereka kembar, tentu saja mereka begitu terikat sampai merasakan apa yang mereka rasakan satu sama lain.
Julian, Jidan, dan Haikal juga ikut membawa jenazah sahabatnya untuk pergi ke peristirahatan terakhirnya. Mereka masih belum siap untuk kehilangan Aksa, sahabat mereka yang sudah mereka anggap seperti saudara sendiri.
"Aksa, jangan tinggalkan Bunda."
Bunda Sandra terus saja mengatakan untuk meminta Aksa kembali kepada dirinya, ia menggeleng menolak saat dengan perlahan tanah itu menutupi tubuh Aksa.
Sesi pemakaman itu berjalan dengan lancar, semua orang menangis sosok Aksa yang harus pergi untuk selama-lamanya. Aska memeluk Bunda Sandra erat, ia berjanji akan menjaga Bunda Sandra ke Aksa.
Bunda Sandra menjatuhkan dirinya di sebelah makam Aksa, dengan mata yang sedari tadi sudah basah dengan air mata. Ia memeluk batu nisan milik Aksa.
"Aksa anaknya Bunda, ayo pulang. Katanya kamu mau pulang, tapi kenapa pulang ke sini?"
"Kamu suka bubur kacang ijo, kan?"
"Bunda sudah buatkan bubur kacang ijo untuk kamu, jadi ayo pulang."
"Jangan diam saja Aksa, ayo jawab Bunda."
"Bunda, sudah."
Bunda Sandra menggeleng, ia menolak saat Aska membantu dirinya untuk berdiri.
"Aska, minta ke Aksa untuk bangun, Bunda tidak mau Aksa tidur di sini. Ajak Aksa untuk pulang Aska," kata Bunda Sandra lemah.
"Bunda sudah, Aksa sudah tenang di sana. Jangan buat Aksa sedih dengan melihat Bunda seperti ini, lebih baik sekarang kita pulang."
"Ngga, Bunda ngga mau pulang dan meninggalkan Aksa. Bunda ngga mau Aska," tolak Bunda Sandra.
Bunda Sandra semakin erat memeluk batu nisan yang bertuliskan nama Aksa, Ia meminta ke Aska untuk mengeluarkan Aksa dari sana.
Membuat siapa saja yang melihat Bunda Sandra seperti ini merasa ikut ke dalam ke kesedihan, kesedihan seorang Ibu yang kehilangan anaknya.
Aska kembali membantu Bunda Sandra untuk bangun, kali ini Bunda Sandra pasrah dengan tarikan Aska. Aska membersihkan wajah Bunda Sandra yang terkena tanah, ia tersenyum untuk memberikan ketenangan ke Bunda Sandra.
"Bunda ayo pulang, hari semakin gelap."
"Bunda ngga mau Aska, Bunda ngga mau tinggalin Aksa sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE
FanfictionMenjadi Aksa dan Aska memang sama-sama sakit, tapi menjadi Aksa lebih sakit.