"Aksa!"
Aksa menghela nafas panjang saat mendengar suara Aska yang memanggil namanya, ia berbalik badan untuk berhadapan langsung dengan Aska.
"Apa?"
"Lo mau pulang, kan? Gue nebeng sama lo," minta Aska.
"Nggak."
"Nggak apa? Jawab itu yang bener napa, jadi gue bisa ngerti sama apa yang lo bilang."
"Gue nggak mau balik sama lo! Puas?"
"Kenapa, sih? Lagian kita itu satu rumah, kenapa nggak mau pulang bareng. Kan, kalau ada temen di perjalan pulang lebih enak."
"Lo pulang sama Pak Dadang."
"Kalau ada lo kenapa harus pulang sama Pak Dadang? Ayolah Sa, kita pulang bareng. Ya?"
"Ck, udah gue bilang nggak. Lo budek apa? Kalau mau cepat pulang minta antar sama sahabat lo itu," setelah mengatakan itu Aksa meninggalkan Aska di sana.
Aska terus saja memandang punggung Aksa yang sudah menghilang, Aska tidak tahu karena apa hubungannya dan Aksa bisa merenggang. Dia mau Aksa dan dirinya kembali seperti dahulu, dimana keduanya selalu bersama-sama.
"Aksa, gue kangen sama kita yang dulu."
Aksa memberhentikan langkahnya saat melihat Sang bunda yang berada di depan rumah, Bunda Sandra sedang sibuk menyirami bunga-bunga yang berada di depan rumah untuk mempercantik rumah mereka.
"Assalamu'alaikum Bunda."
"Wa'alaikumsalam," jawab Bunda Sandra yang masih fokus dengan bunga-bunganya.
"Aksa masuk dulu."
"Ya."
Aksa mendudukkan kepalanya sambil berjalan masuk ke dalam rumah, ia tidak akan pernah bisa berlaku keras ke Bunda Sandra. Kelemahan Aksa adalah Bunda Sandra, dia bisa bersikap keras ke Ayah Dipta dan Aska. Tapi jika Aksa sudah berhadapan dengan Bunda Sandra, Aksa akan sangat lemah dan selalu mengatakan iya dengan apa yang Bunda Sandra mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE
FanficMenjadi Aksa dan Aska memang sama-sama sakit, tapi menjadi Aksa lebih sakit.