[19] IRREPLACEABLE

1.9K 138 2
                                    

Aksa melihat secara bergantian selembar kertas yang berada di atas meja dengan Pak Hendra, ia memberikan tatapan bingung yang bisa langsung di tangkap dengan Pak Hendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksa melihat secara bergantian selembar kertas yang berada di atas meja dengan Pak Hendra, ia memberikan tatapan bingung yang bisa langsung di tangkap dengan Pak Hendra.

"Kamu berbakat dalam musik, dan beberapa hari lagi sekolah kita akan mengikuti lomba musik. Jadi saya menyarankan nama kamu untuk menjadi peserta, dan guru yang lain setuju dengan itu. Jadi kamu sudah terdaftar di perlombaan itu," jelas Pak Hendra panjang lebar.

"Saya tidak tertarik."

"Kenapa? Kamu pandai dalam alat musik, bahkan kamu lebih bagus dari pada anak-anak yang mengikuti ekskul musik."

"Saya tidak suka," ucap Aksa datar. "Jadi lebih baik batalkan, cari nama dari anak musik saja. Apa sudah tidak ada lagi yang harus di bicarakan?" tanya Aksa.

"Tapi—"

"Saya pamit," sebelum Pak Hendra melanjutkan ucapannya, Aksa sudah memotong ucapan Pak Hendra dan pergi dari sana.

Pak Hendra hanya bisa menghela nafas panjang, jika Aksa tidak mau melakukan itu ia harus mencari orang lain untuk menggantikan Aksa. Nama Aska lah yang keluar dari kepalanya, anak itu juga pandai dalam alat musik dari pada teman-temannya yang lain.

Dari kejauhan bisa Aksa lihat jika Aska yang berjalan seorang diri, awalnya ia tak ada niatan untuk mendekat ke arah Aska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kejauhan bisa Aksa lihat jika Aska yang berjalan seorang diri, awalnya ia tak ada niatan untuk mendekat ke arah Aska. Tapi saat Aksa melihat ke atas, kedua mata Aksa terbuka lebar saat melihat sebuah pot bunga akan jatuh tepat di Aska. Membuat Aksa mengeram kesal, dengan sekuat tenaga Aksa berlari ke arah Aska.

Aksa mendorong Aska menjauh dari tempatnya, dan tepat saat itu pot bunga itu jatuh ke tanah dan pecah. Tentu saja Aska terkejut karena aksi Aksa yang tiba-tiba itu, Aska melihat ke arah Aksa yang berdiri tidak jauh dari dirinya.

"Kalau jalan liat sekitar," ucap Aksa.

Aska bangun dari tempatnya, ia berjalan mendekat ke arah Aksa yang masih setia berdiri di tempatnya.

"Kenapa lo bantu gue?"

Kedua alis Aksa menyatu, kenapa Aska bertanya tentang itu? Seharusnya Aska tahu apa maksud dari Aksa menolong dirinya.

IRREPLACEABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang