Setelah tiga hari Aska berada di rumah sakit untuk masa pemulihan, hari ini Aska sudah di perbolehkan untuk pulang. Bocah itu tentu saja merasa senang, karena dia bisa bertemu dengan Aksa. Selama Aska berada di rumah sakit, Aksa tidak pernah datang untuk sekedar melihat keadaannya.
"Sudah selesai," kata Bunda Sandra setelah semua barang-barang milik Aska beres.
"Aska mau jalan sendiri atau gendong?" tanya Ayah Dipta.
"Jalan sendiri saja, Aska sudah besar."
"Anak pintar~"
"Ayo kita pulang," ajak Bunda Sandra."
"Ayo!!" balas Aska begitu semangat.
"Sepertinya anak Ayah ini sudah rindu dengan rumah."
"Bukan rindu dengan rumah, tapi Aska rindu dengan Aksa."
"Kenapa kamu masih peduli dengan anak yang—"
"Mas," Bunda Sandra memotong ucapan Ayah Dipta agar tidak mengatakan yang aneh-aneh.
"Baiklah."
Ketiganya berjalan beriringan, di tangan Bunda Sandra ada Aska yang memegang erat-erat tangan Bunda Sandra. Dan di sebelah kanan Aska, ada Ayah Dipta yang juga memegang tangan Aska. Ketiganya seperti keluarga bahagia.
Aksa! Aksa! Aksa!" Aska memanggil saudara kembarnya itu tiga kali dengan semangat, Aska tak lupa melambaikan tangan saat melihat Aksa yang baru saja keluar dari dapur.
"Ngapain kamu dari dapur?" tanya Bunda Sandra.
"Habis ambil minum, Aksa haus."
"Aksa! Aska kangen banget sama Aksa, di sana membosankan. Aksa ayo kita main, aku baru saja dapat mainan baru dari Ayah."
"Nggak," tolak Aksa.
"Aksa kenapa? Ayo kita main! Nanti Aksa boleh mainkan punya Aska sepuasnya, tapi ayo kita main."
"Aku bilang nggak mau."
"Aksa," panggil Bunda Sandra lembut. "Kamu main sama Aska, ya? Dia itu rindu sama kamu," kata Bunda Sandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE
Fiksi PenggemarMenjadi Aksa dan Aska memang sama-sama sakit, tapi menjadi Aksa lebih sakit.