“ Terkadang Aku berfikir.
Kenapa Aku bisa hidup?
Namun,Ada kalanya sebuah titik Takdir sekecil atom bisa saja bisa menjadikan hal terindah yang tidak bisa dilupakan untuk selama-lamanya.
Umpamanya sebuah novel,Kehidupan juga sudah ditentukan.Mulai dari Prolog,Inti,Epilog,Bahkan Sekuel untuk kisah mereka hingga akhir umur.
Aku tidak tahu kenapa aku bisa memikirkan hal serumit perumpamaan ini.Laksana sebuah kapal yang tetap memaksakan dirinya untuk berlabuh didalam badai,Meski kehidupan itu memiliki lika-liku dan warna-warninya sendiri,Tetapi Aku tetap bersyukur bisa menemukan suatu titik dalam Relativitas Waktu yang membuatku tidak jadi untuk menyerah.
Mereka,Cahaya yang telah menerangi hidupku yang sebagian besar terisi oleh kegelapan permanen,Yang bahkan Aku kira tidak bisa diterangi oleh siapapun kecuali Aku sendiri.Meski saat waktu paling runtuh,Aku tidak yakin bisa menerangi diriku dan kehidupanku sendiri.Simpelnya yaitu sebuah gudang yang lama tak berpenghuni.
Mereka,Kuas yang dicelupkan kepada Cat dan mewarnai hidupku dengan Sangat Sempurna.Sebagian besar bagian kehidupanku itu dipenuhi dengan monokrom tanpa definisi,Bak Rumah tanpa Penghuni.Kosong dan monokrom,Tak memiliki definisi dan tujuan tersendiri didalamnya.Namun Mereka mengubahnya,Warna-Warni Mereka bukanlah sekedar warna,Namun adalah warna yang benar-benar Tuhan takdirkan untuk dilukiskan kedalam Hidupku.
Mereka,Orang-Orang yang telah berhasil mengubah hidupku yang suram menjadi jalan menuju Cahaya yang pasti.Aku tidak bisa menyangkal bahwa lika-liku konflik inilah yang menjadikan hidupku lebih berwarna,Karena sebenarnya,Konflik juga merupakan warna yang diskenariokan Tuhan untuk dilukis kedalam Hidupku.Umpama saat kau tidak bisa membuat sketsa yang bagus di kanvas,Sesekali itu akan membuatmu ingin menyerah tapi sesekali membuatmu lebih tertantang untuk melakukan yang lebih bagus dan baik.
Dan Aku tahu,Pertemuan kita adalah Prolog.Sebuah sketsa Indah yang Tuhan lukiskan pada kanvas hidupku.
Keseharianku bersama mereka adalah inti cerita.Dimana sebuah sketsa menjadi matang dan ditebalkan menggunakan pulpen.
Konflik-konflik itu merupakan fase tersulit,Membuat kapal hatiku terombang-ambing di lautan emosi yang begitu besar.Ada satu titik tertentu didalam roda kehidupan untuk menyuruhku menyerah,Namun ada satu titik yang menyuruhku untuk tetap bertahan.
Ya,Bertahan.Bertahan berkat mereka,Mereka yang merupakan Skenario terbaik dari Tuhan,Mereka yang telah melengkapi titik kosong didalam hidupku,Mereka yang telah membuatku ingin hidup lebih lama lagi,Mereka yang membuatku tidak ingin menyerah.
Pertemuan didalam sebuah Akademi yang bisa dibilang adalah perantara dari mata ke mata.Tatapan yang memancarkan antusiasme dan semangat untuk hidup selalu membuatku merasa bangkit kembali dari kejatuhan paling besar.
Bahkan Aku sempat tidak tahu.Kenapa aku memilih Hidup? Padahal Aku selalu dihantui oleh rasa bersalah yang sangat besar karena telah menyeret mereka kedalam masalahku sendiri.Padahal mereka bukanlah siapa-siapaku,Kan?
Namun itu diruntuhkan.
Kau lahir untuk mereka,Mereka lahir untukmu,Ujar jiwa itu sebelum mendorongku pada Cahaya.
Aku juga tidak tahu kenapa aku tidak memberontak.Aku hanya diam,Melihat cahaya yang semakin terang benderang menyinari mataku,Sehingga akhirnya aku berada disini.
Didalam sebuah Alam Semesta,Bersama Mereka,Sampai maut yang akan memisahkan kita bersama-sama.Manusia-Manusia yang telah menerangi hidupku dengan cahaya mereka,Dan telah mewarnai hidupku dengan warna-warni khas mereka.
Terimakasih tak cukup bila hanya diucapkan bahkan 100 kali tak cukup.Kalianlah alasanku untuk bertahan,Alasan bahwa didunia masih ada orang yang sangatlah baik. ”
[Name] menutup jurnal yang telah ia tuliskan seutas kisahnya dengan mereka di Flarucia Academy.Akademi yang merupakan perantara dari mata ke mata,Dari hati ke hati,Dari perasaan ke perasaan.Semuanya terhubung,Mereka umpama sebuah kabel listrik dan colokannya,Saling melengkapi satu sama lain untuk menciptakan sebuah energi bernama listrik.
"Teman-Teman,Bisa belikan aku soda? Aku haus." Pinta [Name].
"Jangan,Bodoh.Kau masih sakit." Rin menautankan kedua alisnya,Mengingat bahwa [Name] baru saja siuman beberapa jam lalu,Dan sekarang ia meminta soda?
"Benar itu! Kalau mau kubelikan air putih saja,Ya!" Bachira tersenyum dan langsung melengos pergi,Diikuti Isagi dan Chigiri yang protes karena dia curi start untuk membelikan [Name] minuman.
"Ada-ada saja." Rin hanya menggeleng-geleng melihat para Kakak Kelasnya itu.Lalu melihat [Name] yang masih memandangi tulisannya.
"Kak Yoshiko nulis apa? Sampai dilihatnya senyum-senyum lagi."
[Name] menoleh.
"Hanya sebuah perumpamaan perihal seutas kisah dari hati ke hati."
==============================
STARLIGHT: END ✓
[ADA BONCHAP]
AKHIRNYA! Book ini RESMI TAMAT guyss!! Gimana nih ceritanya selama ini? Maaf kalau banyak kekurangan,Soalnya author masih pemula! Kalau seru makasih banyak! Kalau kurang menarik maaf ya!
See u guys!
Tertanda,
nii_kei.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐬𝐭𝐚𝐫𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭 • 𝐛𝐥𝐮𝐞 𝐥𝐨𝐜𝐤.
Teen Fiction★﹐Yoshiko [Name] .﹗﹑ apa? kau tidak kenal idol ternama Yoshiko [Name]? parah sekali! belakangan ini, nama superstar dengan marga Yoshiko menggemparkan dunia maya atas suaranya dan tariannya yang tiada tanding di panggung. sungguh spektakuler! tapi...