Bab 17: FanMeeting

184 23 0
                                    

"Semua persiapan beres,Nona.Tinggal menunggu Tuan,Nyonya dan Nona datang kesini." Ujar Akihiro dan menegakkan kembali tubuhnya.

[Name] tersenyum tanda terimakasih.Lalu mulai menyisir rambutnya lagi,Dan mengikatnya simpel,Hanya ikat satu dibelakang dengan dua helai rambut terjuntai di kanan dan kirinya.

"Baiklah,Nona.Saya permisi." Akihiko keluar dan menutup pintu,Meninggalkan [Name] sendiri.

[Name] melirik cermin.Menatap surai pirangnya yamg diikat satu,Mata ungu anggurnya yang agak sayu,Lalu pakaiannya untuk fanmeeting kali ini.Hanya sebuah kaus hitam tanpa lengan,Dibalut dengan mantel cokelat dengan rok sepaha yang mengekspos bahunya.

[Kira-kira gitulah..]

"Nona Yoshiko! Ini saatnya!"

[Name] menyeringai senang.

Tak boleh lagi ada hama yang menghalangi jalannya menuju cahaya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Acara FanMeeting

Suara jepretan dan flash light dari kamera itu membuat [Name] sedikit bosan.Ia sudah bosan terkena hal-hal semacam itu.

Di acara ini,[Name] meminta bantuan Isagi,Nagi,Chigiri dan Bachira untuk memberi bukti.

Setelah [Name] duduk,Satu orang reporter mulai bertanya.

"Nona Yoshiko,Apakah rumor itu benar?! Soal rumor bahwa Anda merupakan J*lang?!" Tanyanya.Oh,Jelas sekali kalau orang yang melakukan hal tersebut—Dan ditanyai soal hal itu,Pasti akan menyangkal.

"Tentu saja tidak.Bagaimana bisa setangkai mawar seperti saya melakukan hal menjijikkan itu?" Ujar [Name] sarkas.Membuat beberapa reporter mulai menjepret foto lagi untuk dirilis kedalam koran atau majalah harian.

"Apakah ada bukti soal itu,Nona Yoshiko?!" Tanya seorang reporter perempuan.

[Name] mengangguk."Tentu saja ada.Kalau tidak ada,Buat apa saya mengadakan fanmeeting ini?" Ujar [Name] lagi,Lebih sarkas.

"Apa bukti itu,Nona?!" Tanya seorang reporter lagi.[Name] tersenyum dan melirik pada keempat laki-laki yang ada disampingnya.

"Tentu saja mereka.Kalau mereka bukan bukti untuk apa saya mengundang mereka?" [Name] menjawab lagi dengan santai.

Para Reporter kembali heboh dengan kamera mereka,Atau ada beberapa yang mencatat.

[Name] bangkit dari duduknya,Dan mengambil mikrofon yang tadinya ada di meja.

"Saya akan membuktikan dengan kesaksian mereka,Juga dengan kesaksian satu orang lagi." Ujarnya dan melirik samping kiri.

Disitulah,Seorang gadis berambut ungu tua berjalan dengan gemulai kehadapan kamera.Bibirnya mengulum senyum,Namun [Name] tahu bahwa berjuta-juta emosi campur aduk ada didalam senyum misteriusnya itu.

"Kesaksian seorang Furuto Sora."

Sora duduk di kursi terakhir yang tersisa,Disamping [Name].Sementara orangtuanya menatap Sora datar,Mereka dapat tempat duduk paling depan.

"Pertama,Mari kita mulai dengan fitnah saya," [Name] berkata lalu duduk kembali.Menatap teman-temannya.

"Pertama,Apakah saya pernah melakukan hal itu kepada kalian?"

Pertanyaan itu ditanggapi dengan gelengan.Semua reporter mulai heboh kembali.

"Saya tidak pernah mengira Yoshiko-San melakukan itu," Isagi buka suara."Saya juga cukup terkejut,Awalnya.Namun setelah dipikir lagi dengan logika,Apakah kalian percaya bahwa seorang Gadis se-sopan Yoshiko-San melakukan hal aneh itu?"

"Aku setuju." Tanggap Nagi.Menatap semua orang reporter satu-persatu."Kalian bodoh,Ya? Apakah logika kalian bekerja?"

"Dann,Yoshiko-San juga hanya friendly,Ramah.Garis bawahi,Ya! Ramah bukan berarti mur*han,Semuanya! Ditambah Aku tidak pernah mendapat perlakuan semacam itu dari Yoshiko-San!" Bachira berbicara sambil tersenyum.

Semua reporter mulai lagi mengambil foto,Merekam suara dan mencatat tanggapan.

"Keempat,Dan yang paling utama,Saya juga tidak pernah mendapat perlakuan semacam itu.Seperti apa yang dikatakan Bachira,Yoshiko-San itu ramah,Dan sebagian orang menyalahartikan kata itu,Membuat sebuah salah paham besar." Chigiri menutup segala opini buruk semua orang dengan omongan panjangnya.

Para reporter berseru kagum.Ternyata benar bahwa itu adalah fitnah yang dilemparkan seseorang yang iri pada [Name].

"Lalu,Apakah anda tahu siapa yang menyebarkan fitnah itu,Yoshiko-San?!" Tanya seorang reporter.

[Name] tersenyum.Sebelum menjawab,Ia melirik Sora yang menunduk dalam-dalam,Bisa dilihat keringat dingin mengaliri dahinya.

[Name] berdiri dan menghampiri bangku Sora,Memegang punggung bangkunya lalu mencengkram dagu Sora.Mengarahkan wajah kacaunya kehadapan kamera.

"Hama ini adalah orang yang menyebarkan fitnah tersebut." Ujar [Name] dan menyeringai,Gigi putihnya terlihat.

Orangtua Sora tampaknya marah sekali.Bisa dilihat mereka berwajah datar,Namun kerutan di dahi mereka tidak bisa disembunyikan dari penglihatan siapapun.

"BENARKAH ITU?!"

"WAH.."

"KENAPA BISA BEGITU,YOSHIKO-SAN?"

"KENAPA ANDA MENGUNDANGNYA KESINI,YOSHIKO-SAN?"

Hujaman panah pertanyaan mulai menghujami [Name]."Baiklah,Akan kujawab satu-satu." Ujarnya dan melepaskan genggamannya pada dagu Sora,Dan kembali ke bangkunya.

"Pertama,Kenapa bisa begini? Singkatnya,Sora iri karena dia adalah anak yang tak diinginkan dan orangtuanya lebih memilihku," Ujar [Name] menjelaskan.Sora menatap [Name] geram,Poninya berantakan membuat kesannya seperti orang gila.

"Kedua,Kenapa aku mengundangnya kesini? Karena aku ingin menyampai kan beberapa hal."

Para awak media mulai mengangkat kamera mereka,Menunggu penjelasan sang Mawar.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mari lewati setelah [Name] memaparkan teorinya yang beberapa hari lalu ia bahas bersama Akihiro.

Awak media tampak tidak menyangka dengan semua fakta itu.Mereka mulai mencatat,Memotret,Dan merekam semua penjelasan [Name] lagi.

"Jadi,Saya ingin hukuman yang setara bagi keluarga Furuto," Ujar [Name] dan melirik Sora,Yumi,Dan Tadashi bergantian.

"Hukuman penjara."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kamar [Name]

"GILA!! CAPEK BANGET WOY LAH..!!" Keluh [Name],Merebahkan dirinya dikasur.Masalah soal keluarga Furuto sudah diurus,Mereka bertiga dipenjara.Sora karena fitnahnya,Tadashi karena kasus pelecehan seksual dan Yumi dengan kasus serupa.

"Iya loh,Dag dig dug banget." Reo menatap [Name] yang sedang mengipasi dirinya dengan kipas.

"Lo yang nonton aja deg deg-an,Apalagi gue yang ngomong? Mau mati rasanya.Apalagi ini pertama kali gue jadi saksi buat ngebuktiin fitnah." Keluh Chigiri,Masih sibuk mengetik ceritanya hari ini di media sosial.

"Oh aja sih wir,Orang kita ngomongnya dikit." Isagi mencibir dan duduk disebelah [Name].

"Sedikit mata lo.Kita juga harus ngelengkapin teori Yoshiko.Yakan?" Chigiri melirik Nagi.Nagi hanya mengangguk,Masih fokus bersandar di bahu [Name] sambil memainkan ponselnya.

"Iya,Sih.Tapi Yoshiko-Chan keren banget! Bisa sampai bercerita teori! Chira kagumm banget!!" Bachira tertawa dan menerbangkan pesawat kertas yang tadi baru dibuatnya.

[Name] tertawa.Lalu melihat bulan purnama.

==============================

Klimaksnya sudah beres (?) Nih.Apalagi ya selanjutnya? Author pun tidak tahu,Apalagi kamu.Btw maaf bru up,gada ide + sibuk sama tugas sekolah :D

𝐬𝐭𝐚𝐫𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭 • 𝐛𝐥𝐮𝐞 𝐥𝐨𝐜𝐤. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang