Bab 18: Sudah Takdirnya

179 20 5
                                    

Bangun pagi di hari senin ini membawa perasaan paling lega dalam diri [Name].

Terlebih lagi,Setelah Orangtua [Name] menonton live stream FanMeeting [Name] yang membuktikan fitnah itu dengan sangat cerdas,Membuat keduanya menyesal dan minta maaf atas perlakuan mereka selama ini.Meski mereka tidak pulang,Tapi [Name] tetap bahagia.

Berjalan dengan lunglainya kearah kamar mandi lalu mandi,Memakai seragam,Dan sarapan,Adalah kegiatan paling normal yang [Name] lakukan di pagi hari ini.

"Selamat pagi,Nona!" Ujar Bibi dan menggeserkan satu kursi untuk Nonanya duduk.

"Pagi juga,Bibi.Hari ini sarapan apa?" Tanya [Name].Bibi tersenyum dan menaruh piring berisi sup dan kruton yang lezat.

"Wah! Favoritku! Terimakasih,Bibi!" [Name] mengambil sendok dan langsung melahap habis semua sarapannya.

Memang sudah Takdirnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Stasiun Kereta Api

Oke.Pertama,Kenapa [Name] pergi ke stasiun? Jawabannya adalah,Mobil untuknya pergi ke sekolah tiba-tiba mogok dan harus diutak-atik di bengkel.

Kedua,Hanya kereta yang dapat mengantar [Name] ke sekolahnya.

Ada 45 menit lagi sebelum jam pelajaran dimulai.[Name] bisa sedikit bersantai,Dan bila naik kereta tidak akan ada yang namanya macet.

Kereta yang akan ditumpangi [Name] sudah datang.Ia masuk dan duduk dikursi paling belakang.

Kursi itu berada disamping jendela.Menampilakan pemandangan kota yang lumayan ramai.Para Remaja mulai berlalu-lalang,Berangkat pergi ke sekolah dan orangtua mereka pergi ke kantor.Kios-kios makanan mulai buka,Begitu pula dengan kafe dan restoran.

Sungguh pemandangan yang indah,[Name] merasa ingin memandanginya terus.Yah,Beruntunglah karena kota ini merupakan kota yang asri dan bersih,Udara menjadi sangat sejuk apalagi saat pagi hari.

Memang sudah Takdirnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[Name] turun dari kereta dan melangkahkan sepatunya ke trotoar.Sebelum itu,Ia mau membeli sebungkus bakpau untuk camilan.Berhubung [Name] sedikit nekat untuk makan di kelas Pak Ego—Meski makan di kelas itu dibolehkan asal tak mengganggu—Jadi yah,Apa salahnya untuk nekat,Kan? Berhubung author juga suka diem-diem nyemilin permen pas pelajaran,Hehe.

[Name] melangkah ke kios bakpau yang berada tak jauh dari sana.Lalu membeli sebungkus bakpau hangat rasa cokelat kacang.Pastinya enak,Apalagi saat dimakan saat kelas Pak Ego yang membuat pusing tujuh keliling pastinya.

[Name] melangkah di sepanjang trotoar.Banyak orang yang lalu-lalang.Ada 30 menit lagi sebelum jam pelajaran.Sebenarnya [Name] bisa saja mampir ke Mall dekat sini sebelum berangkat sekolah,Tapi ia mencoba untuk menjadi disiplin kali ini.Image adalah salah satu hal yang harus dijaga Idol maupun Murid-Murid biasa.

Bunga sakura itu berguguran,Mengenai jalanan yang cukup ramai pagi itu.Pemandangan yang selalu [Name] lihat ketika berangkat ke Akademinya.

Memang sudah Takdirnya.



Lampu merah bagi pejalan kaki sudah mati.












Apa yang membuatnya terus melangkah padahal waktunya masih banyak? Entahlah.












Yang pasti,Gadis itu sudah tergeletak dengan banyak darah terciprat dari kepalanya.

Memang sudah Takdirnya.

==============================

Waduh,Apaan nih? Btw maap dikit ygy,Soalnya udh kepikiran inti tapi gak kepikiran kalimat pendukung,Jadinya ya gitu :)

Mendekati ending nih guys,wkwk.

𝐬𝐭𝐚𝐫𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭 • 𝐛𝐥𝐮𝐞 𝐥𝐨𝐜𝐤. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang