Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🐺.
.
.
.
Miu menghela nafas panjang sambil memperhatikan murid nya asyik bercerita satu sama lain, termasuk Gupi dan Ohm.
Ya, GUPI dan OHM!
Miu kembali menghela nafas panjang di ikuti tarikan yang berat.
"Kupikir hari buruk ku akan berlangsung panjang" Cicit Miu sembari menyeruput kopi di atas meja nya.
"Aku tidak pernah sangka anak aneh itu menjadi murid di kelas ku dan yang lebih tidak masuk akal, dia berteman baik dengan Ohm dan yang lain nya hanya dalam seminggu" Mengusap wajah.
"Sepertinya Kepala sekolah ingin membuatku secepatnya mengundurkan diri" Melihat Gupi mulai meninggikan suaranya pada Ohm.
"Apa lagi sekarang?"
"Gupi"Ekspresi Gupi yang tadi nya cemberut, seketika berubah saat mendengar Miu memanggilnya.
"Khab, Pak cantik?"
Ini sudah ke-sekian kali Gupi memanggilnya seperti itu dan Miu cukup sabar untuk mengabaikan nya. Sebenarnya Miu tidak peduli panggilan apapun yang disematkan pada nya asalkan tidak memanggil nya dengan sebutan 'Ibu' atau ia akan memakan orang itu hidup-hidup.
"Ada apa? Kenapa berteriak?"
"Eng? Gupi tidak teriak kok, Pak cantik"
"Tadi bukan nya kamu teriak-teriak disana?"
"Eyy--tidak ada, Pak cantik. Bapak bisa tanyakan saja pada nya" Menunjuk Ohm.
"Kami tadi lagi iseng tes vokal, Pak. Salahkan saja dia yang punya suara melengking" Ohm menunjuk Gupi.
"Aow?" Gupi shock. Netra elang nya menatap tajam ke arah Ohm.
"Tolong, ya. Bapak minta tolong, nih. Bapak kan sudah kasih kebebasan kepada kalian untuk melakukan apa saja di jam bahasa jepang ini, tolong jangan buat keributan, ya. Bapak butuh istirahat disini. Oke? Mengerti? Terima kasih"
"Sama-sama" Jawab Gupi.
"Loh?!" Miu shock ketika mendapati keberadaan Gupi yang sudah ada di sebelahnya.
"Sejak kapan kamu ada disini?""Minum dulu, Pak" Menyodorkan segelas Starbucks rasa kopi dan cokelat pada Miu.
"Tch! Dia bergerak cepat! Aku tidak boleh kalah" Cicit Ohm dan ketika hendak berdiri menyusul Gupi, netra bulat nya tidak sengaja melihat Chimon, sang bendahara kelas, sedang memegang sejumlah uang kertas yang sangat banyak.
Ohm mendekati bangku Chimon.
"Banyak uang, nih"
Chimon melempar tatapan tajam nya pada Ohm dalam diam.
"Aduh" Tiba-tiba Ohm memegang kepala nya memakai tangan kanan.
Chimon mendengus kasar, berpikir bahwa Ohm hanya pura-pura.
"Kalau mau mati, jangan di bangku ku"
"Aduh aduh" Ohm kembali mengerang kesakitan. Tangan kiri nya kini bergerak seperti ingin memegang sesuatu dan berhasil membuat Chimon menjadi bingung dan sedikit khawatir.
"Kau kenapa, bangsat?"
"Kepala ku sakit, butuh pegangan nih---ada 500 Baht, tidak?"
"WAH----ANJING, BABI, PENIS!! BAYAR DULU IURAN MINGGU KEMARIN, KEPARAT"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Can Call Me Monster ⚠️🔞 || GULFMEW {END}
Fiksi Remaja🔞 AREA ♦ BXB ♦ 21+ Mature Content Dia terlihat seperti domba kecil yang tersesat, tadi nya. Sebelum aku mengetahui ada monster mengerikan didalam dirinya. 🔴 Unhealthy Relationship, Toxic, Bully, AU, Sex, ABO DISCLAIMER!! ⚠ UNTUK CERITA INI, KALAU...