U&I-Chapter 31

235 22 18
                                    

Warning! Terdapat adegan 18++Bagi yang belum cukup umur dan yang gak suka adegan ranjang, dihimbau untuk menghindari part ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning! Terdapat adegan 18++
Bagi yang belum cukup umur dan yang gak suka adegan ranjang, dihimbau untuk menghindari part ini!

____

Tangan mungil itu tak akan pernah sanggup membendung tubuh kekar yang memiliki tenaga berkali lipat darinya. Lupakan 'Mas Choky' yang selalu memperlakukannya lembut dan sabar, gairah sudah menggelapkan kewarasannya menjadi sosok buas tanpa belas kasihan, meski sang gadis memelas dan memohon.

"Mas ga boleh gini sama Iwen. Jangan, jangan lakukan ini, Mas," lirihnya disertai gelengan lemah.

Seperti apa pun memohon, tak akan membuat niat itu urung dilakukan. "Mas akan bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu sama kamu, percayalah. Kita akan bahagia sama-sama. Kamu pasti akan menyukainya...." Suara rendahnya bertambah berat akibat deru napas yang tertahan.

Perlawanan sudah tak tampak lagi, saat Choky melepas kancing blusnya satu persatu. Tangannya gemetar, sudah tak sabar ingin secepatnya menyingkirkan semua kain di tubuh mungil gadisnya.

Handle pintu yang dilengkapi sandi, terbuka dari luar. Ijong tampak kerepotan membawa barang belanjaan begitu banyak dalam kantong besar kiri-kanan.

"Mereka ke mana?" Ijong menyapukan pandangannya, sambil memijat lengannya yang pegal. Namun, pasangan kekasih itu tak ada yang nampak di sekelilingnya.

Saling tatap sejenak, menyelami pikiran satu sama lain. Yang dipikirkan mereka sama, kala melihat pintu kamar yang tertutup rapat. Ijong melangkah mendekati pintu, tangannya terulur ingin menarik gagangnya, tiba-tiba Ugi menariknya. Sebuah gelengan menjadi isyarat kalau ia harus mundur dari pintu itu. Ijong menurut saja.

Meski tak pernah membenarkan hal-hal semacam itu, tapi Ugi pun tak mau mempermalukan saudaranya, lebih memilih menghargai privasi mereka. Keluar dari apartemen menjadi pilihan, karean jika tetap di sana, takutnya akan ada suara-suara aneh yang membuat suasana menjadi canggung.

Choky sudah semakin menggila ketika dihadapkan tubuh polos sang kekasih. Kulitnya yang seputih susu, selembut porselen, mulus tanpa cacat dan cela. Choky bersimpuh di antara kaki Iwen yang ia posisikan di antara pinggangnya. Kembali memberinya ciuman dan pelukan, berharap perlakuan lembut akan menenangkannya yang masih gelisah dihantui kekhawatiran.

"Tenangkan dirimu. Semua akan baik-baik saja." Suaranya semakin rendah berbisik. Hal yang tak pernah ia lakukan seumur hidup, begitupun sang gadis yang baru pertama dijamah lelaki. Tangannya menangkup, meremas-remas pelan sepasang gundukan dadanya. Kemudian memilin gemas tombol mungil di puncaknya. Desahan yang sedari tadi ditahan lolos juga. 

"Aaaah...."

Puas dengan tangan,  giliran mulut dan lidahnya yang memberi siksaan nikmat, pada nipple-nya yang sudah semakin memerah karena hisapan yang terlalu kuat, bahkan sedikit terasa kesemutan.

Napas Iwen semakin terengah. Perlakuan Choky cenderung kasar, akaibat dari pengalaman yang minim. Tak tahu bagaimana memperlakukan gadisnya agar bisa menikmati foreplay yang seharusnya menjadi kegiatan menyenangkan, alih-alih rasa sakit yang didapat.

U&I (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang