U&I-Chapter 5

175 28 23
                                    

Iwen dan Ugi nunggu Choky dan Ijong di jalanan depan---nunggu mereka pulang kuliah---udah janjian mau dijemput

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iwen dan Ugi nunggu Choky dan Ijong di jalanan depan---nunggu mereka pulang kuliah---udah janjian mau dijemput.

Gak lama, datang dua motor beriringan, berhenti di depan mereka.

"Udah lama nunggu?" tanya Choky, ngasih helm ke tangan Iwen.

"Lumayan, Mas."

Sementara Ugi tampak canggung berhadapan dengan Ijong. Tak ada percakapan, Ugi nerima helm dari Ijong langsung saja naik ke jok belakang.

Tak terlukiskan senangnya hati Iwen bisa kembali dibonceng Choky. Melihat pundaknya yang lebar, dan tingginya yang menjulang, kalau dilihat dari depan, gak akan ada yang menyangka kalau gadis mungil itu ada di belakangnya.

Tangan Iwen terkepal, ingin sekali melingkar di pinggang Choky, tapi malu.

"Pegangan, Wen, nanti jatuh!" seru Choky keras, mengimbangi suara berisik di sekitarnya.

Seketika senyum Iwen mengembang seperti adonan kue kelebihan ragi. 'Pucuk dicinta, ulam pun tiba' yang ditunggu-tunggu akhirnya terlaksana. Iwen belitkan lengannya di pinggang Choky. Mumpung ada kesempatan, sekalian merapatkan sebelah wajahnya di punggung cowok yang ditaksirnya itu. Matanya terpejam menikmati aroma parfum maskulin menyegarkan bercampur dengan aroma pelembut kain sachet-an, yang biasa dibeli di toko kelontongan samping kontrakan, ia hirup dalam-dalam aroma itu, makin semriwing karena tiupan angin. Dan yang paling membuatnya nyaman, punggung hangat itu membuatnya merasa terlindungi.

Sementara Ugi hanya geleng-geleng karena tingkah Iwen. Tiba-tiba tubuhnya tersentak ke depan karena Ijong ngerem mendadak. Otomatis dadanya yang semula ada sejengkal jarak, merapat 'empuk' di punggung Ijong.

Ugi tepuk pundak Ijong, kesal. "Heh! Kamu teh apa-apaan, mau nyari-nyari kesempatan?"

"Noh! Ada kucing nyelonong seenaknya, lo gak liat? Masa gue mesti tabrak juga!"
Ijong ngegas ga terima karena Ugi yang menuduhnya nyari kesempatan.

Memang benar ada kucing oren yang sekarang sudah ke pinggir, terbukti kalau Ijong gak bohong.

.
.

Saat sampai, langit sudah mulai gelap.
Ugi membuka helm, turun dari motor Ijong. Kawasan itu sangat ramai, di antara studio musik itu ada toserba dan cafe-cafe berjajar beragam tema. Memang sudah menjadi tongkrongan favorit Ijong dan Choky selama kuliah.

Prok! prok! prok!

Dari arah belakang terdengar ada suara tepukan tangan. Keempatnya menoleh ke sumber suara, namun yang ekspresinya kaget cuma Ijong, matanya membeliak seolah melihat hantu Sadako yang keluar dari sumur tua.

Seorang gadis mendekat, memasang wajah angkuh, rahangnya terangkat dan tangan berkacak pinggang. "Bagus ya, Jong, pantes aja di kampus ngehindar terus. Udah punya cewek baru rupanya. Mahasiswi baru?"

U&I (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang